webnovel

Qian Suyun

Ini adalah malam yang sangat indah bagi Qin Yuan.

Bahkan ketika dia tertidur nyenyak, erangan indah Su Mei tampak masih terngiang-ngiang di kepalanya.

Dia pikir dia akan menjadi gila jika mendengar itu setiap malam.

Ketika dia membuka matanya di pagi hari, hal pertama yang dia lihat adalah pemberitahuan System.

{Umur: 14 Hari sebelum kematian}

Dia tidak terlalu peduli dengan itu karena Point Karmanya masih cukup banyak. Alasan dia menunda memperpanjang masa hidupnya adalah karena dia ingin menunggu dulu, mungkin ada sesuatu yang tak terduga.

Melihat ke jendela, dia menemukan langit cukup cerah.

Ada matahari yang tiba-tiba muncul di atas.

Malam adalah hal yang disukai semua anggota Ras Bintang, tapi itu tidak sama untuk orang lain, terlebih untuk acara-acara tertentu. Oleh karena itu, beberapa tetua bekerjasama untuk membuat langit di Wilayah Bintang menjadi siang.

Sekarang, sudah ada cukup banyak yang datang, beberapa datang dengan menggunakan gerbong, ada juga yang datang dengan bahtera yang sangat besar.

Mereka melewati portal-portal yang muncul di langit.

Menggunakan portal-portal itu membutuhkan banyak sumber daya, tapi tanpa mereka, tidak mungkin mereka tiba di sini dalam waktu singkat.

Qin Yuan bahkan melihat beberapa yang tampak seperti sudah melewati banyak perjuangan keras.

Mereka mungkin orang-orang dari Alam yang Lebih Rendah.

Dunia mereka kecil, kebanyakan hanya seperti bumi.

Dunia Ilahi bagi mereka adalah legenda, tempat makhluk-makhluk raksasa dan berbagai Binatang Ilahi tinggal.

Dengan basis kultivasi di Ranah Sage saat tiba di Dunia Ilahi, kebanyakan dari mereka akhirnya berakhir menjadi seorang gelandangan atau pelayan dari sebuah klan.

Datang dengan kultivasi Transenden lalu menjadi Kaisar Ilahi seperti Kaisar Pedang Suci adalah kasus yang cukup langka.

'Aku tidak dapat membayangkan bagaimana jadinya jika aku bereinkarnasi di Alam yang Lebih Rendah,' pikir Qin Yuan dan menghela nafas lagi sebelum menatap sosok telanjang Su Mei yang sedang meringkuk di atas tubuhnya.

Memiliki penampilan berusia akhir 20-an atau awal 30-an, sosoknya tidak diragukan lagi sangat sempurna, puncak seorang wanita.

Memeluknya dapat membuat pria lebih kecanduan daripada meminum anggur.

"Mm..." Dia terbangun saat dia menyentuh punggungnya.

Segera dia mendongakkan kepalanya, menunjukkan wajahnya yang tetap cantik meskipun dia baru bangun tidur dan rambutnya agak berantakan.

Qin Yuan berpikir dia akan menggodanya lagi, dia juga berharap mereka melakukan satu ronde lagi, tapi dia tiba-tiba merajutkan alisnya sambil berkata, "aura ini..."

"Aura apa?"

Qin Yuan bingung.

Dia mencoba merasakan seluruh istana.

"Mm..." Dia merasakan aura seorang Leluhur Saint yang jelas tidak berasal dari anggota Klan Bintang Abadi.

'Ini terasa familiar,' pikirnya sambil mencoba mengingat.

"Ooouuhhh..." Saat dia akhirnya sadar aura siapa itu, dia menutup mulutnya sementara Su Mei tampak cemberut.

"Mengapa dia kembali," ucapnya dengan nada tidak senang.

...

Qin Yuan dan Su Mei pergi ke aula dengan pakaian baru.

Seorang pria tua menyambut mereka dengan senyum canggung.

