21+
Berly meletakkan bibirnya di atas bibir Gavriil. Lelaki itu meletakkan tangan kirinya di pinggang ramping Berly dan tangan kanannya di tengkuk Berly.
Nafas sepasang kekasih itu memburu, Berly menjentikkan jarinya dan turunlah hujan yang membasahi mereka berdua di tengah taman.
Para pengawal yang berada di seputaran taman hanya bisa meneguk saliva mereka sendiri. Pemandangan yang tak bisa di lewatkan.
Pangeran mereka yang di juluki The Dark Lord itu sungguh tunduk dengan seorang putri yang memang cantik dan kuat.
Gavriil merebahkan tubuh Berly di atas rerumputan yang basah, tangan kanannya memeluk pinggang ramping Berly. Gadis itu mendesah saat Gavriil menjilati lehernya yang jenjang dan meninggalkan bekas kemerahan di sana. Berly melihat dengan ekor matanya bahwa mereka masih di taman dan yang pasti para pengawal yang berjaga melihat kelakuan mereka.
Shit! Berly memegang dada Gavriil dan melihat mata indah Gavriil yang sudah dipenuhi kabut gairah, "Sayang, kita pindah. Disini banyak orang"
Gavriil menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, dan benar saja beberapa pengawal yang bertugas menjaga istana dan dirinya sedang melihat ke arahnya. Nafsu membutakan mereka.
"Jaga pandangan kalian kalau tak ingin ku keluarkan biji mata kalian!!" teriak Gavriil untuk semua pengawal.
Gavriil segera menjulurkan tangannya untuk menggendong Berly, Berly pun langsung mengalungkan tangannya di leher Gavriil. Lelaki itu merasa tak keberatan dengan bobot tubuh Berly yang menurutnya seringan kapas.
Mereka berjalan melewati lorong-lorong yang sebelumnya mereka lalui. Pemandangan ini membuat beberapa pelayan terlihat iri dan jelas kagum dengan bentuk tubuh Pangeran mereka yang tercetak jelas di kemeja putihnya. Berly menyembunyikan wajahnya di dada bidang kekasihnya itu. Dia tidak ingin tersulut emosi di saat gairahnya sedang panas.
Para pengawal membukakan pintu kamar mereka dan segera menutupnya kembali setelah sepasang kekasih itu masuk ke dalam kamar. Gavriil meletakkan Berly duduk di atas dapur mini miliknya, lelali itu menarik resleting gaun yang terletak di punggung Berly.
Jantung keduanya berdetak kencang. Gavriil menatap Berly dengan penuh damba. Tangannya pun bergerak membuka kancing kemejanya sendiri tetapi Berly menahan tangan Gavriil.
"Biar aku yang membukanya" tutur Berly.
Gavriil hanya diam melihat Berly yang ingin mendominasinya. Berly membuka kancing kemeja itu dengan tangan yang sedikit gemetar, jemarinya mengelus bulu-bulu halus yang tumbuh di sekitar dada kekasihnya membuat sang empu menahan nafas.
Berly mengecup dada Gavriil sembari meloloskan kemeja itu dari tangan kekar kekasihnya, gadis itu kemudian turun dari meja dan membuat gaun yang ia kenakan lolos dari tubuhnya.
Pemandangan yang menakjubkan terlihat di depan mata Gavriil. Buah dada yang terbungkus itu menyembul seakan memanggil-manggil namanya. Wajah Berly merona di tatap bagai mangsa oleh kekasihnya itu.
Berly menunduk, melepaskan zipper yang di gunakan Gavriil. Membuka perlahan resleting celana Gavriil dan langsung di sambut dengan gundukan yang dia tidak bisa jelaskan.
Berly mengelus kejantanan yang masih setengah tegang itu, dan membuatnya semakin tegang.
"Amorr," suara Gavriil sedikit memelas dan serak ingin di puaskan sekarang juga.
Berly hanya tersenyum, ini yang pertama baginya jadi ia ingin pemanasan yang benar-benar panas.
Gavriil meraih pinggang Berly dan melumat bibirnya dengan rakus, dalam sekedip mata Gavriil membawa Berly ke atas ranjang. Meletakkan gadis pujaannya itu perlahan.
Gavriil mengamati pemandangan yang ada di bawahnya itu. Sungguh indah.
Gavriil mengambil posisi di tengah paha Berly. Lidahnya dia arahkan untuk membelai harta yang masih terbungkus rapi itu. Berly mendesah, saat lidah Gavriil masuk ke area intimnya.
