pagi itu adalah pagi yang sangat berat untukku. karena aku harus mendaftarkan diri untuk sekolah berasrama yang berada jauh dari kota asalku. akhirnya, aku harus berangkat dini hari agar aku tidak terlambat mengurus semua berkas pendaftaran ku. sebelum mendaftar, sekolah disana memberikan tes masuk yang menurutku sendiri sangat susah untuk aku kerjakan, tapi untungnya aku masih bisa mengerjakannya dan diterima disekolah itu.
udara dikota ini membuatku harus bersiap untuk kedinginan dimalam hari, karna kota ini memang lebih dingin dari kota asalku yang cuacanya sangat panas. aku pun memasuki ruangan yang ditempatkan untuk menerima berkas pendaftaran masuk. kulihat sudah ada begitu banyak siswa-siswi disana. aku pun mengambil nomer antrian dan menunggu dipanggil untuk menyerahkan berkasku. sambil menunggu, aku duduk dikursi yang telah disediakan dan memakai earphone ku untuk mendengarkan musik kesukaanku.
saat sedang menikmati musik yang memang tidak terlalu keras, aku mendengar suara pesan masuk. tertera nama 'ari' disana. aku pun membaca pesannya.
'rif, gue sama dito telat nih. mungkin 10 menit lagi kita baru sampek. lo dimana?'
ari adalah teman sejak aku masih kecil. sedangkan dito, teman dekatku yang kukenal saat smp. kini, kami kembali bersekolah ditempat yang sama karna memang kami ingin mencoba sekolah ditempat yang juga menyediakan tempat tinggal. bukan karna kami ingin jauh dari rumah, hanya saja kami ingin nencoba hal yang baru. apalagi, sekolah ini juga termasuk sekolah swasta terbaik di indonesia.
'udah sampai, gue dapet urutan ke 324. buruan dateng.' balasku.
sekolah ini memang setiap tahunnya menerima 600 siswa dimana terbagi menjadi 3 jurusan. setiap jurusan pun menerima 200 siswa-siswi baru. jadi tidak aneh jika aku sudah berada diurutan 324.
sambil menunggu kedua temanku, aku melihat pendaftar yang lain yang juga menunggu giliran. pandanganku tertuju pada perempuan berambut panjang yang sedang cemberut karna diganggu oleh ketiga temannya. entah apa yang mereka bicarakan, yang aku lihat salah satu teman lelaki nya memegang sekotak susu yang sepertinya sudah diminum. lalu perempuan berambut panjang itu berusaha mengambil susu tersebut.
tak lama kemudian, ia berhasil merebut susu itu. ia pun kembali tersenyum bahagia sambil meminum susu tersebut. tanpa sadar, aku memperhatikan perempuan itu. semesta, dia sederhana sekali, hanya karna sekotak susu ia bisa tersenyum sangat bahagia.
tanpa kusadari aku ikut tersenyum melihatnya. namun, semua itu hilang saat kedua temanku menepuk keras pundakku. dasar dua manusia ini, menganggu saja. seharusnya kalian datang lebih lama lagi.
"senyum-senyum kayak orang gila lo. ngelihat apa sih?" kata dito yang tanpa sopan santun langsung mengambil handphoneku.
"apa sih." jawabku sambil merebut kembali handphoneku.
"yang diliat rifza itu bukan sesuatu yang ada dihandphone, tapi perempuan yang lagi minum susu itu kan?" tebak ari yang langsung membuatku terdiam. mereka pun tertawa. aku benci melihat mereka yang begitu mudah menebakku.
"rif, rif. kita udah kenal berapa lama sih? ya jelas gue tau lah gelagat lo kayak apa." ujar ari kembali.
"udah, langsung ajak kenalan aja sana." kata dito yang kujawab dengan gelengan kepala.
