webnovel

Cinta Sabrina

20+ Sabrina Anastasya Bramantio, gadis cantik berusia 23 tahun itu terpaksa harus menelan pil pahit secara bersamaan dalam hidupnya. Dia tidak pernah menyangka hidupnya akan hancur bagaikan pecahan kaca. Kehancurannya berawal dari kekasihnyanya Reyno Prasetiyo yang selama 3 tahun bersama, akhirnya malah menikahi adik tirinya, Cantika Zaipahusna. Hingga suatu hari, Reyno mengalami kecelakaan yang nyaris merenggut nyawa. Sialnya, Cantika menuduh Sabrina yang mencelakai Reyno, karena semua bukti-bukti mengarah padanya. Peristiwa itu terjadi begitu saja dan berhasil membawa Sabrina ke penjara atas dakwaan kelalaian. Siapa sangka, saat ia memulai kehidupan baru dengan menjadi asisten rumah tangga, di tempatnya bekerja dia menemukan sosok Azka Purnama Assegaf, putra dari majikannya. Wajah tampan dan sikap bijaksana yang dimiliki Azka, nyatanya berhasil menarik perhatian Sabrina. Pun sebaliknya. Azka juga perlahan mulai terkesan dengan sikap lugu Sabrina. Seiring berjalannya waktu, akhirnya mereka saling dekat dan mempunyai perasaan yang sama. Akan tetapi, hati Sabrina kembali dipatahkan, saat mengetahui bahwa Azka hendak dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Sakit. Hatinya bak hancur berkeping-keping. Untuk yang kesekian kalinya Sabrina terjerembap ke dalam lubang lara. Bagaimana kelanjutan kisah Sabrina dan Azka? Akankah pada akhirnya perjodohan itu berjalan dengan mulus, hingga mereka bisa bersatu? Mampukah Sabrina membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah?

Miss_Pupu · 现代言情
分數不夠
292 Chs

Bab 159-Gugup

Nazwa yang pagi ini sudah berada di kediaman Samudra. Ia kemudian melaksanakan tugas pertamanya sebagai mana yang sudah dijelaskan siti sebelumnya. Semua perlengkapan Samudra telah ia siapkan termasuk pakaian yang akan dipakai Samudra hari ini.

"Oke! Hari pertama kerja tidak terlihat buruk," ucap Samudra saat ia telah bersiap dengan pakaian rapih yang sudah disiapkan Nazwa tadi pagi.

"Syukurlah," balas Nazwa seraya menghela nafas leganya. Ia menundukan kepala sebagai rasa hormatnya. Entah kenapa wajahnya selalu saja tegang saat berhadapan dengan Samudra. Padahal wajah lelaki itu putih dan tampan tapi sikap dinginnya selalu saja membuat Nazwa merasa takut.

Setelah melakukan sarapan terlebih dahulu, Samudra kemudian beranjak dari tempat duduknya. Ia berjalan menuju pintu keluar diikuti Nazwa di belakangnya.

"Apa kamu bisa mengendarai mobil?" tanya Samudra pada Nazwa saat mereka telah sampai di hadapan kendaraan roda empat milik Samudra. Samudra mendelik sinis ada Nazwa.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者