"Salam Setan."
Kresna yang baru saja memasuki melihat orang-orang yang memberinya salam dan menyeringai lebar. "Hei, kawan-kawan, apa kabar?"
"Itu mengejutkan untuk melihatmu menghadiri pertemuan ini." Seorang pria melirik Kresna dengan tatapan provokatif.
Pria itu mengenakan baju tidur dan mahkota emas yang seharusnya terlihat aneh jika dipadukan tapi malah terlihat menyenangkan mata saat dikenakan pria itu mengingat dia memiliki wajah yang halus dan lembut. Di tangannya, ada seekor ular yang bermain-main.
"Oh, hai, Nana. Sebenarnya, aku ke sini hanya untuk bertemu dengan seseorang."
Iblis yang dipanggil Nana mengangkat alisnya. "Seseorang yang baru saja jatuh?"
Kresna menyeringai. "Anak pintar."
Sudut bibir Nana bergetar. "Aku bukan seorang anak dan berhenti memanggilku dengan sebutan Nana! Namaku Inanna!"
"Kenapa? Itu terdengar imut."
"Karena terdengar imut, aku tidak menyukainya!"
"Oh, kamu tidak merasa imut?" tanya Kresna sambil menatapnya dari ujung atas sampai ujung bawah.
Nana mengikuti arah pandangannya dan tidak bisa berkata-kata. Dia memang memiliki bentuk fisik seorang anak berumur dua belas tahun tapi dia bukan seorang anak ah! Dia bahkan lebih tua daripada Kresna!
Kresna menyeringai saat melihat Nana yang tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia mengalihkan tatapan ke sekelilingnya dan mendengarkan mereka saling berbicara dengan nada sombong.
"Apa yang kamu lakukan akhir-akhir ini?"
"Kemarin malam aku membuat seorang pengemis membunuh seorang wanita dan merampoknya. Aku yakin dia akan menjadi pengikut tuan kita setelah kematiannya."
"Itu hebat. Aku juga mempengaruhi seorang siswi untuk membunuh anak yang baru saja dia lahirkan. Dia sekarang berada dalam penjara dan diam-diam memakai narkoba."
"Huh, kalian hanya sanggup membuat satu nyawa menghilang? Kemarin aku menggoda seorang anak dan membuatnya membunuh seluruh anggota keluarganya lalu melakukan bunuh diri sendiri. Sekarang, dia sudah menjadi budak di neraka."
"Itu menakjubkan! Bagaimana caramu melakukannya?"
"Hei, kamu tidak sebaik aku! Apa kalian mendengar perang saudara di sisi timur? Aku mempengaruhi mereka dan membuat mereka saling memusuhi. Bahkan hingga hari ini perang itu belum berakhir."
Semua orang di dalam ruangan saling menyombongkan diri sambil memuji yang lain. Kegiatan saling menyombongkan diri ini selalu ada di setiap pertemuan hingga membuat Kresna yang melihat ini merasa bosan. Aiya, tidak bisakah mereka melakukan sesuatu yang berbeda? Seperti karaoke, mungkin? Atau apapun itu yang tidak membosankan seperti ini. Manusia di bumi jelas lebih kreatif jika diminta untuk menyemarakkan pertemuan semacam ini.
Tiba-tiba ruangan menjadi sunyi. Kresna mengangkat kepalanya dan melihat semua orang di dalam ruangan menatapnya.
"Kresna, kejahatan apa yang sudah kamu lakukan?" Seorang iblis bertubuh besar yang terlihat kuat bertanya dengan nada keras.
Kresna tersenyum cermelang. "Yah, aku rasa kalian harus mendengar ini," ucapnya dengan bersemangat. "Aku menabrakkan mobilku di jalan tol tadi pagi. Kalian tahu, itu membuat tempat itu macet selama berjam-jam, banyak orang yang terlambat bekerja, polusi dimana-mana, dan..."
"Menabrakkan mobilmu?" Seorang iblis wanita bertanya dengan nada meremehkan.
"Ya, aku membuat semua orang yang terjebak macet merasa kesal hingga ingin mengumpat."
