Setelah selesai memakaikan baju pada putranya itu Novi pun gantian mandi.
Sementara Azka yang telah berpakaian baju baru pemberian dari Mamanya itu nampak berjalan ke dapur untuk mencari Omanya.
Kayaknya dia mau memamerkan baju barunya itu kepada Omanya, dan begitu bertemu Omanya dia langsung menunjukkan baju barunya itu.
Omanya dan beberapa Ibu-ibu tetangga yang ikut bantu memasak itu, nampak terlihat memuji ke Azka.
"Waduh cakepnya Azka... siapa itu yang belikan baju baru?" Tanya salah satu Ibu tetangga.
Mendapat pertanyaan seperti itu Azka nampak tidak menjawab, dia hanya menoleh sambil menunjuk ke arah Mamanya yang sedang berada didalam kamar mandi.
"Itu Mamanya Azka ya ...?" Tanya Ibu itu lagi.
Tidak menjawab Azka nampak hanya mengangguk.
"Eh, Mamanya Azka siapa sih namanya?" Tanya Ibu tetangga.
"Mama ...." ucap Azka terputus, dia nampak seperti berpikir siapa nama Mamanya.
Tau Cucunya sedang kebingungan, Ibunya Haris pun lalu mendekatinya dan membisikkan ke telinga Azka.
"Mama Novi," bisik Omanya.
"Mama Novi," ucap Azka menjawab dengan gaya polosnya.
Sementara Novi juga telah selesai mandi, dan begitu telah selesai ganti baju Novi pun keluar dari kamar.
Novi pun nampak ikut mempersiapkan menu suguhan untuk orang-orang ngaji yang akan dimulai habis Maghrib.
Dan begitulah Novi menjalani hidup dirumah mantan mertuanya itu hingga akhirnya tibalah saatnya Novi akan balik ke Malang.
Tepatnya dihari ketujuh, di pagi hari itu dia menelpon Kakaknya untuk supaya dijemput.
"Halo Kak, jemput aku hari ini ya?" Pinta Novi.
"Emangnya Azka udah mau kamu ajak ke Malang?" Tanya Vega.
"Ya udah lah, malahan dari kemarin dia dah nanyain terus kapan berangkat ke Malang nya," timpal Novi.
Melihat Azka yang sedang ikut Omanya beli sayur di pedagang sayur keliling didepan rumah Novi pun memanggilnya.
"Azka ... sini, ngomong sama Bu de, suruh jemput Azka sekarang," ucap Novi menyuruh putranya.
Azka pun nampak berlari mendekati Mamanya, lalu Novi pun memberikan ponselnya pada Azka.
"Halo Bu de ... jemput Azka sekarang ... Azka ingin pulang ke Malang ...." ucap Novi mengajari putranya ngomong dan Azka pun nampak menirukan dengan suara lantangnya.
"Halo Bu de ... jemput Azka ... sekarang ..." seru Azka.
Karena lantangnya suara Azka para Ibu-ibu yang sedang belanja sayur di depan rumah pun pada bertanya pada Ibunya Haris.
"Novi dah mau pulang to Bu?" Tanya Ibu tetangga.
"Iya kali, kayaknya Azka juga sudah akrab dengan Mamanya," jawab Ibunya Haris.
"Kayaknya Novi sekarang sudah berubah ya Bu? dia keliatan sangat rajin dan sangat sayang dengan anaknya? Tanya Ibu tetangga lagi.
"Ya oleh karena itu saya sendiri merasa sudah tega melepaskan Azka untuk ikut bersamanya," jawab Ibunya Haris dengan sangat yakin.
Setelah selesai belanja sayur, Ibunya Haris pun kembali ke rumah, dan begitu melihat Novi yang terlihat sedang berkemas-kemas beliau pun bertanya.
"Jadi pulang ke Malang kapan Vi? Tanya mertuanya itu.
"Hari ini Bu, ini barusan sudah nelpon Kak Vega," jawab Novi.
"Azka ...." seru Ibunya Haris memanggil cucunya itu.
"Apa Oma?" Balas Azka yang terlihat ceria karena tau kalau mau pergi.
Melihat Cucunya itu Ibunya Haris pun tidak kuat menahan kesedihannya sebenarnya dia beberapa hari terakhir ini telah mencoba untuk bisa tabah menerima kenyataan, tapi apalah daya ternyata tangisnya pun pecah juga ketika saat perpisahan itu telah tiba.
