Ruang Osis
Aku sekarang sedang berada diruang rapat lebih tepatnya ruang Osis, disebelahku ada Chabashira-Sensei, sementara didepanku ada tiga orang senior yang menyerangku dan pria yang aku tahu bahwa dia adalah wali kelas mereka. Beberapa menit kemudian masuklah dua orang yang akan aku yakin akan memimpin rapat ini.
Satu orang wanita berambut ungu dan satu orang pria berambut hitam yang menggunakan kacamata. Kalau tidak salah aku pernah melihatnya, oh ya dia adalah orang yang menyambut para murid baru saat acara penyambutan, lebih tepatnya dia adalah ketua OSIS. Ketua OSIS kemudian duduk dikursi sementara wanita yang masuk bersamanya berdiri dibelakangnya, mungkin dia adalah asisten ketua OSIS atau sekretarisnya.
"Sekarang kita akan memulai rapat terkait dengan masalah yang terjadi hari senin lalu. Saya sebagai sekretaris OSIS, Tachibana, yang akan memimpin rapat." Ucap wanita yang berada dibelakang ketua OSIS, seperti perkiraanku, dia adalah sekretaris OSIS. Dia yang akan memimpin rapat ini dengan ketua OSIS sebagai pengawas.
"Mengapa ketua OSIS sampai mengikuti rapat ini?" Tanya Chabashira-Sensei yang tidak tahu bahwa ketua OSIS juga mengikuti rapat ini.
Aku tahu bahwa jika hanya rapat kecil maka ketua Osis tidak akan mengikutinya. Karena ketua Osis itu sibuk, jadi dia hanya akan mengikuti rapat yang penting saja, yang berarti masalah ini penting untuk ketua Osis datangi, entah karena masalahnya atau karena orang yang terkena masalahnya.
Entah mengapa aku seperti merasakan bahwa aku sering kali diperhatikan oleh kelas lain. Aku berpikir bahwa ini mungkin ada kaitannya dengan nama Sakayanagi, Ri-Chan sudah dikenal oleh masing masing pemimpin kelas, jadi mungkin karena aku Sakayanagi mereka menaruh sedikit perhatian padaku. Aku tidak peduli dengan itu karena meskipun aku Sakayanagi tapi aku yakin aku pantas berada dikelas D jika sekolah ini dinilai dari kepantasan.
"Karena ini adalah masalah yang serius, jadi pasti aku datang kerapat ini untuk menentukan hasil apa yang akan keluar" Ucap ketua Osis dengan santai sambil tersenyum kearah Chabashira-Sensei.
"Jadi begitu" Ucap Chabashira-Sensei yang membalas senyuman ketua Osis. Mungkin Sensei jarang bertemu dengan ketua Osis maka dari itu dia bertanya seperti tadi.
"Kepada kedua pihak, saya ingin memastikan cerita mengenai kejadian yang sebenarnya. Bisa saya mulai?" Sekretaris itu meminta izin kepada ketua Osis untuk memulai rapat ini.
"Silahkan" Balas singkat ketua Osis yang menyandarkan kepalanya ketangan yang ada didepan nya.
Karena sudah diizinkan oleh ketua Osis, Sekretaris itu atau Tachibana menyalakan proyektor untuk menampilkan rekaman yang menjadi bukti masalah ini. Setelah dinyalakan munculah rekaman dimana para senior menyerangku dan saat pukulan ketiga aku terbentur tembok dan jatuh terduduk. Aku disitu meneteskan banyak darah dan akhirnya pergi tapi tidak lama kemudian aku pingsan yang membuat orang yang melihatku membawaku.
Pantas saja rumor tentang masalah ini tidak diketahui siapa saja yang terlibat kecuali saksi, karena yang menolongku ternyata bukan murid, tapi orang lain yang tidak sengaja melihatku pingsan, ditambah teman sekelasku yang aku yakin mereka ikut untuk memberi penjelasan.
"Dari rekaman ini, kita bisa melihat bahwa Sakayanagi diserang oleh para senior, para senior yang melihat dia langsung memukulnya yang membuat kepalanya mengeluarkan darah. Para senior mengatakan bahwa Sakayanagi mengatakan sesuatu yang membuat mereka marah maka dari itu mereka memukulnya. Tapi meskipun begitu para senior seharusnya tidak memukulnya. "Jelas Sekretaris itu sambil membaca buku yang dipegangnya, aku yakin buku itu adalah seluruh informasi yang berkaitan dengan masalah ini.
