webnovel

Kau Mau Menerima Lamaranku? (1)

編輯: Wave Literature

Hari ini memang menjadi hari yang sulit diduga oleh Xu Weilai. Setelah ia terpaksa menyetujui pernikahannya dengan Gu Yu kepada Kakek Gu. Sekarang, Gu Yu sendiri telah datang di rumah sakit itu tepat di depannya.

Kaca mobil hitam itu seketika terbuka, "Masuk!" Perintah Gu Yu di dalam mobil itu.

Setelah terdiam beberapa saat, barulah Xu Weilai membuka pintu untuk duduk di kursi sebelahnya. Sebelum Xu Weilai memasang sabuk pengaman, Gu Yu langsung menginjak gas dan mobil hitam itu pun melaju meninggalkan rumah sakit. 

Gu Yu masih belum bicara apapun. Wajah tampannya mengeluarkan aura yang dingin dan suram. Ditambah lagi, ia hanya menarik kedua sudut bibirnya, menambah kesan tegang, membuat siapapun yang melihatnya akan merasa takut.

Xu Weilai tidak tahu perasaan Gu Yu sekarang, tapi mobil yang dikendarainya melaju kencang dan liar. Hal itu membuat wajah Xu Weilai menjadi pucat dan terus mencengkram sabuk pengaman dengan erat.

Entah berapa jauh jarak yang ditempuh mobil itu, hingga pada akhirnya mobil itu tiba-tiba berhenti. 

Xu Weilai mengelus dada dan menarik napas dalam-dalam. Ia perlu menstabilkan detak jantungnya. Setelah itu ia melihat ke jendela dan menyadari bahwa dirinya tiba di pinggir suatu pantai.

Tidak ada siapapun di pinggir pantai itu. Lautnya juga tenang tanpa ombak yang besar.

Di sampingnya, Gu Yu masih belum angkat bicara. Xu Weilai pun hanya terdiam tidak berani membuka pembicaraan. Selain itu, mobil ini terasa sempit, ditambah lagi aura kaku mengisi tiap sudut ruang mobil ini. Hal ini membuat Xu Weilai merasa tegang dalam situasi seperti ini.

Untungnya, Gu Yu tidak ingin terus berlama-lama seperti ini bersama Xu Weilai. Gu Yu segera memulai pembicaraan, "Kau mau menerima lamaranku?"

Ucapan dingin itu menusuk telinga sekaligus menggetarkan ujung jari Xu Weilai. Sebenarnya ia sudah menebak bahwa Gu Yu mencarinya untuk membicarakan masalah yang tidak bisa dihindari ini. 

Xu Weilai menundukkan matanya. Ia mengangguk dan menjawabnya dengan berat, "Ya..."

"Heh!" Gu Yu langsung menepuk setir mobilnya. Kemudian ia menoleh ke Xu Weilai dengan mata yang lebar, seakan dalam hati ia emosi padanya. Sekarang suaranya bahkan terdengar lebih dingin lagi, "Kau mau menerima lamaranku?"

Sekali lagi Gu Yu mengulangi pertanyaannya. Ia menatap Xu Weilai makin tajam.

Sebaliknya, Xu Weilai tahu bahwa ekspresi Gu Yu memang susah ditebak. Saat ia terlihat tenang, bukan berarti ia benar-benar sedang tenang. Bisa jadi, setelah ini akan ada badai amarah yang akan mengintimidasinya.

Xu Weilai hanya bisa mengepalkan tangannya sangat erat, bahkan sampai semua pembuluh darah di tangan itu terlihat.

Ia tidak menyangka masih bisa bertemu dan berhubungan lagi dengan Gu Yu. Awalnya Xu Weilai mengira dirinya dan Gu Yu adalah dua garis paralel yang tidak akan pernah bertemu lagi.

Akan tetapi... ia tidak punya cara lagi untuk menyelamatkan ayahnya dari sakit yang dideritanya. Ia juga tidak punya cara lagi untuk menghentikan tangisan ibunya dan tidak menemukan cara lain lagi agar adiknya bisa menikmati masa muda yang cerah. Semuanya sungguh tidak ada cara lain lagi, kecuali menerima lamaran dari Keluarga Gu. 

Xu Weilai memejamkan mata menahan hasratnya untuk menangis. Ia mengulang jawabnya lagi, "Ya."

Begitu jawaban yang sama itu terucap, Xu Weilai hanya bisa mencengkram kain baju yang ada di bagian dadanya. Saat ini, seluruh tubuhnya seolah-seolah hanyalah boneka yang dibawa ke depan Gu Yu yang sedang menyeringai dan menatap dalam-dalam dengan tatapan matanya yang tajam. Lalu Gu Yu mengatakan, "Siapa yang bilang tidak ingin lagi muncul di hadapanku? Siapa yang bilang tak sudi menerima lamaranku? Siapa yang bilang untuk pura-pura tidak terjadi apa-apa? Sekarang, kau mau menerima lamaranku?"

Ketika Gu Yu melihat video yang ditunjukkan Xu Shuai, ia kira dirinya sudah salah paham dengan Xu Weilai. Ia jadi tahu bahwa Xu Weilai dipaksa meminum bir hingga mabuk dan tidak memanfaatkan Kakeknya agar bisa tidur bersamanya. Sejak itu, ia menaruh sedikit hormat pada Xu Weilai.

Namun dari itu semua, apa hal yang bisa diperbuat Gu Yu?

Hari ini, ia menerima telepon dari Kakeknya. Kakeknya menyuruh bertanggung jawab atas kejadian malam itu dan perlu untuk menikahi Xu Weilai. Ia juga sudah diberitahu bahwa Xu Weilai bersedia menikah dengannya.

Sesampainya di sini, ia hanya bisa tertawa, "Xu Weilai, aku kira kau akan benar-benar melakukan apa yang sudah kau katakan. Namun pada akhirnya, kau masih tetap saja menjijikan seperti dulu."