Putri Teresa menghela nafas seolah-olah apa yang dikatakan Samael ini sudah dia pikirkan...
Samael tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Apakah kau sudah mengetahuinya? Tidak, kau seharusnya hanya menebak?"
"...Ayah Raja bagaimanapun masihlah seorang yang berdiri di atas banyak orang. Pilihannya untuk membunuh anaknya sendiri..."
"Bagaimana mengatakannya, dari sudut pandang Nasional aku setuju, tapi dari sudut pandang keluarga, maaf..."
Putri Teresa terus mendorong kursi roda Samael dan berkata, "Ayah Raja sudah di ambang kematian dan dia tidak menunjuk satupun diantara keduanya sebagai Raja yang baru."
"Satu-satunya yang aku tahu dengan jelas mengenai adalah Ayah Raja pastinya tahu kelakuan mereka dan tidak mau mereka menjabat di posisinya!"
"Sekarang Duke..." Putri Teresa menatap Samael dan bertanya dengan rendah, "Apakah Ayah Raja menginginkan dirimu...untuk menjadi Raja yang baru?"
"Aku tahu ini aneh secara Keluarga kalian selalu menolak undangan ini. Tapi jika aku tidak salah...Duke, kau dari luar kan?"
"..."
Samael tidak mengatakan apapun selama beberapa saat sebelum akhirnya dia mengatakan, "Kau tahu banyak Putri."
"Tapi untuk saat ini, lebih baik kau menyimpan semua hal itu di otakmu. Paling tidak sampai hari ini berakhir."
Putri Teresa menatap Samael diam dan mengangguk pada saat yang sama.
Dia sebenarnya sudah yakin dengan pasti dengan ini setelah semua yang dia katakan dan tanyakan hari ini.
Tapi seperti yang Samael katakan, untuk seharian penuh ini, dia harus menahannya!
Keduanya dan para ksatria pengawal terus berjalan menuju daerah yang ramai, dimana itu adalah tempat dimana eksekusi akan berlangsung!
Memang agak miris, sesuatu yang nantinya akan merengut nyawa seseorang atau bahkan beberapa orang...
Sekarang malah dijadikan tontonan!
Lihat sekitar, itu padat akan penjual dan bahkan media Inggris sudah siap sedia dengan senjata mereka menonjol keluar dengan kilauan yang aneh disana.
Beberapa warga bahkan sudah saling berkenalan saling bercakap-cakapan, dan pada dasarnya, itu sangat ramai!
Di tengah wilayah yang luas ini, terlihat sebuah medan ruang yang agak tinggi, dimana itu adalah platform dari tempat eksekusi akan berlangsung!
Platform terbuat dari kayu yang sangat solid dengan sisi samping kiri dan kanan serta sisi belakangnya terbentuk tangga bagi siapapun untuk bisa naik.
Tapi para ksatria dan militer yang ketat dan bengis sudah berdiri disana dengan tatapan tajam tak bertuhan!
Ini memastikan agar tidak akan ada yang bisa masuk menaiki platform eksekusi!
Bukan hanya itu saja, para ksatria ini melindungi sesosok aneh di sudut yang sedang menajamkan benda tajam disana...
Jelas, dia seharusnya algojo !!!
Dan saat ini, Putri Teresa sudah mendorong Samael ke sisi para Bangsawan yang lebih sepi dan lebih dijaga ketat.
Kehadirannya membuat para bangsawan langsung tersenyum "sangat indah" dan mulai menyanyikan "pujian" atau bahkan "doa" kepadanya~
Samael menanggapi ini dengan santai sampai akhirnya sesosok wanita berlari kecil ke arahnya!
Melihat sosok ini, Samael sedikit tertawa: "Yaa, pelayanku ternyata sudah ada disini?~"
"Duke! Sekali lagi kau keluar dari pengawasanku, kau benar-benar tidak akan selamat lagi!"
Tatapan tajam dan dingin ini benar-benar menusuk Samael sehingga dia hanya bisa tertawa.
Menurut yang Shella katakan, dia memberikan sugesti lain kepada Freya bahwa Samael lah yang melarikan diri darinya...
Jadi wajar jika malah dialah yang marah~
Setelah melihat Samael tertawa, Freya menghela nafas diam-diam dan mengangguk pada Putri Teresa.
