Oma langsung bangkit dari duduknya dan langsung menghampiri Angel.
Oma memeluk Angel dengan erat dan juga mengusap punggung beberapa kali. Angel membalas pelukan itu dan sampai menitikkan air mata karena Ia tidak menyangka Jika ia masih bisa merasakan pelukan hangat dari sosok Oma yang ada di hadapannya ini.
"Bagaimana kabar Oma, Angel sangat khawatir saat tidak mendapatkan Oma di rumah dan Kenapa oma sampai menyimpan uang di bawah bantal?" Angel mengucapkan itu sambil menatap dengan tatapan berkaca-kaca
Namun Oma hanya tersenyum sambil menuntun Angel untuk duduk di sofa yang ada di sana.
Namun Angel tidak ingin dan tidak berani untuk duduk di sofa tersebut, karena Angel takut mengotori bahkan membuat sofa itu menjadi tidak berharga lagi jika Ia duduki.
"Ayo kita duduk dulu.biar kita nanti biar enak ngobrolnya." Oma duduk di sofa.
Namun Angel malah memilih duduk di lantai. Dan hal itu membuat Oma kebingungan.
"Loh, kok kamu malah duduk di bawah sih, di sini loh duduknya di atas!" Oma menepuk sofa yang ada di sampingnya.
"Tidak apa-apa Oma. Angel duduk di sini saja nanti kalau Angel duduk di atas sofa yang ada sofanya kotor." Angel tersenyum sambil menggenggam tangan Oma namun Oma langsung menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadis yang ada di hadapan yaitu.
"Duduk di atas Angel, kalau kamu di bawah itu sama saja kamu tidak menghargai Oma masa Oma harus duduk di bawah agar bisa sejajar dengan kamu, Oma tidak bisa duduk di lantai karena nanti asam urat Oma kambuh, ayo Kamu duduk di atas, nggak bakalan kotor kok Emangnya kamu sebelum ke sini masuk ke grup dulu atau main di tong sampah dulu?" Oma menarik dengan Angel agar duduk di atas dan akhirnya Angel pun menurut hingga ia berhasil duduk di atas sofa.
"Oh ya tolong buatkan minuman dan juga makanan untuk cucuku ini, kalian juga harus menghormatinya mulai saat ini karena cucuku yang ini akan tinggal di sini mulai hari ini, jadi kalian harus menghormatinya sama seperti menghormati Rendi dan saya tidak mau mau mendengar keluhan dari cucu saya ini jika kalian tidak hormat bahkan tidak melayaninya dengan segenap hati!" ucap Oma kepada pelayan yang ada di sana.
Tentu saja pelayanan yang ada di sana langsung menganggukkan kepalanya.
Namun Angel tidak paham dengan apa yang diucapkan oleh Oma. Memangnya cucu Oma ada berapa dan di mana cucu Oma yang Oma sebut akan tinggal di rumah itu mulai saat ini itulah yang ada dipikiran Angel dari tadi.
"Maaf Oma Memangnya cucu Oma ada berapa bukannya kemarin Oma cuma bilang ada 1?" Angel bertanya sambil mengerutkan keningnya.
"Iya memang aku kemarin cuma cuma satu tapi saat ini cuma sudah nambah 1 jadi Oma mempunyai 2 cucu dan orang itu adalah kamu!" Oma tersenyum sambil menepuk pundak Angel
Angel yang mendengar hal itu tentu merasa cocok dan juga tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Oma.
"Tapi Oma bilang tadi, kalau cucu Oma itu akan tinggal di rumah ini Mulai sekarang, kalau misalkan cucu itu adalah aku, berarti aku akan tinggal di sini, tapi maaf Oma aku tidak bisa tinggal di sini!" Angel berucap dengan anda lembut, ia takut jika dirinya akan menyakiti Oma.
