Mata Gabriella berkaca-kaca saat kakinya menginjak tanah yang sudah lama tidak ditapakinya. Setelah menelan ludah dan menarik napas cepat, ia menoleh ke arah pria yang sedang menggenggam tangannya.
“Kenapa kau membawaku ke sini?”
“Untuk menepati janjiku,” sahut Max ringan. Senyum di wajahnya meskipun tipis tampak tulus.
Tanpa bertanya lagi, Gabriella melangkah menuju makam orang tuanya.
Begitu tangan gadis itu menyentuh batu nisan, air mata otomatis bergumpal dan jatuh dari pelupuknya.
"Mama, Papa .... Maaf, aku gagal menjaga rumah."
Napas sang pria mendadak terasa berat mendengar rintihan Gabriella.
"Maaf karena aku gagal menjaga diri sendiri," ucap gadis itu di sela desah napas yang tidak beraturan.
Kepala Max tak bisa lagi tegak. Ia terlalu malu untuk menampakkan muka di hadapan makam orang tua gadis yang sudah ditidurinya.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者