“Maaf, Tuan. Anda tidak bisa semena-mena terhadap saya. Meskipun saya bekerja sebagai sekretaris, tetap ada batasan untuk saya memenuhi permintaan Anda. Saya tidak bisa 24 jam terus memenuhi kebutuhan Anda,” ujar Mia mulai menaikkan suara.
Alis gadis itu telah berkedut menahan jengkel. Ia tidak mengerti mengapa bosnya sangat kekanakan.
“Jadi, kau tega meninggalkanku bersama Amber? Bukankah kau sudah tahu kalau wanita itu tidak becus. Dia memasak air saja gosong. Bagaimana nasibku jika diurus olehnya?”
Sambil menggeleng-geleng tak habis pikir, sang sekretaris menghela napas. “Tenang saja. Nona Amber tidak perlu memasak air di sini. Sekarang, saya harus pergi. Sebentar lagi, dia akan tiba di sini.” Sedetik kemudian, gadis itu meraih tas, bersiap untuk berangkat.
“Tapi aku tidak mau kau pergi, Mia. Tetaplah di sini bersamaku. Sebastian pasti bisa mengurus perusahaan seorang diri,” bujuk Julian dengan tampang memelas.