Tidak ada yang bersuara dalam perjalanan pulang. Mayang terdiam sambil bertopang dagu dengan sikut tangan yang bertumpu pada jendela mobil.
"Kenapa semua laki-laki sama saja? Manis di awal, tapi kenyataannya busuk! Apa bedanya kamu dengannya? Dasar, laki-laki brengsek!" bathin Mayang yang penuh dengan amarah.
Ben dan Mark hanya bertukar pandang, memperhatikan gelagat bos mereka yang terdiam penuh pikiran. Tidak ada yang berani mengeluarkan suaranya, bahkan untuk sekedar menghela nafas, mereka harus perlahan mengeluarkannya.
Selain takut mengusik emosi yang sedang membara pada bos mereka, Mark dan Ben faham dengan situasi sensitif seperti ini. Kekecewaan pada orang yang dianggapnya berharga dan spesial.
Mereka tiba di parkiran apartemen. Dengan kaki yang terus melangkah hingga tiba di depan pintu, suara lelaki yang saat ini sedang tidak mau ditemui Mayang terdengar.
"Mayang!" panggil Bian.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者