Lukman duduk melamun di tepi tempat tidur, dimana ada Tristant, sedang berbaring lemah disana. Wajah datarnya menatap punggung tangan yang sudah dipasang selang infus oleh beberapa perawat rumah sakit. Melihat kondisinya yang belum tersadar setelah diperiksa oleh dokter satu jam lalu, membuat perasaannya menjadi sangat gelisah.
Laki-laki itu menoleh ke bagian pundak, saat merasakan sentuhan dari telapak tangan Pandu di sana.
"Jangan cemas, dia pasti baik- baik aja," lirih Pandu mencoba untuk menenangkan sahabatnya.
Membuang napas lembut, tanpa menanggapi sahabatnya, Lukman memutar kepala, memandang wajah teduh yang masih terpejam.
Keadaan Tristant yang belum tersadar hingga detik ini, membuat ia sangat sulit untuk tidak cemas. Kejadian ini juga membuat ia sadar, ternyata betapa ia benar- benar takut kehilangan remaja itu.
"Luk... gue balik dulu ya. Aden sama Yusuf udah nungguin soalnya. Besok kita ke sini lagi."
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者