Plak!
Bram tersentak ketika tangannya ditarik oleh sang papi, dan sebuah tamparan mendarat tepat di pipi kanannya.
"Jaga bicaramu, Bram!" teriak papi Bram.
Bram terdiam, napasnya memburu. Tangannya masih terkepal kuat.
Sementara itu, Liora justru menangis.
"Kembali ke kamarmu, Liora!" ucap sang papi.
Liora bergegas menuju lantai atas. Dia kembali ke kamarnya.
Papi Bram melihat Bram yang masih diam saja.
"Tak bisakah kamu bicara baik-baik pada adikmu, ha? Kamu tahu, dia sedang hamil. Dia begitu sensitif. Tak bisakah kamu menjaga perasaannya?" ucap papi Bram.
Bram menghela napas. Dia menatap sang papi.
"Aku melakukan apa yang menurutku benar, Papi lihat sendiri dia justru menyalahkan ku!" kesal Bram.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者