"A-pa kau bilang, Chris?!" Tanyaku memastikan dan Chris hanya menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti padaku sekarang.
"Mulai saat ini kau tinggal disini dan kau tak bisa lari dariku lagi, Natalie Mckent." Jawab Chris sungguh - sungguh.
"Kau tak bisa seperti itu, Chris!" Aku berseru protes.
"Kenapa tidak?" Sahutnya acuh.
"Tentu saja karena kau adalah suami Lindsay, adikku!!" Aku berseru lepas kendali.
"Itu tak bisa menghalangi niatku, Nat! Apakah kau lupa perjanjian kita sehari sebelum pernikahanku?
Kau adalah budakku, dan jika kau berniat pergi ataupun kabur dariku lagi kau akan tahu sendiri akibatnya, Natalie Mckent! Hidup adikmu dan seluruh keluarga Mckent ada di tanganku, kau harus ingat itu baik - baik!!" Chris mengancam dengan tatapan tajam.
"Kau bajing*n sialan!! Kau kejam!!" Teriakku tak terima seraya kupukul wajah Chris di depanku sekenanya namun Chris tak peduli, ia bangkit dari ranjang dan mulai mengambil pakaiannya di lemari besar yang ada di kamar ini dan mengenakannya dengan sikap acuh.
Kutatap dia dengan tatapan nanar dan menahan emosi yang sangat dalam.
"Aku akan kembali petang nanti, akan kupastikan kau baik - baik di rumah ini karena aku telah menyuruh beberapa orang untuk menjagamu agar kau tak bisa kabur dari rumah ini, Natalie Mckent..." Chris yang mengucapkan kalimat itu dengan jelas sebelum ia berlalu pergi dari pandanganku.
"Brengsek kau Chris Raven!!!" Aku berseru emosi dengan melempar vas kecil di meja nakas sebelah ranjang dan melemparnya begitu saja di pintu kamar hingga hancur berkeping - keping.
©️©️©️©️©️©️
Pagi itu di sebuah Mansion mewah, seorang wanita dengan rambut pirangnya terbangun di sebuah ranjang besar di dalam kamar mewah itu. Ia adalah Lindsay Mckent yang kini resmi menjadi istri Chris Raven sejak kemarin malam.
Dengan sedih ia meraba sisi ranjang yang ia tiduri dengan sebelah tangannya. Karena ia tak mendapati sang suami tercinta tidur dan berada di sampingnya di saat malam pertama mereka. Malam pengantin yang harusnya ia bisa ia rasakan semalam telah hilang karena Chris harus pergi mendadak malam itu, ada hal penting yang harus dilakukan. Itu alasannya sang suami padanya.
Mau bagaimana lagi? Lindsay tak sanggup untuk menolaknya, karena ia ingin menjadi istri yang tak pembangkang di mata Chris, suaminya sekarang. Mau tidak mau ia harus mengerti dengan keadaan, kalau suaminya memang orang sibuk yang gila kerja. Ya, itu yang ia tahu dan ia mencoba untuk memahami. Meskipun berat, Lindsay mencoba untuk bisa melewatinya dengan baik. Karena walaupun semalam ia tak bisa bersama dengan Chris, namun masih banyak malam - malam lain ia bisa menghabiskan waktu bersama sang suami tercinta, karena itu ia tak mau terburu - buru dan banyak menuntut.
Kini Lindsay tampak menyisir rambutnya, dan menatap pantulan bayangan dirinya lekat - lekat dalam cermin itu.
Walaupun gurat kesedihan ada di wajah cantiknya sekarang namun senyum tak lepas di bibirnya kini. Ia tersenyum karena bahagia telah resmi menjadi nyonya Raven, pemilik mansion mewah ini. Memiliki suami yang tampan dan kaya raya adalah impian para gadis bukan? Dan Lindsay sangat beruntung memiliki keduanya.
Kebahagiaan sudah terasa lengkap karena ia berhasil menjadi nyonya besar Raven. Kekurangan yang ia miliki ia anggap sebagai anugerah karena kebahagiaan selalu ia dapatkan selama dalam hidupnya selama ini.