"Ya kami memang melakukan kesalahan karena terpancing emosi, tapi kami tidak terima saat Junior mengatakan itu pada kami" salah satu dari tiga senior menyatakan pendapatnya yang diikuti oleh anggukan temannya.
"Jujur saja waktu itu aku tidak berniat membuat para Senpai marah, aku hanya sedang bergumam tapi itu disalah pahami oleh kalian" Ucap ku dengan senyuman. Kata kataku itu dicampur oleh sedikit kebohongan, karena itu adalah rencanaku jadi pasti aku niat untuk membuat mereka marah, tapi aku tidak berniat untuk membuat mereka memukulku.
Ketiga senior itu kembali berpendapat tentang masalah ini, tentu saja mereka membela diri mereka sendiri. Para wali kelas juga ikut dalam berdebatan ini meskipun hanya sedikit saja. Sementara aku diam saja dan akan menjawab singkat jika mereka bertanya kepadaku, tapi entah mengapa perdebatan ini menjadi berisik karena para senior berdebat dengan temannya sendiri.
Bukannya saling membela untuk memenangkan perdebatan ini tapi mereka bahkan menyalahkan temannya sendiri. Mungkin mereka dikuasai oleh rasa takut dikeluarkan dari sekolah ini jadi sifat manusianya yaitu egois muncul. Melihat mereka yang seperti itu membuatku tidak yakin bahwa mereka ingat janjiku beberapa hari yang lalu.
"Semuanya, harap tenang" Ucap Sekretaris itu atau siapalah namanya menenangkan mereka yang tadi berdebat.
Mereka semua akhirnya tenang dan sekarang suasana diruang ini hening. Karena tidak ada yang berbicara lagi mungkin sekarang waktunya untukku berbicara, dan juga sudah waktunya untuk menepati janjiku pada para senior, agar masalah ini cepat selesai. Kemudian aku berdiri dan melihat kearah ketua Osis.
"Bolehkah aku berbicara?" Ucapku meminta izin ketua Osis untuk memperbolehkanku berbicara.
"Aku izinkan" Balas ketua Osis yang bahkan tidak membuka matanya.
"Karena inti masalah ini ada padaku jadi aku ingin mengatakan sesuatu tentang ini. Aku sama sekali tidak keberatan tentang masalah ini, jadi bisakah masalah ini selesai?" Ucapku yang membuat semua orang yang ada diruangan ini terkejut kecuali ketua Osis.
Karena janjiku adalah membantu mereka sebisaku jadi aku langsung keintinya saat ini. Meskipun aku tahu pasti ketua Osis akan memintaku untuk menjelaskan maksud dari Perkataan ku. Siapa juga yang ingin masalahnya selesai jika dia adalah korbannya, selain itu aku juga tahu bahwa ada masalah lain yang menunggu mereka selain masalahku.
"Hoo..... Alasannya?" Tanya ketua Osis yang sekarang sudah membuka matanya dan melihat kearah ku.
"Alasannya mudah, karena aku tidak ingin memperpanjang masalah ini. Bukan berarti aku tidak ingin memperjuangkannya, tapi karena aku juga salah dan lagi mereka adalah senior ku jadi aku ingin menyelesaikan ini secara damai" Aku menjelaskan alasan ku kepada ketua Osis. Itu bukanlah alasan aslinya, alasan sebenarnya adalah karena aku berjanji membantu mereka sebisaku.
Aku melihat ketiga Senpai yang menyerangku itu menghela nafas. Mungkin mereka mengira bahwa masalah ini sudah selesai, jika memang benar masalah ini akan selesai sekarang berarti sekolah ini mengecewakanku. Dan juga pikiran mereka sempit sekali karena menganggap masalah ini sudah selesai ketika aku tidak mempermasalahkannya lagi.
"Tapi masalah ini melibatkan sekolah, karena ada rumor seperti itu bahkan banyak media yang ingin tahu tentang itu, bagaimana dengan itu?" Ucap ketua Osis yang diakhiri dengan pertanyaan tentang masalah media yang ingin tahu.
"Bu-bukankah orang yang menjadi inti masalah ini su-sudah tidak mempermasalahkannya?" Ucap salah satu Senpai dengan gugup.
Apakah kalian bodoh, itu berbeda lagi masalahnya, memang benar bahwa aku tidak mempermasalahkannya tapi bagaimana dengan sekolah? Masalah ini menjadi serius bukan hanya karena aku terluka, tapi juga karena sekolah terlibat. Meksipun masalahku dengan mereka sudah selesai tapi masalah mereka dengan sekolah belumlah selesai.
