webnovel

BUKAN SALAHNYA CINTA : Cintaku di Ujung Senja

"Jangan menangis Hanin, kalau kamu menangis cantikmu akan hilang. Lihat aku! aku berjanji padamu untuk segera kembali dan akan membalas tiap tetes airmatamu ini." (Rafka Arsha Fathan) "Aku mencintaimu dengan segala niat tulusku yang tanpa ada batas, memilihmu karena aku yakin kamu adalah takdirku, tidak perduli dengan jarak usia, atau rentang waktu." (Hasta Narendra) Hanin Humairah (21 th) seorang gadis cantik yang sudah tidak mempunyai orang tua selain tinggal dengan Dina ibu tirinya dan kedua saudara tirinya Amelia dan Jonathan. Rafka Arsha (21 th) sahabat sekaligus kekasih Hanin, terpaksa berhubungan jarak jauh dengan Hanin karena mengikuti orang tuanya yang pindah tugas di kota A. Hasta Narendra (35 th) seorang duda sahabat ayah Hanin mencintai Hanin dengan tulus dan berusaha membantu Hanin lepas dari siksaan Dina dengan bersandiwara menikahi Hanin. Karena cinta tulus Hasta, perasaan dan cinta Hanin berpaling dari Rafka dan beralih pada Hasta dan mereka menikah secara sah. Dalam pernikahannya selama satu tahun, Rafka kembali dalam kehidupan Hanin dan kembali mengejar cinta Hanin. Akankah cinta Hanin tetap bertahan untuk Hasta setelah tahu Rafka amnesia karena kecelakaan akibat putus cinta dengannya? Apakah cinta Hanin akan berpaling pada Rafka setelah Hasta meninggalkannya karena Hasta tidak bisa mempunyai keturunan??

NicksCart · 青春言情
分數不夠
43 Chs

PUPUS HARAPAN

"Tidak usah Mas, biar aku berjalan sendiri. Mungkin aku hanya masuk angin saja." ucap Hanin mengingat kesibukan praktek kuliahnya.

Beberapa hari terakhir Hanin sangat sibuk dengan praktek kuliah di Desa. Karena jarak Desa tidak terlalu jauh, terpaksa Hanin pulang pergi di antar Rahmat. Hanin tidak ingin meninggalkan Hasta sendirian.

"Baiklah Hanin, hati-hati ya." ucap Hasta sambil memeluk pinggang Hanin.

Dalam pelukan Hasta, Hanin berjalan ke UGD yang tidak jauh dari mobilnya.

Tiba di UGD, segera Hasta menceritakan hal yang di alami Hanin. Hanin berbaring di atas brankar melihat Hasta bicara serius dengan Dokter jaga.

"Oh begitu ya Pak. Kalau begitu, sebaiknya Dokter Lely yang memeriksa keadaan Istri Bapak." ucap Dokter jaga segera menghubungi Dokter Lely untuk menangani Hanin.

Tidak berapa lama kemudian, Hasta melihat seorang wanita tersenyum padanya juga pada Hanin.

"Selamat pagi, saya sudah mendengar keluhan istri anda. Sekarang biar saya memeriksa keadaan istri anda." Ucap Dokter Lely sebagai Dokter kandungan.

Hasta menganggukkan kepalanya dengan perasaan cemas.

Dengan serius Dokter Lely memeriksa Hanin secara keseluruhan. Tidak terlalu lama Dokter Lely sudah selesai memeriksa keadaan Hanin.

"Bagaimana Dokter? apa istri saya baik-baik saja? Apa istri saya hamil?" tanya Hasta dengan hati berdebar-debar dan perasaan cemas.

"Istri anda baik-baik saja Pak. Dan istri anda juga tidak hamil. Saat ini kondisinya hanya terlalu lelah saja." ucap Dokter Lely setelah melihat hasil keseluruhan kesehatan Hanin.

"Dokter, kita sudah menikah dua bulan. Apa tidak ada kemungkinan istri saya bisa hamil lebih cepat?" tanya Hasta ingin Hanin secepatnya Hamil.

"Oh... begitu, jadi anda untuk secepatnya punya anak? kalau begitu sebaiknya anda berdua ikut ke ruangan saya saja. Kita akan membahas hal ini lebih dalam lagi." ucap Dokter Lely dengan tersenyum.

Hasta menganggukkan kepalanya, kemudian membantu Hanin turun dari tempat tidur.

"Apa kamu benar-benar ingin seorang anak Mas?" tanya Hanin dengan tatapan penuh saat mendengar keinginan Hasta.

Hasta menatap Hanin dengan tatapan memohon.

"Usiaku akan semakin tua Hanin, dan kesehatanku juga tidak begitu baik. Aku ingin di saat aku tua atau sudah tidak ada lagi, ada anak kita yang bisa menemani dan menjaga kamu." ucap Hasta dengan tatapan sangat dalam.

Kedua mata Hanin berkaca-kaca sangat sedih mendengar ucapan Hasta. Dengan perasaan sedih Hanin memeluk Hasta dengan sangat erat.

"Kita akan segera punya anak Mas, dan kamu tetap sehat dan panjang umur. Kita akan tua bersama dengan anak kita." Ucap Hanin dengan perasaan cinta yang semakin dalam.

Hasta memejamkan matanya merasa tenang dengan ucapan Hanin. Hatinya benar-benar bahagia mendapat cinta Hanin yang luar biasa.

