Dengan kedipan kaku, Mia melirik ke arah Julian yang duduk di hadapannya. Pria itu sedang mengamati pemandangan di luar jendela. Kedua tangannya saling menggenggam di atas pangkuan. Tidak ada hal berarti yang ia lakukan. Namun, sang gadis merasa bahwa dirinya sedang terancam.
“Ck, kenapa aku bisa berada di ruang sesempit ini bersama dengan Tuan Julian?” batin sang sekretaris sambil menarik napas yang terasa sangat berat. “Apa yang harus kami lakukan sekarang?”
Tiba-tiba, sang pria berpaling dari jendela. Hanya dalam sekejap, Mia terbelalak dan memutar kepala ke arah yang berbeda.
“Ah, kenapa aku jadi salah tingkah begini?” sesal gadis itu, berusaha mempertahankan tampang datarnya.
“Padahal, kita belum mencapai puncak. Tetapi, pemandangannya sudah mengagumkan,” ujar Julian dengan senyum semringah.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者