webnovel

CALON ISTRI TUAN SILUMAN

(KONTEN DEWASA) Pembaca harap bijak menyikapi isi cerita. *** Tahukah kau jika di bumi tidak hanya dihuni manusia saja? Di bumi juga ada dunia lainnya yang diisi oleh para siluman. Kedua alam itu saling bersinggungan dan hanya segelintir orang yang bisa melihatnya. Kemampuan dapat melihat kedua dunia itu dengan jelas dalam waktu yang bersamaan seringkali disebut Indra Ke-enam, yang menurut segelintir orang adalah sebuah Karunia, tapi tidak bagi Karen Cenora. Karen Cenora adalah salah satu penerima Indra Ke-Enam, tapi Cenora tidak ingin berurusan dengan alam roh sama sekali. Cenora hanya ingin memiliki kehidupan Sekolah Menengah Akhir yang normal dengan para temannya dan mungkin saja mendapatkan kekasih seperti banyak gadis dengan kehidupan normal di sekitarnya. Tapi sepertinya Cenora tidak akan pernah menjalani hidup normal seperti itu karena Cenora telah ditakdirkan untuk menjadi calon istri pimpinan sebuah klan Siluman, yang darahnya akan memberikan kekuatan yang luar biasa bagi keabadian klan siluman itu sendiri. Hal itu disebabkan karena Cenora merupakan manusia reinkarnasi Peri Bulan yang dikutuk Raja Siluman terdahulu. Siapa sangka dalam kesedihannya menjalani takdir yang mengerikan itu, Cenora justru jatuh cinta dan dicintai oleh Ichigo, pemimpin klan Siluman Harimau yang akan menjadi suaminya nanti. Bagaimana dan akan seperti apa Cenora akan menjalani kehidupannya bersama Ichigo? Apakah ia akan bahagia sebagai calon istri siluman itu? Hai-hai para reader kesayangan… Ayo, ikuti kisah fantasi ini dan selamat terbawa dalam romansa mereka. Selamat membaca…

Knisa · 奇幻言情
分數不夠
249 Chs

KEPEDULIAN KEN

Setelah jam pelajaran Pak Guru Kris usai, semua murid di kelas Cenora menuju ruang ganti untuk mengikuti pelajaran olahraga yang akan mereka lakukan di halaman basket di sekolah mereka.

Hari ini mereka melakukan permaian basket bagi siswa perempuan saja. Jadi para murid laki-laki hanya duduk di pinggiran arena permainan basket untuk memberi sorakan pada teman sekelas mereka.

Cenora sudah ada di tengah lapangan basket dan bersiap memainkan permainan mengasyikkan itu bersama teman lainnya.

"Bagaimana Hybrid itu memiliki pemikiran bodoh dengan membiarkan pengantinnya bebas dikelilingi hantu lemah di sekitarnya? Dia sangat menyepelekan keselamatan pengantinnya!" gumam Ken yang saat ini sedang berada di atas pohon yang tidak jauh dari lapangan bakset tempat Cenora saat ini.

'Mengapa tidak kau rebut saja gadis reinkarnasi Peri Bulan itu, Tuan? Bukankah klan kita akan semakin kuat jika kau mempersembahkannya untuk klan kita?'

'Ya, kau benar. Tuan Hybrid yang satu ini begitu sembarangan dan kurasa dia bodoh!'

'Bagaimana dia bisa sesantai ini, saat pengantinnya saja begitu bersinar seperti itu? Dia menyia-nyiakan kesempatan yang dimilikinya!'

"Kalian semua diamlah. Kalian itu berisik sekali! Kalian tahu? Aku akan terlihat aneh dan mencurigakan jika manusia di tempat ini melihatku bersama kalian seperti ini!" gerutu Ken pada para siluman rubah sejenisnya, "Jika hanya melihatku di atas pohon untuk bersantai, itu tidak masalah. Tapi jika aku dikelilingi banyak rubah seperti sekarang, apa yang akan dipikirkan para manusia di sini? Pergilah sana!" sambungnya mengomeli para anggota klannya.

"Kalian juga tidak perlu mengatakan apapun padaku tentang siluman Hybrid itu! Aku sudah cukup kesal padanya pagi ini!" Ken masih menggerutu, "Aku sendiri juga tidak tahu alasan bodoh apa yang membuatnya bertahan untuk tidak meresmikan pernikahan siluman dengan gadis itu,"

"Alasan jatuh cinta pada manusia masih sangat terdengar konyol di mataku. Meski yang kulihat memang seperti itu dari Hybrid itu!"

Para siluman rubah di sampingnya terdengar tertawa dengan suara selayaknya seekor rubah asli.

'Jatuh cinta? Itu alasan bodoh, Tuan!'

'Kau benar. Mana mungkin Tuan Hybrid itu tidak tahu kutukan yang dijatuhkan pada Raja Siluman dengan Peri Bulan? Dia bodoh jika mengulangi kesalahan itu!'

"Tapi yang kulihat memang seperti itu! Kalian jangan berkomentar seperti kalian lebih tahu dariku ataupun Hybrid sepertinya!" Ken kembali mengomel, "Pergilah ke tempat kalian masing-masing, dan jangan membuat kekacauan yang mengakibatkan Hybrid itu marah!"

"Sebisa mungkin, jauhi pengantinnya dan jangan berbuat sesuka hati kalian meskipun aku di sekitar sini! Ini adalah daerah Hybrid itu. Aku dan klan kita adalah tamu di sini!"