"enggak ah, biarin aja alami. cukup diperhatiin aja dulu, nanti kalo emang ditakdirin ya kita pasti bakal ketemu lagi." jawabku yang hanya dibalas ejekan oleh kedua sahabatku.
setelah selesai mendaftar, aku menunggu dito dan ari yang masih mengantri. karna hari sudah mendekati sore, cuaca dikota ini mulai terasa dingin. sambil menunggu ari dan dito, aku pun memutuskan untuk pergi ke warung yang ada didepan sekolah.
"permisi pak, teh hangatnya satu." kataku pada bapak penjual itu.
"baik mas.."
setelah beberapa menit, teh hangatku pun sudah siap. tak lupa kuucapkan terimakasih pada bapak penjual itu. cuaca disini sudah mulai dingin, aku mulai menyesal karna jaketku sengaja aku tinggal dihotel.
supaya tidak mengantuk, aku bermain game yang ada dihandphoneku. sampai pada saatnya aku game over, aku mendengar suara anak perempuan yang sedang memanggil bapak penjual.
"permisi pak, disini jual susu pisang tidak ya?" tanya perempuan itu. aku pun segera melihat dan kudapati ia adalah perempuan yang tadi aku perhatikan saat menunggu pendaftaran berkas masuk sekolah.
"maaf mbak, disini tidak ada. adanya susu cokelat dan melon. yang jualan itu biasanya supermarket sebelah mbak, tapi lagi tutup soalnya renovasi." jawab bapak tersebut. anak perempuan itu pun terlihat sangat kecewa dan sedih. karena yang ia cari tidak ada, ia pamit pergi meninggalkan warung.
'dia terlihat sangat sedih cuma gara-gara tidak ada susu pisang? ia juga tidak mau susu rasa yang lain? unik sekali..' pikirku dalam hati.
setelah menunggu 30 menit, akhirnya kedua sahabatku selesai mendaftar. kami pun segera pergi ke hotel yang sudah aku pesan.
sampai dihotel, kami beristirahat dan menata barang kami. ari dan dito asyik bermain game yang ada di handphone mereka masing-masing, sepertinya mereka sedang bertarung satu sama lain didalam dunia game.
tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 6 malam. kami pun sholat maghrib dan akan keluar untuk mencari makan malam. karena cuaca yang dingin dan kami tidak ingin terkena flu, kami pun pergi dengan menggunakan masker dan topi. tak lupa aku berganti pakaian tidurku menjadi hoodie yang lebih tebal dan hangat. sedangkan ari dan dito hanya menambahkan jaket untuk menutupi hawa dingin.
"kalian mau makan apa?" tanyaku pada kedua sahabatku saat kami sudah berjalan disekitar hotel.
"gue mau nasi goreng ajalah."
"gue juga."
karena kedua sahabatku ingin memakan nasi goreng, aku pun setuju dengan menu makan malam pilihan mereka.
"mampir ke supermarket dulu deh. gue mau kopi dingin." kataku pada kedua sahabatku. mereka pun mengantarku membeli kopi terlebih dahulu.
saat memasuki supermarket, aku behenti ditempat minuman untuk mencari brand kopi yang aku sukai. saat hendak mengambil kopi itu, aku mendengar suara familiar didekat tempat minuman yang ada disebelahku.
"permisi mbak, susu pisangnya tidak ada ya?" tanya perempuan yang dari kalimatnya aku sudah tau siapa.
"maaf mbak, stok nya sudah habis. 2 hari lagi baru ada." jawab karyawan yang sedang menata snack itu.
dengan berat hati ia pun keluar dari supermarket itu. dan entah kenapa aku lupa dengan kopiku dan kakiku pergi mengikutinya.
saat sampai diluar supermarket, aku melihat kedua temanku yang sedang menungguku. aku pun berlari kearah mereka.
"kalian duluan aja makan nasi gorengnya, nanti aku nyusul." kataku sambil menepuk pundak kedua temanku.
