Justin meludah di tanah melihat pemandangan yang tak ingin dilihat sekarang ini.
"Riu..."
Tepukan halus mengenai bahu Justin, "Mengapa kamu disini? bukankah kamu bilang mau melihat cucu dan cicit mu?" tanya teman seperjuangan dalam pekerjaan di kota ini.
"Kamu lihat saja!"
"Ah, kakek tua cemburu ternyata"
"Huh! tidak ada alasan untuk cemburu. Otak mu miring"
"Miring atau tidak, sebaiknya kamu datang kesana melihat cucu kesayangan kamu itu"
"Tidak jadi"
"Hei, ngambek tidak ada guna juga kakek tua"
"Siapa yang ngambek?"
"Eh..."
Justin tinggalkan tempat itu kembali ke kota melewati taman kota. Hatinya seperti di tusuk-tusuk mengunakan ranting kayu.
Udara pagi dan sinar matahari yang datang, selalu menjadi rutinitas Justin untuk datang ke rumah Riu tapi hari ini, pengecualian.
Kemarahannya benar-benar masuk dalam diri Justin. Tidak pernah ia merasakan semacam ini. Pintu toko dibuka dengan marah.
kling...
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者