"Dan aku rasa kemarin, Alvin juga memiliki dugaan yang sama seperti ku saat ini, makanya dia mengajakmu buru-buru pulang!" imbuh Fanya dengan suara yang menggebu-gebu.
"Iya, juga ya,"
"Eh, by the way, hubungan kalian itu masih berteman saja ya?" lirih Laras dengan nada sedikit meledek.
"Tentu saja, memangnya apa lagi, sejak dulu kami itu memang berteman, Kan?"
"Oww, ya?" Fanya menatap lekat wajah Mentari.
"Kamu gak naksir sedikit pun sama Alvin?" sindir Laras.
"Hah? Eng-gak sih,"
"Loh, kok jawabnya ragu-ragu gitu sih?"
Dan tak lama Alvin pun datang menghampiri mereka.
"Hey, boleh gabing?" tanya Alvin yang berbasa-basi.
"Iya, Alvin, segla pakek nanya deh," ujar Laras.
"Hai, Tari," sapa Alvin kepada Mentari.
"Hai juga, Alvin," sapa balik Mentari.
"Ehem! jadi gimana?" tanya Laras yang tiba-tiba menyela pembicaraan mereka.
"Gimana apanya?" tanya Alvin.
"Hubungan kalian, eh, uppss!" Laras langsung menutup mulutnya sambil tertawa.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者