David segera menyantap makanan yang sudah tersedia di hadapannya. Sedangkan Lulu hanya melihat makanannya setelah merasakan tiga potongan salmon mentah.
David memperhatikan Lulu, "Kamu tidak suka dengan makanannya?" tanya David.
"Oh, bukan. Tapi aku ... bingung dengan rasanya. Ini pertama kalinya aku makan ini," ujar Lulu tersenyum malu.
David menghela napas, "Kamu makan yang mana saja boleh kok, ambil yang lain lagi," ucap David.
Lulu mengangguk lalu menyantap sandwich tuna.
"Hmmm, enak banget," ucap Lulu, lalu mengunyah dengan cepat makanannya, lalu mengambil makanan yang lain, "hmm, saladnya juga enak, terima kasih ya sudah membuat makanan ini. Enak banget," ujar Lulu.
David tersenyum, "Iya sama-sama," terdiam, lalu melotot, "Maksud aku, koki lain yang buat ini semua, bukan aku. Memangnya kamu siapa, aku hanya memasak buat orang yang spesial," ujar David salah tingkah.
Mendengar David berkata seperti itu, Lulu menatap kesal ke burung love bird, karena memberikan keterangan palsu.
"Eh, David yang bohong, jangan menatapku seperti itu. Dia masak sambil terus bernyanyi menyebut nama kamu kok," ujar burung love tersebut.
Lalu Lulu menatap ke David, "Memangnya kamu masak makanan ini sambil bernyanyi menyebut namaku terus?" tanya Lulu tanpa ragu.
"Iya!" jawab David cepat, "Eh, enggak," David semakin salah tingkah.
"Bohong! David juga bilang akan terus membuat kamu tetap dekat dengannya," ujar burung love sambil mengepakkan sayapnya karena gemas dengan David yang selalu mengelak.
Lulu menatap David dengan tatapan tajam, "Kamu mau aku selalu dekat dengan kamu? Hayo ngaku! Atau aku colok kamu pakai garpu," ujar Lulu menyodorkan garpu ke wajah David.
"Kok kamu tahu?" David menutup mulutnya.
"Nah kan. Ngaku juga!" ucap Lulu tersenyum bangga, karena telah membuat David mengaku.
"Lalu kalau benar semua memangnya kenapa?" tanya David.
Lulu terdiam dan memutarkan matanya ke atas lalu ke bawah, "Ng ... enggak tahu," ujar Lulu tersenyum polos.
"Aku mau menikah dengan kamu," ucap David.
"Apa?" teriak Lulu melotot.
"Kamu harus mau, kalau kamu mau aku akan melunasi hutangmu. Jadi keluargamu akan tenang tidak akan di tagih hutang lagi. Gimana?"
Lulu masih terdiam terkejut.
"Kita baru kemarin ketemu, masa kamu mau menikah denganku. Kamu harus izin paman dan bibiku dahulu, lalu ketemu keluarga besarku, lalu ...."
"Ini menikah bohongan kok, paling lama hanya setahun," ujar David.
Lulu merasa bingung. Satu sisi ia memerlukan uang untuk melunasi hutang yang sekian hari semakin membengkak, namun satu sisi ia baru kenal dengan David. Walaupun hanya bohongan, tetap saja yang namanya menikah perlu persiapan mental yang membuat yakin menikah.
"Tapi, aku ...."
"Kamu sudah lancang mencium bibirku. Membuatku susah tidur, membuatku selalu gelisah. Kalau kamu tidak mau, aku akan laporkan kamu ke polisi karena sudah melecehkanku," ujar David dengan wajah serius. Membuat Lulu merasa terpojok dengan ucapan David.
"Hahahha, dasar perempuan bodoh!" ucap burung love.
"Oke, oke. Aku setuju! Tapi kamu janji akan melunasi hutangku!" ujar Lulu cemberut.
"Oke. Berikan alamat penagih itu. Hari ini juga akan aku lunasi," ujar David, lalu memalingkan wajahnya lalu tersenyum puas karena telah berhasil membuat Lulu menyetujui menikah dengannya.
"Aku di beri waktu hanya sebulan untuk membawa calon istriku ke hadapan mami dan papi. Kalau tidak aku akan di nikahi dengan Yasmin, anak relasi papiku," ujar David.
"Kenapa tidak mau? Kalian para orang kaya pasti cantik dan ganteng," Lulu penasaran.
"Mungkin perempuannya galak, hahha," ujar burung love. Lulu menoleh ke burung lalu tertawa pelan.
"Yasmin memang cantik, tapi aku tidak menyukainya. Terlalu serakah, tapi karena Yasmin pintar mendekati mamiku, maka aku di teror untuk menikah dengan Yasmin. Jika aku tidak menikah, maka aku akan di usir dari rumah," ujar David menjelaskan.
