webnovel

Bullying And Bloody Letters

Tamat per-season Sebuah surat dengan percikan darah yang menuntun seorang gadis korban perundungan, untuk membalaskan dendam. Surat itu memberikan petunjuk satu-persatu bagaikan potongan purzzle yang perlahan menjadi utuh. Arwah dari korban ketidak-adilan di masa lampau mulai menebar teror, kepada setiap orang yang sudah membuatnya hancur dan terjebak di alam lain. Kematian dan pristiwa berdarah tak bisa terelakkan. Larasati, Cinta dan juga Eliza adalah ketiga gadis yang tewas karna dibunuh oleh teman sekelasnya. Kini arwah mereka mulai menebar teror dan menuntut balas atas kematiannya. Note: Bukan hanya tentang cerita seram, tapi dalam cerita ini penulis ingin menyampaikan betapa berbahayanya bullying. #stopbullying Selamat membaca....

Eva_Fingers · 灵异恐怖
分數不夠
372 Chs

Begadang

Jam menunjukkan pukul Sepuluh malam, dan Mentari masih mengobrol lewat telepon bersama Alvin.

"Vin, udah malam deh, besok kita, kan sekolah. Takut telat kalau kita bergadang begini," ujar Mentari.

"Tapi, aku masih kangen, Tari." Keluh Alvin.

"Kan, tadi kita udah ketemu, sekarang udah teleponan, dan besoknya kita juga keremu lagi," ujar Mentari.

"Ya, tapi masih, kangen, Tari."

"Ah, Alvin udah dong, manjanya. Kamu itu harus banyak istirahat dan belajar, kamu kan udah mendekati ujian nasional. Jadi jangan banyak begadang dong!" oceh Mentari.

"Hmmm, iya deh, Mami Tari,"

"Ih, kok, mami Tari, sih?"

"Ya abisnya kamu kalau begini, mirip Mama aku kalau lagi ngocehin aku,"

"Ih, apaan sih, Alvin bisa aja deh,"

"Yaudah deh, kalau kamu udah ngantuk, sampai ketemu besok, Tari. Muaah!"

"Iya, Alvin, bye ...."

"Tunggu!" teriak Alvin.

Tut tut tut....

Telepon pun sudah terputus, dan Mentari sudah berbaring bersiap untuk tidur.

 

Drrtt....

Kembali ponsel Mentari bergetar.

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者