Ini juga masih bagian dari rencanaku, aku sudah tahu bahwa masalah ini melibatkan sekolah maka dari itu aku berani berjanji membantu mereka. Aku membuat janji untuk membantu mereka melawan sekolah yang mustahil aku menangkan. Jadi apa yang akan terjadi selanjutnya adalah masalah sekolah.
"Jika memang Sakayanagi tidak mempermasalahkannya, itu tidak apa, tapi kalian belum menyelesaikan masalah yang melibatkan sekolah ini, meskipun masalah kalian dengan Sakayanagi sudah selesai tapi masalah lain belum kalian selesaikan, karena masalah kalian yang melukai Sakayanagi, sekolah hampir kehilangan reputasinya" Jelas si sekretaris kepada semua orang yang ada diruang ini.
"Ja-jadi..?" Tanya seorang Senpai yang bahkan gugup untuk bertanya.
"Hasil dari masalah ini akan kami beritahu nanti sore..... Rapat selesai" Ucap ketua Osis yang memberitahukan bahwa hasil dari rapat ini akan diberitahu nanti sore dan rapat hari ini sudah selesai.
Pihak para senior keluar terlebih dahulu dari ruang Osis, setelah itu baru aku dan Chabashira-Sensei yang keluar dari ruangan. Aku sudah tahu hasil apa yang akan mereka dapat jadi aku tidak begitu tertarik dengan itu, yang menarik bagiku adalah kejadian yang akan terjadi nanti sore.
Beruntung mereka tidak membicarakan tentang poin yang mereka berikan padaku untuk membela mereka. Meskipun mereka sedikit berpikir tapi mereka pasti sadar tentang apa yang seharusnya mereka lakukan. Membahas tentang masalah mereka yang memberikanku poin tidak akan membantu mereka, karena yang sekarang mereka hadapi bukanlah masalah dariku tapi dari sekolah.
Kata kata yang sudah aku siapkan untuk melawan mereka jika mereka membahas poin yang mereka berikan padaku menjadi tidak terpakai, itu lebih baik dan tidak membesarkan masalah ini lagi karena aku sudah tidak ada kaitannya tentang masalah yang akan mereka hadapi lagi. Dan juga dari yang aku perhatikan bahwa ketua Osis pasti menyadari sesuatu tentang masalah mengapa aku membela mereka, aku tidak memiliki kewajiban memberitahu itu jika tidak ditanya.
"Tunggu" Terdengar suara dari arah belakangku yang membuat aku dan Chabashira-Sensei berhenti dan melihat kebelakang.
Ternyata suara itu adalah ketua Osis, dia masih bersama sekretarisnya yang ada dibelakangnya. Mungkin dia ingin bertanya tentang mengapa aku membela mereka dan tidak mempermasalahkan masalah yang aku alami.
"Kalau begitu, aku pergi dulu, Sakayanagi" Ucap Chabashira-Sensei yang melanjutkan langkahnya pergi dari sini.
Dilorong dekat dengan ruang Osis ini hanya ada aku dan dua orang Osis, ketua dan sekretaris nya. Karena kami ingin mengobrol walaupun hanya sebentar aku menyandarkan diriku ketembok sementara aku belum mengaktifkan alat bantu berjalanku semenjak didalam ruangan tadi.
"Apa yang membuatmu membela mereka?" Tanya ketua Osis dengan tatapan serius kepadaku.
"Apa maksudnya?" Aku tidak menjawab melainkan kembali bertanya maksud dari ketua Osis.
"Kau tidak akan membela mereka jika tidak terjadi sesuatu diantara kalian" Balas ketua Osis yang masih dengan tatapan serius.
"Hmmm, aku hanya membuat kesepakatan dengan mereka, selain itu aku juga ingin masalahku cepat selesai" Ucap ku yang memberitahukan alasanku untuk membela mereka.
Ketua Osis tidak membalas lagi perkataanku, dia hanya menatapku dengan serius sebelum akhirnya pergi diikuti oleh sekretarisnya. Jika aku boleh berpendapat maka mungkin dia sudah tahu sedikit rencanaku, karena aku mengucapkan hanya 'masalahku' bukan 'masalah ini' jadi aku yakin mungkin bagi orang seperti ketua Osis paham maksud itu.
