Sekarang, pikiran Asheel menjadi lebih baik dan dia bisa tidur dengan tenang di kediaman Yasaka. Ngomong-omong tentang kediaman ini, Asheel melihat banyak hal baru setelah dia tiba disini. Kemaren dia memang tidak terlalu menyadarinya, tapi kediaman ini menjadi lebih besar? Banyak furnitur dan fasilitas yang tidak dia lihat sejak terakhir kali dia ke sini.
Sekarang dia sudah selesai mandi dan sedang berjalan-jalan di sekitar mansion. Saat dia menginjakkan kakinya di halaman, wajahnya langsung muram.
"Masih mendung...."
Asheel melihat ke atas dan tampak jika langit diwarnai hitam oleh kekuatannya. Dia yang paling mengerti tentang dirinya sendiri saat ini. Gelapnya langit tersebut disebabkan oleh suasana hatinya yang sedang terpuruk. Untuk eksistensi seperti Asheel yang menyamai dewa, suasana hatinya bahkan bisa memengaruhi cuaca di dunia.
"Begitu ya, nampaknya aku belum cukup pulih."
Dari yang dikatakan Shalltear semalam, vampir itu mengatakan bahwa dia tidak boleh kembali sebelum cuaca kembali menjadi normal. Orang lain tidak berhak ikut campur untuk memperbaiki cuaca ini. Menurut Sera, Asheel harus menyelesaikan masalah ini sendiri.
'Aku ingin tahu bagaimana keadaan Phina...'
Memikirkan itu sambil melihat langit mendung di atas, dia hanya tidak menemukan jawabannya. Sepertinya dia harus menetap disini untuk beberapa waktu.
"Asheel-sama."
Dia mendengar Shalltear dari belakang, tapi dia tidak repot-repot menoleh ke arahnya.
"Ijikan saya untuk menemani Anda sampai Anda merasa lebih baik," kata Shalltear dengan nada memohon.
"...." Asheel hanya menatap Shalltear sambil tersenyum. Setelah sekian lama, dia akhirnya mengelus kepalanya, "Kalau begitu, aku akan merepotkanmu kedepannya."
Mendengar jawabannya, Shalltear langsung merasa bahagia. "Tentu saja! Anda bisa merepotkan saya kapan saja!"
Asheel tersenyum tipis, sedikit peka mengapa Shalltear mengatakan demikian padahal dia sudah menemani dirinya sebelumnya. Yah, Shalltear hanya merasa tidak ingin digantikan.
Selain Shalltear, masih banyak orang yang menginginkan posisinya saat ini untuk menemani Asheel. Shalltear hanya orang yang egois, menginginkan Tuhannya tersebut untuk dirinya sendiri, setidaknya untuk saat ini.
"Tapi ... apa yang harus kulakukan?" Asheel menyentuh dagunya, memikirkan bagaimana dia bisa merasa bahagia. Kebahagiaan tidak bisa muncul secara tiba-tiba, harus ada suatu momen yang bisa merangsang suasana hatinya.
"Bagaimana jika Anda memulainya dengan Putri Kunou? Semacam ... anda bisa mengajaknya bermain?" Shalltear mengusulkan dengan tidak yakin.
"Ooh, ide bagus!" Asheel tidak tahu apakah hal ini efektif, tapi layak untuk dilakukan.
Dengan begitu, Asheel memaksakan dirinya untuk mengajak Kunou bermain di dalam ruangan karena di luar sedang mendung. Sungguh, dia sangat tidak cocok dengan anak kecil. Dia cenderung membenci semua anak kecil di seluruh dunia. Mungkin itu hanya pandangan yang berlebihan, namun sejak awal dia mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan dengan mereka.
Anak-anak sangat berisik, aktif, nakal, dan lain sebagainya, membuat dia ingin membunuh mereka semua. Tapi itu hanya sebatas keinginan.
"...." Asheel melihat senyum Kunou yang membuatnya lega. 'Yah, ini tidak buruk juga, mungkin karena Kunou adalah putriku, aku bisa bertahan sejauh ini dengan baik.'
Dulu sebelum dia kehilangan kekuatannya seperti sekarang, dia bisa menciptakan berbagai pakaian imut untuk digunakan oleh Kunou. Namun sejak kehilangan kekuatannya, dia belum berani mencoba untuk bermain-main dengan kekuatannya.
Energi di dalam dirinya sedang sangat kacau dan tidak stabil, kesalahan sedikit saja bisa berakibat sangat fatal.
Adapun bagaimana Kunou bisa menjadi putrinya, itu jelas karena ibunya, Yasaka, telah bergabung ke harem kecil Asheel. Dia juga telah mengasimilasikan garis darahnya ke tubuh Kunou, jadi secara tidak langsung anak rubah itu telah menjadi anaknya.
Dengan begitu, Asheel menghabiskan waktu selama dua jam untuk bermain dengan Kunou.
Namun usahanya untuk memperbaiki suasana hatinya tidak berjalan lancar. Di luar, langit masih mendung hingga menutupi seluruh kota dengan kegelapan.
