Mereka terdiam, berjalan ringan dan kian cepat menuju tempat duduk masing-masing. Aruna memang memiliki daya magis, ini sekedar persepsi Hendra. Persepsi pria jatuh cinta terkadang suka berlebih. Sampai tak sadar terlalu lama dia berdiri di sana dan sebuah sapaan yang mengusung tema ejekan terlempar untuknya.
Yang benar saja, Aruna menjulurkan lidah kepadanya. Seiring ujung jemari telunjuk menempel di pipi bagian bawah mata, yang kemudian dia tarik bersamaan dengan juluran lidah.
Aruna jelas mengejeknya setelah keberadaan Hendra tertangkap basah mengintip ruang kelas tempat istrinya mengajar.
Aruna tidak marah? Syukurlah.
Direlakan perilaku mengintipnya usai. Lelaki bermata biru akhirnya mundur dan memilih duduk pada bangku panjang yang terpasang di tepian teras kelas.
Hendra terduduk lama di tempat tersebut, mungkin sudah 30 menit dia mengamati gerombolan anak-anak memainkan bola mereka.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者