webnovel

Epiphany

Sangat aneh

Aku sangat mencintaimu

Aku menyesuaikan diri sepenuhnya untuk dirimu

Aku ingin menjalani hidupku untukmu

Tetapi karena aku terus melakukan itu

Aku tidak bertahan dengan badai di dalam diriku

Yang sebenarnya di dalam topeng tersenyum

Aku mengungkapkan semuanya. .

Hanya deretan lirik lagu ini yg sepertinya mengungkapkan apa yg ada dihati nita.

Menatap sosok yoga yg tertidur dengan nyenyak disampingnya. Di satu ruangan, satu tempat tidur, dan berbagi selimut.

"Wajahnya memang keren"matanya tidak berpaling sedikitpun dari sosok yoga.

"kamu belum tidur?? "yoga bersuara dengan mata yg masih terpejam, Ternyata dia menyadari nita memperhatikannya sedari tadi.

"Aku gak bisa tidur"

Yoga membuka matanya dan memencet hidung nita"kenapa?apa karena aku terlalu keren? "

"Biasanya aku tidur sendirian, jadi sekarang aku belum terbiasa"

"Dan rasa percaya dirimu itu terlalu tinggi"

Yoga tersenyum, sepertinya dia masih ingin menggoda nita dengan memeluknya.

Nitapun membalas pelukannya

"Apa ada yg ingin kamu katakan? "nita menebak

"Wah, istriku ini ternyata punya naluri yg tajam. Tapi sebenarnya aku gak mau merubah suasana malam ini yg sudah baik-baik saja"

Ucapan yoga terdengar seperti rayuan gombal ditelinganya.

"Ada apa? "nita mengajukan pertanyaan kembali

"Sepertinya dua hari ini aku akan pergi keluar kota, aku harus menjemput axel. Elsa tidak bisa mengantarnya karena masih ada stase residen"

"Bukannya axel satu minggu disana? "

"Wah, sepertinya kamu mau kita seperti ini terus ya.. "

Nita mencubit kecil perut yoga yg menggodanya.

Lelaki itu meringis kesakitan

"Kamu selalu jadi prioritas utama axel, setiap hari axel menanyakan bubunya. Elsa yg melahirkannya pun tidak pernah diperhatikan axel seperti itu"

Nita membenarkan ucapan yoga, karena selama ini alasan dia menikah adalah axel.Sekarang rasa kekhawatiran nita mencuat mendengar perkataan yoga tentang axel.

"Kamu harus ingat, jangan coba-coba bicara dengan azka yg suka merayumu, selama aku pergi"

Nita tertawa geli mendengar ucapan itu, dia begitu wibawa dan dewasa ditempat kerja. Tapi begitu kekanak-kanakan saat dia cemburu.

Malam semakin larut,matanya sudah terasa berat.Aku hanya berharap mimpi indah ini akan tetap seperti ini, memeluknya dengan hangat.

Untuk saat ini aku akan berusaha sekuat apapun tidak melepaskan apa yg sudah kudapatkan.