Jam menunjukkan pukul Sepuluh malam, dan Mentari masih mengobrol lewat telepon bersama Alvin.
"Vin, udah malam deh, besok kita, kan sekolah. Takut telat kalau kita bergadang begini," ujar Mentari.
"Tapi, aku masih kangen, Tari." Keluh Alvin.
"Kan, tadi kita udah ketemu, sekarang udah teleponan, dan besoknya kita juga keremu lagi," ujar Mentari.
"Ya, tapi masih, kangen, Tari."
"Ah, Alvin udah dong, manjanya. Kamu itu harus banyak istirahat dan belajar, kamu kan udah mendekati ujian nasional. Jadi jangan banyak begadang dong!" oceh Mentari.
"Hmmm, iya deh, Mami Tari,"
"Ih, kok, mami Tari, sih?"
"Ya abisnya kamu kalau begini, mirip Mama aku kalau lagi ngocehin aku,"
"Ih, apaan sih, Alvin bisa aja deh,"
"Yaudah deh, kalau kamu udah ngantuk, sampai ketemu besok, Tari. Muaah!"
"Iya, Alvin, bye ...."
"Tunggu!" teriak Alvin.
Tut tut tut....
Telepon pun sudah terputus, dan Mentari sudah berbaring bersiap untuk tidur.
Drrtt....
Kembali ponsel Mentari bergetar.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者