webnovel

Bullying And Bloody Letters

Tamat per-season Sebuah surat dengan percikan darah yang menuntun seorang gadis korban perundungan, untuk membalaskan dendam. Surat itu memberikan petunjuk satu-persatu bagaikan potongan purzzle yang perlahan menjadi utuh. Arwah dari korban ketidak-adilan di masa lampau mulai menebar teror, kepada setiap orang yang sudah membuatnya hancur dan terjebak di alam lain. Kematian dan pristiwa berdarah tak bisa terelakkan. Larasati, Cinta dan juga Eliza adalah ketiga gadis yang tewas karna dibunuh oleh teman sekelasnya. Kini arwah mereka mulai menebar teror dan menuntut balas atas kematiannya. Note: Bukan hanya tentang cerita seram, tapi dalam cerita ini penulis ingin menyampaikan betapa berbahayanya bullying. #stopbullying Selamat membaca....

Eva_Fingers · 灵异恐怖
分數不夠
372 Chs

Pura-pura Menyesal

"Dan aku rasa  kemarin, Alvin juga memiliki dugaan yang sama seperti ku saat ini, makanya dia mengajakmu buru-buru pulang!" imbuh Fanya dengan suara yang menggebu-gebu.

 

"Iya, juga ya,"

 

"Eh, by the way, hubungan kalian itu  masih berteman saja ya?" lirih Laras dengan nada sedikit meledek.

 

"Tentu saja, memangnya apa lagi, sejak dulu kami itu memang berteman, Kan?"

 

"Oww, ya?" Fanya menatap lekat wajah Mentari.

 

"Kamu gak naksir sedikit pun sama  Alvin?" sindir Laras.

 

"Hah? Eng-gak sih,"

 

"Loh, kok jawabnya ragu-ragu gitu sih?"

 

Dan tak lama Alvin pun datang menghampiri mereka.

"Hey, boleh gabing?" tanya Alvin yang berbasa-basi.

"Iya, Alvin, segla pakek nanya deh," ujar Laras.

"Hai, Tari," sapa Alvin kepada Mentari.

"Hai juga, Alvin," sapa balik Mentari.

"Ehem! jadi gimana?" tanya Laras yang tiba-tiba menyela pembicaraan mereka.

"Gimana apanya?" tanya Alvin.

"Hubungan kalian, eh, uppss!" Laras langsung menutup mulutnya sambil tertawa.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者