"rif, tunggu. eh rifza!" panggil dito yang tak ku hiraukan. aku pun bergegas berlari mengikuti perempuan itu.
aku pun mengikutinya dan terus mengikutinya. sampai aku melihat ia tak kunjung mendapatkan susu pisang itu. aku memperhatikan wajahnya yang terlihat begitu sedih. dan entah apa yang aku fikirkan, aku segera berlari mencari susu pisang itu disemua toko kecil hingga toko besar yang ada disekitar hanya untuk mencarikannya susu pisang.
tak aku sangka, bahkan aku mencari hingga ke toko yang ada di gang kecil. setelah lelah mencari, aku berhenti sebentar didepan toko kecil yang berada di gang.
"cari apa mas?" tanya ibu penjual itu. aku pun melepas maskerku sebentar untuk menjawab.
"susu pisang buk, ada?" ibu itu tersenyum sambil masuk kedalam tokonya.
"masih ada dua kotak ini mas. mau beli berapa?"
"semua. sekalian kopi dinginnya satu buk." jawabku tanpa berfikir panjang. aku pun segera membayar susu pisang dan kopi itu.
karna lelah akibat berlari, aku memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu dikursi depan toko yang sudah disediakan.
'lo kapan sampeknya sih? udah hampir sejam tau gak. kemana sih lo? buruan kesini, kita masih nungguin lo didepan supermarket yang tadi.'
kubaca pesan dito yang tak kusangka mereka masih menungguku ditempat yang sama. ketika aku akan berdiri, kulihat perempuan itu dengan temannya berjalan kearah toko. aku pun kembali duduk dan berpura-pura sibuk dengan handphoneku. aku perhatikan diam-diam, mereka pergi kedalam toko, bisa kutebak mereka pasti mencari susu pisang.
seperti dugaanku, perempuan berambut panjang yang menyukai susu pisang itu kembali dengan wajah sedihnya. temannya yang berambut ikal pun menenangkannya dan menyuruh untuk duduk terlebih dahulu.
saat aku sedang diam-diam memperhatikan mereka, aku merasakan handphone ku bergetar. aku melihat nama 'dito' sedang memanggilku. pasti mereka sudah lapar sekali. dengan nafas berat aku pun memutuskan untuk memberikan susu pisang ini.
namun betapa bodonya aku, niat awal yang aku inginkan hanyalah memberikan susu pisang ini agar ia bisa tersenyum kembali, dan kami pun bisa secara alami mulai berkenalan. tapi sayangnya, ekspektasi memang terkadang tidak sesuai dengan realita. karna kegugupanku dan desakan dari handphone yang bergetar karna panggilan sahabatku, aku hanya mampu memberikan susu pisang itu dan berlari meninggalkannya.
senyum bahagia dari perempuan itu yang sangat ingin aku lihat, dengan berat hati harus aku relakan. semesta mungkin sedang tidak berpihak padaku. aku berfikir, disekolah hampir tidak mungkin kami bisa berkenalan. karna sejenak aku melihat ia dan teman-temannya membawa berkas berwarna biru yang menandakan ia tidak satu jurusan denganku. apalagi gedung kita berbeda, menjadikan aku berfikir bahwa tak mungkin kita akan bisa berpapasan kembali.
namun lagi-lagi semesta mempermainku. ia kembali membuat aku senang dengan membuatku bisa berdua dengannya, tidak apa-apa walaupun karena dihukum. hatiku menjadi tidak karuan saat itu. aku ingin menyapa dan mengajaknya berkenalan, tapi entah kenapa bibir ini seakan tertutup rapat.
tidak aku sangka, perempuan itu mengajakku berkenalan terlebih dulu. disa. ya, nama perempuan itu ternyata disa. dialah perempuan sederhana yang bisa senang hanya karna sekotak susu pisang. dialah perempuan yang akan sangat bersedih hanya karna susu pisangnya diambil orang. disa, ini aku, laki-laki yang tertarik padamu sejak kamu kehilangan susu pisangmu. inilah aku, rifza rahardiansyah.