Hari sudah sore dan Asheel tidak tahu harus bagaimana lagi. Kemudian dia memanggil Yasaka dan berharap wanita itu akan bisa menghiburnya, tapi rubah mesum itu malah menghiburnya menggunakan tubuhnya.
"...."
Saat ini, Asheel tidak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri yang berakibat dia tidak bisa berhubungan seks dengan tenang. Apabila meleset sedikit saja saat pikirannya dilarut oleh kenikmatan, hal yang tidak diinginkan bisa terjadi.
Yah, lupakan. Tidak terasa hari sudah mulai gelap dan matahari tenggelam dengan cepat. Mungkin dia harus keluar dan mencari toko ramen?
Asheel sangat menyukai ramen, dia sudah berkeliaran di ratusan dimensi demi merasakan rasa ramen yang berbeda. Pada setiap tindakannya tersebut juga mempertemukan dengan orang-orang unik yang berbeda pula.
Misalnya gadis dhampir bernama Koizumi yang berasal dari dunia ini. Gadis itu sedikit unik, meskipun pendiam tapi dia akan merasakan euphoria saat menyantap ramen.
Asheel menyukai orang-orang dengan selera yang sama dengannya, dan dia berharap bisa bertemu dengannya lagi.
'Mungkin ini ide yang bagus untuk menikmati ramen saat dalam keadaan terpuruk.' Asheel merasa jika dirinya jenius saat memikirkan ini dan merasa bangga dengan dirinya sendiri.
Kemudian dia memanggil Shalltear dan meminta vampir itu untuk menemaninya, dan yang terakhir menerimanya dengan senang hati.
...
Satu jam kemudian.
Asheel memiliki ekspresi muram di wajahnya yang menandakan jika suasana hatinya malah tambah buruk.
Shalltear yang khawatir di dekatnya segera berusaha menghibur Asheel. "Tenang saja Asheel-sama, saya akan menghubungi Shihoutu Tokitu untuk menyiapkan ramen yang lebih lezat! Asheel-sama bisa menunggu di kuil itu dengan tenang."
Dia mengatakannya sambil terlihat panik dan menunjuk sebuah kuil yang tidak jauh dari tempat mereka berada.
Namun Asheel yang mendengar saran dari Shalltear malah mengeluh, "Ehh, tapi aku sudah bosan dengan ramen buatannya. Aku juga belum pernah mencoba ramen dari Kyoto..."
Melihat Shalltear yang semakin panik, Asheel malah merasa kasihan sehingga dia menghela napas. "Yah, aku bukan bocah yang akan mengeluh setiap saat ketika apa yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Mari makan ramen cup hari ini."
Shalltear yang mendengar itu langsung bernapas lega dan mengusap keringatnya. "Jika Asheel-sama puas dengan itu, baik-baik saja maka."
Ashsel tersenyum dan mereka berdua berjalan ke kuil yang berada tidak jauh dari tempat mereka berada.
Alasan suasana hatinya yang semakin buruk adalah karena semua toko ramen tutup hari ini yang disebabkan oleh fenomena aneh berupa awan hitam yang telah ada sepanjang hari. Apalagi semalam hujan deras, orang-orang tidak berani membuka toko mereka.
Karena suasana hatinya yang semakin memburuk membuat sedikit emosi itu memengaruhi cuaca di Kyoto, mengakibatkan malam ini menjadi turun hujan. Mereka berdua harus memegang payung saat berjalan menuju kuil.
Saat menaiki tangga kuil, Shalltear tiba-tiba berkata: "Saya merasakan beberapa makhluk di atas."
"Bukankah seharusnya begitu? Tidak aneh untuk seseorang berada di sebuah kuil." Asheel mengangkat bahu.
"Apa yang harus saya lakukan? Apakah Anda ingin saya membunuh mereka? Untuk urusan seperti ini, sebaiknya jangan mengotori tangan Anda. Biar bawahan ini saja yang melakukannya."
Asheel menggelengkan kepalanya, "Lupakan, aku tidak ingin melihat darah hari ini."
'Apalagi aku akan makan ramen, tidak akan kubiarkan hal apapun mengganggu kenyamananku.'
Saat mereka mencapai ujung tangga, mereka berdua bisa melihat kuil sederhana yang tampak telah ditinggalkan. Dan di teras kuil tersebut, keduanya bisa melihat 'beberapa' makhluk yang dibicarakan oleh Shalltear sebelumnya.
"Seorang gadis kecil dan dua binatang aneh?" Asheel menengok ke Shalltear dengan bingung.
Saat ini, mata merah darah Shalltear menjadi semakin merah saat aura magisnya keluar. Dia menggunakan sihir di matanya untuk mengungkap kebenaran.
"Sepertinya binatang aneh yang Anda sebutkan adalah seekor yokai. Namun Yokai kali ini berbeda dengan yang kita temui selama ini. Mereka adalah yokai yang terlahir secara natural dari aura surga dan bumi."
'Apa-apaan makhluk yang berbau kultivasi ini?'