Sepanjang perjalanan menuju bandara, Max tak bisa berhenti mengamati istrinya. Gabriella tampak ceria, sangat berbeda dari biasanya.
"Apa yang terjadi di dalam ruangan itu? Kenapa dia mendadak lupa pada kesedihannya? Padahal, matanya saja masih bengkak," batin pria yang pura-pura fokus dengan tabletnya.
Setibanya di pesawat, hal yang lebih mengejutkan datang. Wanita itu tiba-tiba menggenggam tangan sang suami saat pesawat hendak tinggal landas.
"Apa yang kau lakukan?" bisik Max tidak bisa lagi menyembunyikan keheranan.
"Bukankah ini membuatmu nyaman?" timpal Gabriella dengan mata bulat yang menggemaskan. Sang suami sampai tak bisa berkedip menatapnya.
Selang satu embusan napas, Max menempelkan telapak tangan di kening sang istri.
"Kau tidak demam," gumamnya setelah mendeteksi suhu tubuh yang normal. Kebingungan menumpuk semakin tinggi dalam benaknya.
"Aku sudah sehat. Tenang saja. Aku tidak akan merepotkanmu lagi," bisik Gabriella sebelum melihat ke arah jendela.