Sembari mengacak rambut, Julian menghela napas cepat. Wajahnya telah kembali suram. Harapan yang sempat mewarnai matanya, kini telah lenyap ditelan resah.
“Mia, kau di mana?” erangnya sambil mendongak dengan tangan di pinggang. Sembari menatap langit-langit yang tak mampu memberikan jawaban, pria itu mendesah. “Apa yang harus kulakukan sekarang?”
Sadar bahwa pikirannya telah buntu, Julian akhirnya mengambil ponsel. Tanpa mengulur waktu, ia menghubungi seseorang yang bisa memberinya solusi.
“Halo?” sapa seorang pria dari seberang telepon.
“Max, di mana Gabriella?” tanya Julian secepat angin.
“Istriku sedang memandikan Pangeran Kecil. Ada apa?”
Sambil memijat pelipis, si penelepon membalas, “Bolehkah aku bicara dengannya?”
“Tentu saja,” sahut sang adik agak pelan. Selang beberapa saat, suara pria itu kembali terdengar. “Gaby, Julian mencarimu.”
“Ada apa?”
Tanpa sempat menyapa, sang CEO melantangkan jawaban. “Mia menghilang!”
“Menghilang?”
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者