Putri Teresa meninggalkan bagian belakang Samael dan digantikan oleh Freya disana.
Disaat yang sama, sosok putri lembut dengan gaun berwarna kuning tiba-tiba muncul sambil memberikan karangan bunga matahari yang warnanya serasi dengan gaunnya kepada Samael.
Menerima ini, Samael hanya menggelengkan kepalanya dan tertawa kecil: "Putri Latifa, ini kali kedua kau memberiku Bunga Matahari."
"Fufu~ Lagipula, Duke tidak akan marah bukan? Dan Bunga Matahari adalah pertanda kesembuhan~"
"Terakhir kali aku diberikan bunga ini, keesokan harinya aku dibom oleh lusinan rudal oke?"
Wajah Putri cantik dan lembut itu langsung meleleh seolah kata-kata Samael menyakiti hati kecilnya!
Bahkan ada sedikit kilauan di matanya yang membuat Samael terkejut dan bereaksi secepatnya: "Aku salah, baiklah aku salah!"
"Aku tidak bermaksud seperti itu. Putriku, kau jangan hiraukan kata-kata orang berdosa ini!"
Mmm...mengatakan dirinya sebagai orang berdosa, apakah ini sama saja dengan aku mengakui dosaku?
Tunggu dulu, kepada siapa aku mengakui dosaku?
Diriku sendiri?
"..."
Samael bengong memikirkan ini sejenak sebelum akhirnya menggelengkan kepalanya beberapa kali untuk membuang pikiran ini!
Disaat ini, dia mengulurkan tangannya ke pipi Putri Latifa dan selembut mungkin berkata: "Jangan menangis, sungguh, jika aku membuatmu menangis, kepalaku lah yang akan keluar di platform atas sana~"
Menunjuk ke arah Putri Teresa yang sudah siap menarik pedangnya, Samael mengatakan ini.
Tapi tidak disangka-sangka, Putri Latifa tiba-tiba menampilkan sebuah senyuman licik yang membuatnya lebih imut!
"Hehe, Duke, kau benar-benar lembut~ Jangan khawatir, aku tidak menangis kok~"
Melihat lidah kecil yang keluar sebelum akhirnya berlari ke belakang sisi Kakak Perempuannya...
Samael hanya bisa menepuk dahinya dan bergumam, "Gadis kecil gang lincah, dan juga iblis kecil yang menyerupai ibunya..."
"Ufufu~ Aku penasaran siapa ibunya itu, Duke?"
Suara ini tanpa sadar menegakkan tubuhnya dan dengan kaku dia menoleh kedepan agak menyamping dimana sosok Ratu Victoria muncul dengan sedikit wajah kesal disana...
Samael tertawa, "Hahaha, Yang Mulia Ratu, aku...Baiklah, Putri Latifa benar-benar cantik dan itu menurun dari Ibunya!"
"Seperti yang diharapkan dari gen yang luar biasa aku kira, Ha Haha Hahaha..."
Ratu Victoria tersenyum lebar mendengar ini dimana dia sudah selangkah maju dan ingin menepuk lengan Samael.
Tapi saat berikutnya, sebuah tangan menepuk tangan Ratu Victoria: "Ahh, tanganku terselip~"
"...Hmm~ Selir Charlotte juga ada disini? Ah maaf...Aku tidak bisa melihatmu~ Oh, itu benar, lagipula Selir masihlah Selir aku kira?"
[Twitch]
Selir Charlotte yang tiba-tiba muncul segera maju ke hadapan Ratu Victoria dengan wajahnya sudah tatap menatap ke wajah Ratu Victoria!
Karena ketinggian keduanya hampir sama, kedua pasang mata itu sangat pas berpapasan dan dua tubuh bahenol itu juga saling berdekatan!
Samael menutup matanya...atau bisa dibilang dia menyipitkan matanya sedikit!
Bukan hanya dia, bahkan semua laki-laki disana, melakukan hal yang sama!
Ini namanya satu koneksi!
Tapi disaat bahagia datang, itu pasti tidak lama. Karena...
Kakek Henry: "Ehem! Sepertinya aku ketinggalan sesuatu?"