Menyaksikan reaksi semacam itu, rasa bersalah Max sontak berlipat ganda. Sembari mengerutkan alis, ia mencoba menyentuh pundak istrinya.
“Gabriella, maafkan aku. Tidak seharusnya aku bersikap kasar kepadamu,” ucap Max dengan lidah yang kelu.
Sang istri tidak menjawab. Wanita itu terus membasuh hatinya yang terluka dengan air mata.
“Aku benar-benar keterlaluan tadi. Kumohon, maafkan aku.”
Lagi-lagi, Gabriella bungkam. Kesedihannya terlampau besar untuk mampu menerima permohonan maaf yang ia ragukan tersebut.
Mengetahui bahwa sang istri telah menutup diri darinya, Max pun mendesah pasrah. Dengan lembut, direngkuhnya wanita itu.
“Apa yang bisa kulakukan untuk mengobati lukamu?” bisik pria yang kini mengelus rambut sang istri.
Beberapa detik berlalu, Gabriella masih saja terisak dalam dekapan. Wanita itu terlalu lelah untuk menyikapi keadaan. Diam ataupun melawan, keduanya sama-sama tidak mampu menghilangkan rasa sesaknya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者