"Terima kasih Hanin, aku sangat bahagia mendengarnya. Sekarang kita ke ruangan Dokter Lely. Apa kamu bisa hamil dengan cepat." ucap Hasta dengan tersenyum memeluk pinggang Hanin dengan penuh kebahagiaan.

Hanin menganggukkan kepalanya dan membalas senyuman Hasta dengan sebuah pelukan hangat.

****

Di dalam ruang praktek Dokter Lely, Hasta dan Hanin duduk dengan tenang setelah mereka di periksa secara keseluruhan oleh Dokter Lely.

"Hanin, saat ini perasaanku tidak enak. Apa aku yang akan di vonis mandul oleh Dokter?" tanya Hasta dengan tatapan gelisah.

"Tenanglah Mas, tidak akan terjadi sesuatu padamu." ucap Hanin menenangkan hati Hasta.

"Semoga saja Nin." ucap Hasta masih belum bisa tenang sebelum mendengar hasil lab dari Dokter Lely.

Setelah cukup lama menunggu, Hanin melihat Dokter Lely datang dengan membawa sebuah amplop yang berwarna coklat.

"Apa kalian cukup lama menungguku?" tanya Dokter Lely dengan wajah terlihat serius.

"Tidak apa-apa Dokter. Bagaimana hasil lab pemeriksaan kita berdua?" tanya Hanin sambil menggenggam tangan Hasta yang terasa dingin.

"Sebelum saya menjelaskan hasil pemeriksaan kalian berdua, saya harap kalian berdua tetap semangat dan tetap punya keyakinan yang kuat. Kalau segala sesuatu itu bisa kita rencanakan dan kita usahakan. Tapi tetap saja semua kembali pada ketentuan Tuhan." ucap Dokter Lely dengan wajah serius menatap Hanin dan Hasta secara bergantian.

Mendengar ucapan Dokter Lely, hati Hasta sudah merasakan sesuatu hal yang tidak enak dalam hatinya.

"Apa yang anda katakan benar Dokter." ucap Hasta dengan suara parau.

"Di sini dijelaskan hasil lab untuk Hanin semuanya tidak ada masalah dan sehat, semuanya baik-baik saja." Ucap Dokter Lely sambil menyerahkan hasil lab Hanin.

"Lalu bagaimana dengan hasil lab saya Dokter?" tanya Hasta dengan wajah serius dan hati berdebar-debar.

"Untuk hasil lab anda, ada beberapa kendala yang membuat Hanin kesulitan untuk hamil. Di samping usia anda yang sudah tua, dan pengaruh kuat dari penyakit anda, sperma anda tidak bisa keluar dengan maksimal dan juga tidak akan bertahan lama. Kemungkinan sangat kecil untuk bisa bertahan untuk pembuahan." ucap Dokter Lely dengan wajah serius dan tegang.

Tubuh Hasta merasa lemas dengan apa yang di katakan Dokter Lely. Dengan cepat Hanin menggenggam tangan Hasta dan mengusapnya dengan pelan.

"Dengarkan saya Tuan Hasta, anda jangan berkecil hati atau putus asa. Banyak cara dari ilmu kedokteran yang bisa membantu anda keluar dari masalah ini. Saya akan membantu kalian berdua." ucap Dokter Lely dengan tersenyum agar Hasta dan Hanin tidak merasa tegang.

"Apa yang bisa kita lakukan Dokter?" tanya Hanin sedikit memajukan badannya sangat serius dengan apa yang akan di katakan Dokter Lely.

"Banyak cara agar kamu bisa hamil Hanin salah satunya dengan melakukan terapi secara rutin khususnya untuk Tuan Hasta. Kita bisa membantu dengan memperkuat sperma agar bisa bertahan lama. Ada juga lain yaitu mendapat sperma dari pria lain yang dimasukkan dalam rahim Hanin. Banyak sekali cara agar Hanin bisa hamil." ucap Dokter Lely sambil mengeluarkan sebuah buku cara-cara untuk bisa mempunyai bayi.

"Di buku ini banyak sekali caranya, kalian bisa mempelajarinya lebih dulu, setelah itu kalian bisa mengambil langkah yang kalian inginkan." ucap Dokter Lely dengan serius.

"Dokter, mungkin kita akan mengambil terapi saja dulu dan juga bantuan suntikan untuk memperkuat sperma suami saya." ucap Hanin sebagian tahu tentang hal itu semua karena di sekolah perawatan ada pelajaran yang seperti di jelaskan Dokter Lely.

"Langkah yang sangat bagus sekali Hanin, jadi kalian mempunyai keyakinan untuk melakukan hal ke dengan kemampuan kalian sendiri dengan di bantu terapi dan obat penguat untuk sperma Tuan Hasta." ucap Dokter Lely dengan tersenyum.

"Kapan suami saya mulai melakukan terapi itu Dokter?" tanya Hanin dengan tatapan penuh.

"Terserah Tuan Hasta akan lebih baik secepatnya, agar kita bisa mengetahui langkah-langkah apa berikutnya seandainya terapi itu mengalami kegagalan." ucap Dokter Lely sambil menatap Hanin dan Hasta.

"Kenapa dengan terapi itu kita masih mengalami kegagalan Dokter? apa ada penyebabnya?" tanya Hanin merasa sedih seandainya terapi yang dijalani Hasta akan mengalami kegagalan.