“Akulah anak haram yang sesungguhnya, Max. Bukan kau,” ucap Julian sebelum menelan ludah yang sangat tajam. “Karena takut akan dibuang, aku mengarang cerita yang membuat Papa percaya bahwa kau bukan anaknya.”
Usai memberi pengakuan, pria itu terisak semakin hebat. Kerongkongannya yang menyempit kini terasa membara. “Maafkan aku, Max. Aku tidak menduga kalau kebohonganku akan melaju sampai sejauh ini.”
Di tengah tangis sang kakak, Max tiba-tiba tertawa hambar. Dengan mata berkaca-kaca, ia membuang muka. “Dasar bodoh,” gumamnya sukses membuat kedipan mata Julian tertahan.
“Kenapa kau tertawa? Aku tidak berbohong, Max. Kau adalah anak kandung Herbert. Kaulah bagian dari keluarga Evans yang sebenarnya,” terang sang kakak dengan suara serak.
“Aku sudah tahu.”
Mendengar pernyataan tersebut, tangis Julian mendadak terhenti. Setelah beberapa kali menarik napas, mengirim oksigen untuk menjernihkan pikiran, pria itu menggeleng-geleng meminta penjelasan.
“Apa maksudmu?”
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者