Handphone di meja kecil berdering tepat ketika Pangeran Thalal sedang berpikir tentang banyak hal. Ia kemudian mengambilnya dan melihat itu adalah Paman Adnan, kakak tertua ibunya menelpon dia. Pangeran Thalal menghela nafas. Ia sebenarnya ingin menolak tetapi itu tidak sopan. Paman Adnan sangat dihormati dan merupakan pengganti kakeknya yang sudah meninggal.
Ia akan dianggap tidak sopan jika sampai tidak mau menerima telpon darinya dan yang akan terkena imbasnya adalah ibunya. Paman Adnan pasti akan memarahi ibunya dan menganggap kalau ibunya tidak benar mendidiknya.
Sungguh Pangeran Thalal sangat tidak menyukai pria berumur lima puluh lima tahun ini. Dia sering kali memarahi ibunya yang dianggap tidak becus di dalam menggeser posisi Ratu Sabrina untuk menjadi orang yang nomor satu di samping Ayahnya. Ia selalu menjadi orang kedua setelah Ratu Sabrina. Bahkan Ia kalah dalam segala hal dari Ratu Sabrina.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者