"Gav.....ouch.....ahh"
Nafas keduanya memburu, Gavriil mengukung Berly dengan kedua tangannya. Tombak lelaki itu sudah berdiri dengan tegaknya menampilkan urat-urat yang membuat Berly terpana.
"Pelan-pelan Pangeran" lirih Berly.
Gavriil melumat bibir Berly dengan lembut sembari memasukkan kejantanannya pada liangnya.
"Ahh sempit sekali amorrr," Gavriil menengadahkan kepalanya sementara Berly menggigit bibir bawahnya dan mengeluarkan air mata.
Gavriil menghentikan aktivitasnya saat melihat Berly mengeluarkan air mata, "Kita lanjutkan kapan-kapan ya."
Berly menggeleng pelan, tangannya menggenggam lengan berotot kekasihnya itu, "Tak apa, Lord. Lanjutkan jangan berhenti."
Gavriil tersenyum dan langsung melumat bibir indah itu, tangannya aktif meremas pelan payudara yang ukurannya pas di telapak tangannya.
Berly memeluk pangeran Gavriil, posisinya saat ini setengah telentang, "Sakiitt ahh. Gavriil pelan-pelan"
Gavriil menghisap bahu Berly, dia juga merasakan sakit yang teramat tapi kepalang tanggung menghentikan aktivitas yang membuat jantungnya berdebar. Dengan pelan dia mengangkat pinggang Berly dan blesss.
Seperti ada suara robekan membuat Berly seakan ingin teriak tetapi segera di bungkam dengan ciuman Pangeran Gavriil. Air mata Berly bercucuran, "Oh, mengapa sakit sekali "
Gavriil mendiamkan tombaknya sejenak, membiarkan di dalam sana terjepit nikmat. Sampai pada akhirnya, dia menggerakkan perlahan pinggulnya dan itu membuat gelenyar sensasi aneh.
Nikmatnya tidak bisa di ungkapkan. Gavriil memburu, begitupun Berly yang mulai merasakan ingin meledak.
"Ahhh, kau begitu sempit Princess. Ahhh nikkk...mat ahhh" ceracau Gavriil.
Berly hanya mendesah, dia tak menghiraukan kicauan Gavriil dan juga tak peduli jika desahannya di dengar oleh pengawal. Rasanya sungguh luar biasa.
"Ahhkuu ingin meledak amorr ahhh"
Berly hanya menganggukkan kepalanya, Gavriil semakin mempercepat gerakan pinggulnya sehingga Berly bisa merasakan denyut kejantanan Gavriil yang membuatnya melayang.
"Ahhh Gav jangan berhentiihh, ahhh"
"Gavv ahh,, aku ingin ahhh"
Gavriil menambah tempo gerakannya begitu melihat wajah Berly yang sayu. Dia ingin meledak. Berly ingin meledak. Dan ahhhggg Gavriil mendesah di sertai semburan hangat di rahim Berly. Wanita yang sudah tak gadis lagi sekarang itu hanya bisa menutup mata merasakan nikmatnya bercinta.
Perubahan mata Gavriil menjadi merah darah dan tanduk api yang tiba-tiba keluar itu membuat Berly sedikit takut tapi dia tak berani berkomentar karena melihat wajah kekasihnya yang terlalu bergairah.
Dan di saat yang bersamaan, tanpa mereka tau. Matahari berubah warna menjadi perak, sinarnya yang berwarna ungu dalam hitungan 30 detik membuat sesiapapun yang menyadarinya tercengang. Hujan bertambah deras, membuat mereka bertanya-tanya apakah yang terjadi. Beberapa cahaya kuning keluar dari dalam tanah menuju ke satu titik, yaitu Kerajaan Ionia. Cahaya itu menyeruak masuk ke dalam istana dari berbagai arah.
Cahaya itu berkumpul di kamar sepasang kekasih itu dan segera melesat masuk ke dalam tubuh keduanya tanpa keduanya sadari. Ya, mereka terlelap setelah merasakan nikmatnya surga dunia.
Alam seolah sedang mengabarkan ke seluruh penjuru negara bahwa ini yang ditunggu-tunggu. Membuat tanya di benak mereka yang sama sekali tak mengerti dengan kejadian matahari bersinar ungu itu.
Tapi tak sedikit yang geram dengan kejadian ini. Tetua agung sendiri pun menahan emosi mereka. Kenapa peraturan di langgar? Kenapa moongoddes menciptakan takdir yang seperti ini? Tetua agung tak bisa berbuat gegabah. Yang mereka hadapi adalah Dark Lord, mereka tak mau membangunkan Iblis yang bersarang ditubuh itu.
Jangan lupa vote
Thank you.