webnovel

Hari pernikahan

Di saat Angel sedang di pijat, Oma tiba-tiba datang ke kamar Angel, ia menatap pemandangan itu dengan tatapan terkejut, pasalnya Saat ini Angel sedang di pijat oleh ibunya Sari.

Dan jika Angel sedang di pijat, itu berarti Angel sedang sakit.

"Ada apa ini, kenapa kamu di pijat seperti itu? Apa yang terjadi kepada kamu?" Oma menghampiri Angel, Sari dan juga ibunya tentu langsung bergeser, sedangkan Angel, ia langsung bangkit dari tidurnya, meskipun sedikit kesusahan.

"Oma, Angel tidak apa-apa, Angel hanya sedikit kelelahan saja, jadi Oma jangan kawatir!" Angel berusaha kuat.

Meskipun rasanya masih sangat sakit.

"Apanya yang tidak apa-apa, kalau kamu dipijat berarti kamu sedang tidak baik-baik saja jujur kepada Oma apa yang sebenarnya terjadi kepada kamu dan kenapa kamu bisa sampai terluka?" Oma menatap semua orang dengan tatapan tajam.

"Maaf Oma, tadi Tuan Muda sudah mendorong Nona Angel, sampai Nona Angel terjatuh. Hingga membuat punggungnya Sakit!" Sari memberitahu Oma apa yang sebenarnya terjadi dan tentu saja Angel yang mendengar itu langsung membulatkan matanya dan menggelengkan kepalanya. Oma yang mendengar itu sontak langsung bangkit dari duduknya dan langsung pergi dari kamar Angel, namun sebelum pergi dari kamar Angel, Angel langsung menahan tangan oma.

"Tidak Oma, jangan! Aku baik-baik saja, tadi Rendy tidak sengaja mendorongku, karena itu kesalahanku sendiri. Sudah menabrak Rendy, jadi jangan salahkan ready Oma, jangan buat keributan aku mohon!" Angel memegang tangan Oma dan menatapnya dengan tatapan memohon, tentunya langsung membuang nafasnya dengan kasar dan ia kembali duduk di tempat tidur milik Angel. Sari dan juga ibunya berpamitan pergi dari sana, karena memang tugas ibunya Sari untuk memijat Angel sudah selesai.

"Maaf Nyonya, saya pamit keluar dulu, karena pekerjaan saya masih banyak." Inem dan juga Sari membungkukkan tubuhnya, tentu langsung menganggukkan kepalanya dan Angel mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada ibu dan anak itu, karena mereka sudah mau merawat Angel di saat Angel terluka.

"Iya, terima kasih ya, karena Mbak Inem dan juga Sari sudah mau membantu Angel. Padahal Angel buka siapa-siapa kalian. Tapi kalian sangat baik sekali kepada Angel, sekali lagi terima kasih." Angel tersenyum sambil menatap sarii dengan lembut. Sari membalas senyuman itu.

"Ya sudah, saat ini kamu lebih baik istirahat, karena besok kita melaksanakan acara pernikahan kamu dan juga Rendy. Kamu istirahat ya, biar besok pagi bisa segar!" Oma mengusap kepala Angel, Angel langsung menganggukkan kepalanya. Oma pergi dari sana dan Melambaikan tangannya, di saat ia menutup pintu kamar. Angel malah langsung menutup matanya karena memang ia sudah merasa mengantuk dan juga sudah merasa lelah.

Di kamar Rendy, saat ini ia sedang berusaha menghubungi kekasihnya, karena sejak tadi pagi ia tidak bisa menghubungi Maya, seharusnya Maya besok pulang dari pemotretan, tapi Maya sama sekali tidak menghubunginya dan Rendy takut jika Maya mengetahui acara pernikahan besok yang akan dilaksanakan di rumah ini.

"Kenapa susah sekali menghubungi Maya? Emangnya dia sedang apa? Bukankah malam-malam seperti ini dia sudah istirahat dan bukan besok dia akan kembali ke sini, aku harus sebisa mungkin menahan Maya untuk tidak pulang ke sini, karena aku takut jika Maya tahu dan hadir di pernikahanku, nanti yang ada akan ada perang kedua!" Rendy mengusap wajahnya denga kasar.

ternyata saat ini Maya sedang berada di mobil milik kekasih gelapnya.

