Bram tertegun mendengar ucapan papi Anita. Jantungnya berdegup kencang, mendengar ungkapan rindu dari gadis kecilnya meski dirinya hanya mendengar melalui bibir papi Anita.
'I miss you too, Briel,' batin Bram.
"Hem ... Jemputlah, Briel!" ucap papi Anita.
"Apa?" Bram mengerutkan dahinya. Benarkah yang dia dengar barusan? Apa katanya? Mantan mertuanya itu meminta dirinya menjemput Briel? Apa dia mengigau?
"Ya, Saya pergi dulu," ucap papi Anita dan melenggang keluar dari ruangan Bram.
Bram hanya diam, bahkan dia tak melihat papi Anita yang sudah mulai mendekati pintu keluar dan keluar dari ruangannya.
Sesaat kemudian Bram tersenyum. Semudah itukah dia bisa mengambil Briel? Pikirnya.
Bram menghela napas. Dia mengambil ponselnya ketika teringat pada orang yang dia berikan tugas untuk mencari keberadaan papi Anita. Bram meminta orang itu agar tak lagi mencari papi Anita dan Briel lagi.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者