'masalahku' dan 'masalah ini' mengandung arti yang berbeda yang hanya bisa diketahui oleh berbagai orang saja. Aku ingin cepat menyelesaikan masalahku tanpa mempedulikan masalah lainnya, jadi ini semua sudah diatur denganku karena aku tahu bahwa ada masalah lain selain masalahku. Aku sudah bilang bahwa hanya orang tertentu saja yang mengerti jadi bagi kebanyakan orang maksud dari perkataanku adalah aku hanya tidak ingin repot.
Seperti yang diharapkan dari ketua Osis yang pekerjaannya adalah memimpin sekolah ini. Aku yakin bahwa sekretaris yang ada disampingnya tidak menyadari maksud dari perkataanku tadi. Karena masalahku sudah selesai jadi aku tidak perlu memikirkan nya lagi, selain itu masih ada satu hal lagi yang harus aku lakukan.
Aku akhirnya pergi dari tempatku berada menuju atap bangunan sekolah, alasan mengapa aku pergi ke atap sekolah karena ada sesuatu yang akan terjadi disana. Aku juga ingin melihat pemandangan sekolah ini dari atas bangunan.
....
Sekarang sudah sore dimana hasil dari masalah para Senpai sudah keluar, seperti yang tebak bahwa mereka dikeluarkan dari sekolah ini. Aku sangat kasihan pada mereka, bukan hanya karena mereka kehilangan poin mereka tapi sekarang mereka juga harus keluar dari sekolah ini.
Aku masih berada diatap bangunan sekolah karena menunggu sesuatu atau bisa dibilang beberapa orang. Aku berdiri sambil menggunakan alat untuk menahan kakiku agar aku bisa lama berdiri, melihat kearah pemandangan bangunan bangunan yang ada di sekitar. Aku aku sadar bahwa ada yang mendekatiku, bukan hanya satu orang tapi beberapa.
Aku berbalik dan melihat ternyata mereka adalah tiga Senpai yang sudah dikeluarkan dari sekolah ini. Ternyata mereka melihatku pergi keatap seperti yang aku perkirakan, dan mereka menghampiriku ketika mereka mendapatkan hasilnya. Aku tidak takut jika mereka menyerangku karena disini juga terpantau oleh CCTV selain itu aku juga bisa bertarung melawan mereka meskipun hanya sebentar, ya tapi aku yakin mereka tidak akan sejauh itu.
"Ada apa Senpai?" Tanyaku dengan senyuman seakan aku tidak mengetahui apa yang terjadi pada mereka.
"Kau bilang bahwa kau akan membantu kami!!??tapi mengapa hasilnya seperti ini!!??" Teriak salah satu dari mereka, aku bisa melihat bahwa mereka bertiga sudah tidak memiliki semangat lagi karena dikeluarkan dari sekolah.
"Aku sudah membantu kalian sebisaku, kalian sudah lihatkan? Mereka sudah membiarkan masalahku karena aku tidak mempermasalahkannya" Jawab ku masih menampilkan senyumanku.
"Tapi mengapa kami dikeluarkan!!?" Tanya mereka dengan suara tinggi.
"Meskipun masalahku dengan kalian sudah selesai, tapi kalian masih memiliki masalah dengan sekolah seperti yang ketua Osis katakan. Perbuatan kalian itu melibatkan sekolah yang dimana aku tidak bisa membantu kalian karena mustahil aku melawan peraturan sekolah " Aku menjelaskan pada mereka mengapa mereka dikeluarkan meskipun masalahnya denganku sudah selesai.
"Jadi kami benar benar dikeluarkan?" Ucap mereka.
"Memang kejam, tapi itulah yang terjadi" Balas ku.
Mereka bertiga langsung lemas dan berlutut didepanku, inilah kejadian yang aku tunggu sejak tadi, adegan dimana tiga orang senior berlutut didepanku, aku melihat ini dengan senyuman. Aku bukanlah kejam hanya saja kalian yang kurang beruntung menjadi bahan percobaan ku. Aku mendapatkan poin dari kalian sementara kalian tidak akan ada lagi disekolah ini untuk membalas perbuatanku.
'Sekali tembak, dua burung mati' Batinku melihat hasil dari rencanaku ini.
"Terima kasih Senpai telah menjadi bahan percobaan ku.... Dan selamat tinggal" Ucap ku sambil tersenyum kepada para Senpai yang berlutut lemas disana.
Aku langsung melangkah menuju pintu untuk pergi dari atap tidak mempedulikan tiga Senpai yang masih berlutut disana. Dan aku menantikan kejadian apalagi yang menantiku kedepannya.
Karena tidak tahu nama senior itu jadi author memanggilnya dengan senior
Terima kasih
Sampai nanti