Menyaksikan diamnya sang istri, hati Max semakin merana. Dengan lembut, ditariknya wanita itu ke dalam dekapan.
“Ini sama sekali bukan salahmu. Jadi, jangan menghukum dirimu sendiri. Mengerti?” bisik pria yang ketakutan jika ia harus kehilangan istrinya juga.
Anehnya, beberapa detik berlalu, Gabriella sama sekali tidak menjawab. Tatapan wanita itu masih menerawang. Matanya yang berkaca-kaca enggan menumpahkan kesedihan. Sesekali, ia mendesah. Namun, tetap tidak ada suara yang terdengar. Hal itu menimbulkan tanda tanya besar bagi sang pria.
“Gaby?” panggil Max sembari membelai kepala yang bersandar padanya. Lagi-lagi, hanya isak tangis dirinya sendiri yang terdengar.
Sambil melawan sesak dalam dada, pria itu memeriksa ekspresi istrinya. Begitu melihat wajah pucat yang begitu datar, alisnya langsung berkerut melukiskan tanya. “Gaby? Apakah kau baik-baik saja?”