Lamunannya buyar saat seseorang membuka pintu kamar dan senyum mengembang di wajah Lindsay sekarang.
"Chris?! kau sudah pulang!" Serunya senang.
Chris membalas senyuman istrinya itu dan berjalan menghampirinya dengan langkah mantap.
"Hay, sayang... Kau sedang apa?" Tanyanya lembut seraya mencium mesra pipi istrinya itu.
"Aku sedang menunggumu..." Sahut Lindsay tersenyum malu - malu.
"Apakah kau merindukanku, hmm?" Goda Chris.
"Tentu sayang, karena aku bangun dan tak mendapatimu tidur di sebelahku" sahut Lindsay dengan wajah sedihnya.
"Maafkan aku, honey.
Aku banyak pekerjaan semalam, karena ada hal yang sangat mendesak yang harus dibereskan semalam, kau tidak kecewa kan?" Chris berusaha menjelaskan dengan memeluk tubuh istrinya lembut.
Lindsay menggeleng pelan.
"Kau jangan khawatir sayang, aku baik - baik saja, aku akan sabar menantimu" ucapnya lirih.
"Terima kasih sayang, sungguh beruntung aku memilikimu sebagai istriku. " Sahut Chris dusta.
"Kalau begitu, aku harus siap - siap berangkat ke perusahaan, sayang. Karena hari ini akan ada rapat penting di kantor" ucap Chris kemudian seraya melepas pelukannya pada sang istri.
"Iya." Lindsay menyahut lirih.
Kemudian Chris pun berjalan menuju kamar mandi saat itu juga, Lindsay hanya menatap punggung suaminya dengan tatapan lemah, gurat rasa kecewa sedikit ada di wajahnya sekarang.
©️©️©️©️©️©️
Aku berjalan mondar - mandir seperti orang gila di dalam kamar. Kesal karena tak bisa keluar dari villa terkutuk ini. Aku tak habis pikir akan berakhir terkurung di villa milik Chris sekarang.
Apa yang harus aku lakukan? Aku harus bagaimana agar bisa keluar dari villa milik pria brengsek itu?!
Tapi jika aku kabur, Chris bisa berbuat nekad mencelakai adikku, Lindsay atau bahkan keluargaku. Keluarga yang tak pernah menghargai dan menganggap keberadaanku selama ini. Aku tersenyum pahit jika mengingatnya.
Jika saja, Chris tidak menolongku semalam, entah apa yang terjadi padaku saat ini? Mungkin aku akan berakhir dengan mengenaskan di rumah sakit atau bahkan..., Ah! Aku tak bisa membayangkan semua itu. Karena itu jauh dalam hatiku, aku masih bisa bersyukur Tuhan masih menyayangiku dan berada di pihakku.
Kubuka jendela besar yang ada di kamar ini dan kulihat pemandangan yang cukup mengejutkanku karena aku melihat ada beberapa penjaga yang menjaga pintu gerbang villa besar ini sekarang.
Astaga, ternyata yang Chris ucapkan benar. Pria menyebalkan itu tak main - main dengan ucapannya tadi. Sampai sekarang aku tak habis pikir dengan jalan pikiran Chris padaku. Apa ia benar - benar berpikir kalau aku akan kabur dari villa ini sampai - sampai ia menyewa beberapa orang penjaga untuk menjaga rumah ini??
Aku mendesah dan membuang nafas ini dengan berat. Berpikir bagaimana menghabiskan waktu seorang diri di villa besar ini sungguh membuatku frustasi.
Kubuka lemari besar yang ada di depanku sekarang dan aku cukup tercengang dengan apa yang kini terlihat di dalamnya.
Sungguh pria mesum!!
Bagaimana bisa ia menyimpan banyak pakaian wanita di dalam kamar ini? Dan lingerie dengan berbagai model yang ada seakan membuat kedua mata ini ternoda!
"Pantas saja ia semalam mengganti pakaian kotorku dengan lingerie memalukan ini!" Gerutuku kesal.
Apa Chris Raven sungguh berniat memiliki gundik dalam hidupnya?! Hingga ia bisa menyiapkan semua fasilitas mewah ini didalam villa besar dan mewah ini??
***