Mendengar penjelasan David, membuat hati Lulu tersentuh dan kesal. Bagaimana mungkin orang tua memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan perasaan anaknya. Lulu termenung.
"Jika kamu mau, kita tanda tangan surat perjanjian. Aku akan melunasi semua hutangmu, dan posisiku akan aman tanpa harus menikahi Yasmin. Bagaimana?" tanya David menatap Lulu.
Lulu terdiam sambil melihat David, "Perjanjian pernikahan? Entahlah, aku bingung. Tapi aku butuh uang untuk melunasi hutangku, kasihan paman dan bibi selalu di teror oleh penagih hutang," ujar Lulu membatin.
David sepertinya hampir hilang kesabaran karena Lulu lama menjawab pertanyaannya.
"Huh, otak kamu lambat sekali berpikirnya. Kamu bikin aku tambah kesal, di rumah mami aku di buat bikin kesal, di sini kamu bikin kesal huh!" ujar David memalingkan wajahnya.
Mendengar David berkata tidak baik tentang ibunya, Lulu bereaksi, "Kamu gak boleh kesal dengan mami kamu, biar bagaimanapun dia orang tuamu. Ikuti saja kemauan mami kamu, selagi beliau masih ada," ujar Lulu dengan nada suara tinggi.
"Aku tidak butuh nasehatmu, aku mau kamu setujui perjanjian kita. Aku menikahi kamu, dan aku lunasi hutangmu," ucap David terbawa memukul meja karena emosi. Tapi raut wajahnya berubah setelah melihat Lulu menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca dan perlahan air matanya menetes.
"Ya Tuhan, apa yang aku lakukan hingga membuat Lulu menangis? Apakah aku terlalu keras kepadanya?" tanya David dalam hatinya, seketika rasa bersalah menyeruak dalam hatinya.
Lulu masih menatap David sambil menangis, "Aku hanya beri saran saja. Karena ibuku sudah meninggal, aku menyesal tidak menuruti kehendaknya semasa hidup," ujar Lulu, kini wajahnya sudah di banjiri air matanya yang deras mengalir. Lulu menutup wajah dengan kedua tangannya.
Segera David menghampiri Lulu dan berdiri di samping Lulu. Awalnya David ragu memegang kepala Lulu, namun melihat Lulu menangis tersedu-sedu David memberanikan diri memeluk kepala Lulu, David membungkukkan badannya dan memeluk Lulu, seketika David merasakan ketenangan di hatinya. Lulu menyambut pelukan David, dan menangis di dada David yang bidang. David sampai memejamkan kedua matanya, merasakan kehangatan dan ketenangan memeluk Lulu.
Lulu sudah merasa tenang dan tidak menangis lagi. Namun David masih memeluknya.
"David, aku sudah berhenti menangis," ujar Lulu.
"Wah, keenakan si David," ujar burung love sambil mengangkat satu kakinya, seolah ingin menutup salah satu matanya.
"David!" panggil Lulu. Membuat David tersadar dan melepaskan pelukannya.
"Oh, sudah selesai nangisnya?" tanya David salah tingkah lalu kembali duduk.di kursinya.
"Aku mau menikah dengan kamu," ujar Lulu, membuat David melotot dan terdiam.
"Lah, malah bengong," ujar burung jadi gemas.
"Kamu serius?"
"Iya, aku mau membebaskan paman dan bibiku dari hutang," ujar Lulu.
David tersenyum bahagia mendengar ucapan Lulu, kemudian menyodorkan secarik kertas berisi perjanjian pernikahan. Lulu langsung memberikan tanda tangan tanpa membaca dahulu isi perjanjiannya.
"Baguslah. Hari ini kamu rapikan pakaian kamu, dan tinggal di rumahku hingga hari pernikahan kita."
"Apa? Mana boleh aku tinggal sama kamu sebelum menikah, kamu juga belum bicara dengan paman dan bibiku," ujar Lulu.
Mendengar ucapan Lulu, David beranjak dari.kursinya, lalu mengambil surat perjanjiannya di simpan dalam saku. Dan menggandeng tangan Lulu mengajak Lulu pergi.
"Loh, mau kemana kita? Kenapa kamu gandeng tanganku?" tanya Lulu bingung.
"Sejak dua menit yang lalu, aku adalah calon suamimu, jadi aku berhak menggandeng tanganmu kapan saja. Sekarang kita ke rumah paman dan bibimu, aku akan minta ijin.menikahimu," ucap David. Lalu berjalan keluar. Lulu mengikuti langkah David hingga seperti terseret karena langkah David yang cepat.
Perasaan Lulu kini berkecamuk, antara bahagia karena semua hutangnya akan lunas dan bingung dengan pernikahannya dengan David, lelaki yang baru saja di kenalnya sehari yang lalu. Tapi entah kenapa hatinya merasa nyaman dekat dengan David. Padahal lelaki galak bukanlah tipe idamannya.