Begitu membuka mata, Cherry langsung mengerang dan memegang kepalanya yang berat. Bau alkohol yang tercium dari napasnya membuat kening mengernyit. Namun, begitu otak membuka memori, mata wanita itu sontak terbuka lebar.
“Apakah rencanaku berhasil? Aku tidak ketahuan berbohong oleh Max, bukan?”
Sedetik kemudian, Cherry celingak-celinguk mengamati keadaan sekitar. Sudut bibirnya baru tertarik maksimal ketika mendapati tubuhnya yang polos di balik selimut.
“Ternyata, rencanaku berhasil,” gumamnya sebelum cekikikan dengan gaya centil.
“Tapi, di mana Max? Dan, kenapa kamar ini gelap?” pikir Cherry sembari memperhatikan tirai jendela yang tidak tertembus sinar mentari.
Tiba-tiba, terdengar suara pintu dibuka. Secepat kilat, wanita yang masih berbaring itu menyingkap selimut dan memasang pose menggoda.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者