Kecanggungan itu hanya karena seorang wanita yang hampir memasuki usia paruh baya dengan mahkota perak di kepalanya duduk sendiri di salah satu kursi.

Dia mengenakan gaun ungu cerah tanpa bahu, menunjukkan leher dan bagian atas dadanya yang putih seperti salju.

"Qian Suyun," ucap Qin Yuan tanpa sadar.

Ini adalah salah satu istrinya, dulu adalah Putri Kekaisaran Musim Gugur.

Tidak ada masalah dalam hubungan mereka. Hanya saja, setelah waktu yang sangat lama, dia mungkin bosan dengan kehidupan duniawi dan akhirnya memutuskan kembali ke rumahnya dan fokus pada kultivasi.

Itu terjadi bahkan sebelum putrinya lahir.

Hal seperti ini sebenarnya bukan hal aneh bagi pasangan yang sudah hidup terlalu lama.

Ketika mereka sudah merindukan pasangan mereka, mereka akan kembali dan melanjutkan hubungan seperti biasanya.

Su Mei termasuk kasus yang langka karena dia terus di sisi Qin Yuan.

Setelah berhenti sebentar, Su Mei segera menghampirinya, masih dengan ekspresi cemberut.

Jika ada yang mengatakan persahabatan dalam Harem, Qin Yuan akan menjadi yang pertama tidak setuju karena tidak ada persahabatan sama sekali dalam haremnya.

Mungkin karena dia bukan karakter utama.

Saat Su Mei tiba di depannya, dia menatapnya dari atas ke bawah.

"Tidak terduga bahwa kamu sudah berada di tahap kesembilan, sepertinya kamu bekerja sangat keras selama ini," ucapnya dengan nada mencibir.

"Tapi mengapa kamu tidak terus berkultivasi, mungkin kamu bisa mencapai tahap kesepuluh, menjadi salah satu ahli tertinggi di Dunia Ilahi," tambahnya.

Beberapa orang yang kebetulan berada di aula itu dengan cepat pergi keluar, berpura-pura tidak melihat apa-apa.

Qian Suyun menatap Su Mei, dengan tenang dia menjawab, "bakat saya tidak sebaik anda, Sister Mei, ini adalah hasil kultivasi tanpa henti, sekarang saya pikir potensi saya sudah sepenuhnya habis, jadi saya berhenti dan kembali ke sini."

Setelah itu, dia berdiri dan menghampiri Qin Yuan yang berjalan dengan langkah pelan.

Tubuhnya memancarkan aroma anggrek, cukup serasi dengan penampilannya.

"Ehmm, lama tidak bertemu, Suyun," sapa Qin Yuan lebih dulu.

Kembali ketika mereka masih muda, dia memberi banyak bantuan kepadanya dan bahkan pernah menderita bersamanya, dia secara alami perlu memperlakukannya dengan ramah.

Dia wajahnya cukup lama sebelum berkata, "sepertinya aku telah menjadi sedikit lebih tua."

"Bagaimana kamu mengatakan itu sementara kita lahir di generasi yang sama," jawabnya.

Terakhir kali mereka bertemu, dia masih memiliki penampilan wanita muda, tapi dia tidak keberatan dengan penampilannya sekarang dengan aura seorang milf yang kental.

"Kamu masih menerima ku, kan?" Tanyanya.

"Kamu adalah istri ku, tidak perlu menanyakan itu... Sebagai suami, aku pasti akan memperlakukan masing-masing dari istri ku dengan adil."

"Hmph..." Pada saat ini, Su Mei mendengus.

"Sepertinya kalian menginginkan reuni yang indah, aku pergi dulu," ucapnya sebelum melangkah keluar aula dengan sangat cemberut.

Kejadian seperti ini sudah terjadi ribuan kali.

Seperti Qin Yuan yang asli, Qin Yuan sendiri juga hanya bisa tersenyum kecut.

"Sister Mei masih sensitif seperti biasanya," ucap Qian Suyun saat melihat kepergiannya.