"Hanya mengumpat?"
"Kamu tidak membunuh siapapun?"
Senyum Kresna melebar. "Ya, bukankah itu hebat?"
Orang-orang saling bertatapan sebelum memuji Kresna dengan setengah hati.
"Aku tidak mengerti mengapa pemimpin yang lebih tinggi begitu menghargainya," bisik seseorang.
"Dia bahkan bisa mendapatkan pangkat yang setara dengan iblis peringkat dua."
Di tengah-tengah percakapan ini, pintu terbuka dan menunjukkan sosok pria pucat dengan rambut panjang sebahu yang berantakan dan sepertinya tidak pernah disisir selama beberapa puluh tahun. Dia memasuki ruangan bersama seorang gadis berpakaian seksi yang mengikuti di belakangnya.
Semua orang menghentikan percakapan mereka dan memberikan perhatian kepada orang yang baru saja masuk. "Salam Setan."
"Salam Setan," balas pria pucat itu.
"Samael, apakah gadis ini..." Iblis yang bertanya menggantungkan pertanyaannya.
Iblis berkulit pucat yang dipanggil Samael memberinya satu tatapan. "Ya, dia Lili."
Seluruh orang di dalam ruangan terkesiap. Mereka memberi Lili tatapan jijik dan permusuhan.
"Apa yang dia lakukan di sini? Bukankah dia seharusnya menjadi pasangan manusia itu?"
Lili mendengus. "Kalian semua sepertinya ketinggalan berita, huh? Aku sudah bukan pasangannya lagi. Pria itu terlalu menyebalkan dan egois," ucap Lili sambil memeluk Samael. "Samael yang terbaik!"
"Lalu kenapa kamu ada di sini? Kamu masih bisa berada di atas."
"Mereka terlalu suka mengatur dan membosankan. Aku merasa bosan sampai mati karena mereka. Jadi, setelah menemukan Samael, aku memutuskan untuk mengikutinya. Bukan begitu, sayang?"
Samael menunjukkan senyum yang jarang terlihat. "Ya."
Semua orang langsung mengerti alasan di balik peristiwa itu dan diam-diam menerimanya dengan enggan.
Kresna menatap Lili dan tatapannya secara tidak sengaja bertemu dengan mata gadis itu. Lili tersenyum padanya sebelum mengalihkan pandangannya kembali ke Samael.
***
Kresna langsung menarik Lili keluar setelah pertemuan berakhir.
"Aku pinjam temanmu sebentar," ucap Kresna sebelum menghilang di balik pintu.
Lili dan Samael yang sepertinya sudah menduga ini hanya mengiyakannya dalam diam.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" desis Kresna yang sepertinya sudah berada dalam ambang batasnya.
Lili tersenyum tanpa rasa bersalah sedikit pun. "Mencari hiburan," jawabnya dengan ringan. "Yah, sekaligus mengunjungi teman lama."
"Kamu... konyol!" Kresna memukul kepala gadis itu dengan agak lembut meskipun gadis itu tetap merasa kesakitan karenanya.
"Apa kamu pikir hanya karena kamu berada dalam pelukan iblis peringkat tinggi maka kamu bisa bertindak seenaknya?"
Lili mengangguk.
"..." Kresna terdiam karena kejujurannya.
"Hei, omong-omong, aku dengar kamu sedang mengejar seorang manusia dengan putus asa?" Lili bertanya sambil menatapnya dengan kilatan licik di matanya.
"Siapa yang mengatakan omong kosong semacam itu?"
"Apa kamu tidak mendengar kabar sama sekali? Skandalmu ini sudah diketahui semua orang di atas! Mereka membicarakan kebodohanmu hampir setiap hari." Lili berkata dengan senyuman nakal di wajahnya. "Kalian orang-orang neraka sangat kuno. Apa kalian tidak pernah bergosip?"
Kresna mengerutkan kening. "Skandal? Omong kosong!"
Lili tertawa. "Hei, apakah dia cantik?"
Kresna menatap Lili dengan waspada. "Apa yang kamu inginkan?"