Beliau pun langsung memeluk Azka dengan kuat, sambil terdengar sesenggukan suara tangisnya.
Melihat sikap Omanya itu Azka yang masih bocah itu tiba-tiba ngomong.
"Oma jangan nangis, Azka akan Sekolah di Malang, Oma jangan ikut ..." ucap Azka.
"Iya sayang ... Azka jangan nakal ya nanti disana?" ucap Ibunya Haris sambil mengelus kepala cucunya itu.
"Iya Oma... Azka akan ngaji juga di Malang," balas Azka.
"Betul ya ... disana ngaji? doa kan Ayah ya Nak ...?" balas Ibunya Haris.
"Iya Oma ... Azka akan jadi anak sholeh, akan mendoakan Ayah dan Oma dan Opa," ucap Azka.
Novi yang sejak tadi berdiri disamping putranya itu sangat kaget begitu mendengar omongan putranya itu.
'Azka yang masih kecil itu kok sudah bisa bicara seperti itu,' pikir Novi keheranan.
Tapi setidaknya begitu mendengar penuturan Anaknya itu telah membuat Novi seperti tergugah keinginannya untuk mendidik putranya itu supaya menjadi anak sholeh yang pandai mengaji, seperti yang di ucapkan nya tadi.
Novi akan merasa sangat bersalah dan berdosa jika apa yang di ucapkan putranya itu tidak terwujud.
Makanya Novi juga sudah berniat jika setelah sampai di Malang nanti dia akan menitipkan putranya itu ke TPQ di Masjid yang kebetulan tidak jauh dari rumahnya itu.
Sambil menunggu Kak Vega datang Novi terlihat sedang menyetrika baju mertuanya, dan setelah itu dia membersihkan dan merapikan seluruh kamar yang ada di rumah itu.
Ibunya Haris sangat terkesan melihat Novi yang sekarang, dia terlihat sangat begitu rajin sampai-sampai beliau menegurnya.
"Udah Vi ... nanti kamu kecapean ..." ucap mertuanya itu.
"Ah, enggak lah Bu ... wong bentar lagi juga sudah Ovi tinggal, nanti kan Ovi bisa istirahat di mobil," kilah Novi ke mantan mertuanya itu.
Begitu selesai semua Novi yang sebenarnya tadi sudah mandi kini dia merasa gerah lagi, dan dia pun ingin mandi lagi.
Dan setelah selesai mandi dia pun langsung ganti baju, belum juga selesai dia ganti baju tiba-tiba terdengar mobil Kakaknya datang.
Begitu masuk di halaman rumah, Pak Gunawan langsung memutar balik mobilnya.
Setelah turun dari mobil Vega pun langsung masuk rumah.
"Assalamu'alaikum ...." ucap Novi.
"Waalaikum talam ...." terdengar suara Azka yang masih belum jelas menjawab salam Budenya itu.
"Bu de Vega, Azka sudah siap," sapa bocah itu dengan pakai kacamata dan tangan berkacak pinggang.
"Waduh ... gantengnya rek ... Azka gak jadi ikut ya ...? Nemenin Oma dirumah?" Ucap Vega menggoda ponakannya itu.
"Ya ikut to ..." sahut Azka.
"Azka mau Sekolah di Malang, mau ngaji di Malang, Azka mau jadi anak soleh ...." imbuh Azka.
"O ... iya .... nanti ngajinya bareng sama Kak Sandi ya ...?" Balas Bude Vega.
Tidak menjawab Azka terlihat hanya mengangguk.
Sesaat setelah selesai bincang-bincang Vega pun terus berpamitan.
"Mari Bu ... saya, Novi, dan Azka mau pamit ... minta maaf ya Bu kalau kita ada salah ..." ucap Vega sambil menyalami Ibunya Haris.
Dan ketika giliran Novi menyalami, nampak Novi menyelipkan amplop untuk Ibunya Haris, ya lumayan tebal, karena jumlahnya ada dua juta-an.
Sempat ditolak oleh Ibunya Haris tapi oleh Novi tetap dipaksakan ya akhirnya beliau pun berkenan menerimanya.
Melihat semua yang telah dilakukan oleh Novi dan Vega mulai pertama datang hingga kepulangannya membuat Ibunya Haris benar-benar telah ikhlas melepaskan cucunya itu.
Beliau juga yakin kalau Novi bisa mendidiknya dengan baik.