Mereka sedang menuju kediaman Martin, karena mereka baru saja kembali dari luar kota, tadinya Maya ingin langsung pulang ke apartemennya, tapi Martin menahannya dan meminta Maya untuk tinggal satu malam di rumahnya, karena Martin terus memaksa. Akhirnya Maya pun menyetujuinya.

"Ayo silakan masuk, ini adalah rumahku dan sebentar lagi akan menjadi rumahmu. Kamu tidak usah sungkan!" Martin membukakan pintu rumah itu, Maya langsung melihat seluruh sudut ruangan dan juga barang-barang yang ada di sana. semua barang-barang yang ada di sana tentu saja bukanlah barang-barang sembarangan.

"Apakah benar ini rumahmu?" Maya menatap Martin dengan tetapan Bertanya, Martin tersenyum dan mengelus kepala maya.

"Tentu saja. Ini rumahku, kalau bukan kenapa aku harus membawa kamu ke rumah ini? Sudah. Jangan pikirkan Yang aneh-aneh, ayo kita kembali ke kamar. Kita harus istirahat." Martin merangkul pinggang Maya, Maya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Besok harinya, di rumah Rendy saat ini Angel sedang duduk di meja rias. Ia sedang di rias oleh perias pengantin yang sudah dipesan oleh Oma, sejak tadi Ia hanya terdiam dan tidak mengeluarkan suara apapun, karena jujur saja meskipun pernikahan ini adalah pernikahan paksa. t

Tapi bagi Angel pernikahan ini adalah pernikahan yang sakral dan juga suci. Ia tidak mau jika harus mempermainkan pernikahan ini, Angel semalam sudah bertekad untuk membuat Rendy jatuh cinta, kepadanya dan sebisa mungkin ia mempertahankan rumah tangganya dan tidak diceraikan oleh suaminya di saat semuanya sudah tiba.

Bahkan di luar kamar Angel di saat ini, semua orang sedang sibuk mempersiapkan pernikahan Rendy dan juga Angel. Oma pun sejak tadi terus jalan ke sana kemari untuk memastikan semuanya baik-baik saja. Dan juga berjalan dengan normal.

"Apakah semuanya sudah siap? Sebentar lagi acaranya akan mulai dan juga para tamu akan datang. Meskipun pernikahan ini adalah pernikahan biasa saja, tapi tamu yang akan datang tamu-tamu penting. Jadi kalian harus sebisa mungkin menyiapkan semuanya dengan sempurna. Saya tidak mau jika sampai nanti ada kesalahan sedikitpun!" Oma berbicara sambil membenarkan kacamatanya. Semua pelayan dan juga pengawal menganggukkan kepalanya.

Tiba-tiba di saat perias pengantin mengoleskan bedak pada wajah Angel, ia malah meneteskan air matanya dan tentu saja air mata itu membuat bedak yang sedang dioleskan di wajah Angel menjadi tergeser.

"Hai Sayang, kenapa kok kamu malah nangis? Kamu kan hari ini mau menikah dengan laki-laki tampan dan juga kaya. Kenapa malah sedih? Harusnya kamu itu bahagia, karena bisa bergabung dengan keluarga ini!" MUA itu mencoba menghibur Angel, namun Angel tetap menangis, ia teringat kepada kedua orang tuanya yang sudah tiada. Angel berharap orang tuanya bisa melihatnya menikah dan memakai gaun impiannya dari sejak kecil. Meskipun mereka sudah beda alam tapi Angel berharap kedua orang tuanya menatapnya dari atas langit.

DI kamar Rendy, Rendi pun saat ini sedang berusaha memakai pakaian dan jas yang sudah disiapkan oleh desainer ternama. Sejak Tadi Rendy terus saja memperlihatkan wajah datarnya. Ia sama sekali tidak memperlihatkan senyuman ataupun aura wajah bahagia.

Randy terus memikirkan bagaimana jika Maya tau perihal pernikahan Rendi.