Hiks, malang banget sih nasib Rein. Punya suami bukannya baik, justru buat gila setiap saat. Semua terasa sulit untuknya. Kalau boleh, Rein sangat ingin ngamuk. Cuman kok rasanya sulit?
Ia paham, maksudnya berusaha paham, kan memang begitulah posisinya. Cuman sulitnya minta ampun. Cukup Rein, sekarang bergerak. Tinggal bermain, eh bukan, maksudnya jalanim rencana. Gitu doang, ia tak ingin pusingkan hal-hal lain. Sudah, lakuin aja. Rein buka bagian 'itu' Redis. Cuman harus disikapi baik-baik.
Ya Tuhan sulitnya.
Selesai, oh lord, Rein terkesiap, barusan, ia buka bagian 'itu?'
Rein pasti mengkhayal. Hua! Otak Rein sudah gak polos lagi!
Langsung itu toh?
'Itu?'
Rein tatap Redis seakan-akan bertanya apa yang harus ia lakukan setelah itu. Tindakan tersebut Refleks ia lakukan. Sekarang, bagian privasi Redis terpampang cukup jelas depan mata Rein.
Baru resleting celana, masih ada celana dalamnya.
Rein refleks telan ludah susah payah. Rein gak modus, itu reaksi normal dan polos.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者