"Tidak sayang, Oma harap kamu mau tinggal di sini, karena Oma ingin kamu hidup dengan kehidupan baru, Oma ingin kamu hidup dengan layak."
Angel menundukan kepalanya.
"Tapi Oma, bagaimana dengan pekerjaan Angel dan bagaimana dengan kontrakan Angel?''
"Itu semua bisa kamu tinggalkan, setelah kamu tinggal disini, kamu sudah tidak butuh lagi pekerjaan itu nak,"
Mendengar dan melihat wajah Oma yang saya dan juga penuh harap, tentu saja membuat Angel tidak bisa menolaknya.
Karena permintaan Oma sungguh sangat menyiratkan rasa sedih.
"Baiklah, aku akan tinggal di sini, tapi tidak dengan gratis, aku akan bekerja menjadi pelayan di sini, dan merawat Oma, jadinya aku gak hanya numpang di sini!" Angel memegang tangan Oma.
Oma yang mendengar hak itu tentu saja langsung mengangkat kepalanya.
"Jangan, Oma tidak mau kamu menjadi pelayan di sini, kamu harus hidup sebagai pemilik rumah ini, kamu harus menjadi orang biasa, dan bukan pelayan!" Oma menatap Angel sendu.
Lagi-lagi, Angel bingung harus mengatakan apa, ia tidak mau jika sampai dirinya hanya menjadi beban di rumah itu.
"Tapi Oma?"
Oma langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada penolakan Nak, sudah sekarang kamu masuk ke kamar yang ada di lantai atas, kamu masuk ke kamar kedua dari dekat tangga, karena kamar yang satunya itu adalah milik cucu Oma!"
Angel melihat kelantai atas.
"Baiklah Oma." Angel langsung bangkit dari duduknya.
Oma pun juga bangkit dari duduknya dan berjalan masuk kedalam kamarnya.
Angel menatap rumah mewah itu dengan tatapan sedih.
Dulu ia pernah merasakan tinggal di rumah seperti itu, meskipun tidak sebesar rumah ini. Ada rasa tidak menentu di hati Angel.
Angel berjalan ke lantai atas dan mencari kamar yang di maksud oleh Oma.
Sedangkan di tempat lain, saat ini Rendy sedang marah-marah di kantor, ia sejak tadi tidak bisa fokus bekerja. Di dalam otaknya terus saja tenggang ucapan Oma nya untuk menikah kan dirinya dengan gadis yang akan di kenalakan dengan nya.
Namun, di saat ia sedang di landasan kecemasan dan juga otak yang tidak bisa di ajak kompromi, tiba-tiba pintu ruangan nya di ketuk dan di buka dari luar.
Dan betapa terkejut nya Rendi saat melihat kekasihnya msuk kedalam ruangan nya itu.
"Maya, kamu datang sayang?''Rendi menghampiri Maya dan memeluknya.
Mereka saling memeluk dan setelah itu Rendi menuntun kekasihnya itu untuk duduk di sofa.
"Kamu sengaja datang kesini sayang?'' Rendi memegang tangan Maya.
Maya tersenyum sambil menatap Rendi.
"Tentu, aku kesini itu ingin mengajak kamu makan, soalnya aku besok harus pergi ke luar kota untuk pemotretan." Maya mengucapkan hal itu dengan wajah sedih.
Tentu saja Rendi yang tau jika dirinya akan di tinggalkan lagi oleh kekasihnya itu, langsung memeluk Maya.
Ia tidak bisa melarang Maya untuk tidak pergi bekerja, karena memang pekerjaan Maya hanya lah menjadi model.
"Baiklah, untung kamu datang kesini dan juga bilang sama aku kalo kamu akan pergi keluar kota, jadinya kita bisa menghabiskan waktu sampai nanti malam." Rendi mengusap kepala Maya.
Mana yang tadi nya terlihat sedih, tentu langsung tersenyum.
Rendi merangkul pinggang Maya dan memeluknya.