"Jangan sok tahu seperti rekan kalian yang sebelumnya. Mengatas-namakan aku untuk mencelakakan pengantin Hybrid itu. Aku akan diam saja kalau kalian dan para siluman rubah berkasta rendah di sini musnah karena kemarahan Hybrid itu, karena memang kalian telah kurang ajar padanya!"

"Pemusnahan massal siluman laba-laba di daerah kekuasannya ini tidak mungkin kalian tidak tahu, bukan? Jadi anggap saja seperti itu, karena Hybrid itu tidak mungkin memusnahkanku tanpa sebab. Kalianlah yang harus berhati-hati dan menahan selera!"

"Gadis itu memang sangat bersinar. Napasnya juga sangat harum, bahkan bau darahnya saja sudah sangat memabukkan bagi kita. Dan hal itu sudah menjadi kodratnya menjadi incaran setiap pemimpin klan siluman saat ini,"

"Untuk itulah aku di sini dan akan mencoba peruntunganku merebutnya dari Hybrid itu, karena aku tahu Hybrid itu berbeda dari Hybrid sebelumnya ataupun para pemimpin klan siluman lainnya,"

Ken selesai memberikan peringatan pada para anggota klan-nya, tanpa menolehkan tatapan tajamnya pada sosok Cenora di tengah lapangan.

Di pandangannya saat ini, meskipun Cenora sangat bersinar di tengah aura gelap para hantu biasa yang mengelilinya, Cenora tidak dapat mengatasi gangguan kecil yang terus diterimanya dari para hantu usil itu.

Cenora selalu terjatuh akibat didorong, ditarik, ataupun sengaja dibuat tersandung agar Cenora mengalami cidera. Dan itu sudah menjadi tontonan biasa bagi teman-teman Cenora tanpa tahu penyebab kesialannya itu.

Tapi di mata Ken, Cenora jelas kesusahan. Tidak hanya sekali atau dua kali Cenora terjatuh, dan itu membuat Ken iba.

"Ingat peringatanku pada kalian. Itu demi kebaikan kalian sendiri! Aku pergi dulu," ucap Ken pada siluman rubah lainnya sebelum turun dari pohon dan berjalan menuju Cenora.

Kehadiran Ken di tengah lapangan mengalihkan sorak sorai ejekan pada Cenora yang berulang kali terjatuh.

Bak seorang pengeran yang menolong kekasihnya yang kesusahan, Ken langsung berjongkok menghampiri Cenora di pinggiran lapangan basket.

'Wah, dia datang untuk Cenora. Cenora sungguh beruntung!'

'Bukankah dia adalah murid pindahan yang baru? Apa dia kekasih Cenora?'

'Ahhh, mataku! Kenapa aku baru tahu ada pria tampan sepertinya?!'

Kehadiran Ken membuat heboh siswa perempuan di sana dan membuat mereka yang awalnya mengacuhkan Cenora, malah berbalik memberikan perhatian.

"Sangat menjengkelkan!" gumam Ken sembari membantu Cenora membersihkan tubuhnya dari pasir kasar yang menempel.

"Gumaman-mu itu akan terdengar mereka. Sudahlah, aku tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa seperti ini," ucap Cenora mengingatkan Ken.

"Apa kau bisa bangun? Kau sudah empat kali terjatuh, bahkan waktu permainan kalian belum lima belas menit!" Ken mengabaikan ucapan Cenora dan berbalik mengomel.

"Cenora, apa kau baik-baik saja? Mari kubantu ke ruang kesehatan!" seorang siswa perempuan yang sebelumnya tak acuh pada Cenora, kini memberanikan diri menghampiri lebih dekat ke mereka berdua.

"Tidak perlu. Kekasihnya sudah di sini. Dia tidak membutuhkan orang lain untuk membuatnya lebih baik!" Ken menanggapi dengan ketus.

Tanpa aba-aba, tubuh Cenora terangkat saat Ken menggendongnya ala bride-style, hingga Cenora memekik kaget.

"Ken, turunkan aku sekarang! Apa yang kau lakukan, hah?!" Cenora berucap geram pada Ken.

"Jadi apa gunanya kau menjadi kekasih seorang pria hebat, jika pria itu membiarkanmu terluka seperti ini?!" Ken membalas ucapan Cenora dengan geram, tapi pandangan matanya menatap jauh ke arah teras kelas di lantai dua, jauh di depannya.

Tidak ada yang tahu saat ini Ken menatap sinis pada Ichigo yang sedang memperhatikan keadaan dari balik kaca jendela ruang kelas lain, tempatnya mengajar saat ini.

Kedua pasang mata siluman itu saling menatap tajam dan penuh kekesalan.

"Ken. Turunkan aku sekarang, aku malu!" panggilan Cenora padanya membuat Ken mengalihkan pandangannya dari Ichigo ke Cenora.

"Ayo, obati lukamu!" ucap Ken dengan nada dan wajah dingin, hingga Cenora sendiri tertegun menghadapinya.

Ken berjalan sambil menggendong Cenora tanpa peduli pada keadaan dan suara ramai para murid lain yang membicarakan mereka.

Langkah Ken terarah menuju ruangan kesehatan, dan saat sudah di dalam ruangan tersebut, mereka berdua tidak melihat ada petugas kesehatan yang berjaga.