Sampailah galang dan gita di sekolahan, begitu juga melihat motor milik mita yang sudah terparkir rapih di samping motor lainnya, namun galang tidak melihat sama sekali motor milik dimas dan dirga.
Apakah mereka pada gak sekolah atau gimana, tapi bodo lah, bukan urusanya, bahkan sekarang pun galang masih belum bisa mengobrol dengan temenya semenjak kejadian kemarin kecuali sama mita.
Galang yang sudah sampai di kelasnya, Lagi-lagi temen sekelasnya hanya diam aja tanpa bertanya apapun, bahkan galang pun tidak bertanya keberadaan Dirga yang melihat bangku sebelahan bersamanya masih kosong belum ada barang sama sekali.
Sampai guru masuk di pelajaran pertama, dimas dan dirga belum masuk juga, galang yang masih mempunyai perasaan, galang pun merasa dirinya salah telah mendiamkan temen-temen kelasnya.
Sekitar 1 jam setengah pelajaran pertama pun telah selesai, saat nya sambil menunggu guru pelajaran kedua dateng, galang pun memulai bicara pada temen kelasnya.
"Na, dirga sama dimas kemana, gak masuk yah" Tanya galang pada riana sebagai sekertaris kelas, yang suka nyatetin murid kalo gak masuk.
Namun tanpa di sangka, pertanyaan galang pun tidak di tanggepin oleh riana, bahkan riana memalingkan mukanya ke arah lain.
Galang pun juga merasa heran sama mita, sejak dari galang masuk, galang melirik ke arah mita, mita pun tidak menengok ke arahnya sama sekali.
Galang hanya bisa pasrah di buatnya bisa seperti ini.
***
Waktu istirahat tiba, galang yang tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia pun meninggalkan kelasnya untuk mencari tempat nyaman untuk dirinya.
Serasa galang yang sudah keluar kelas, temen yang ada di kelas nya pun senyum-senyum menahan ketawa, karna berhasil ngerjain galang.
"Weh, weh kita berhasil ngerjain galang" Ucap salah satu temen kelas nya yang sudah melihat galang ntah pergi kemana.
Mereka pun ketawa bahagia, tapi di lain posisi mita, riana pun merasa kasian, mita yang sudah mulai deket, tapi harus begini keadaanya, riana yang di tanya, malah di diemin balik.
Tapi itu semua hanya bercanda, mereka pun nanti bakal seperti biasa lagi kok.
"Hmm, kasian juga gwa sama galang kita diemin gini" Ucap mita tiba-tiba merasa bersalah.
"Hah, kasian apa kasian nih yee" Saut rena ledek.
"Beneran ren" Ucap mita serius.
"Yudh nanti juga kita semua baikan lagi kok, salah sendiri lu pake bilang kalau lu dah minta maaf terus dah bisa ngobrol tanpa ngajak kita ya gak" Ucap rena pada temenya, begitu pun temen sekelasnya pada mengangguk.
"Terus itu dirga sama dimas beneran gak masuk" Tanya mita pada semua temenya.
"Masuk kok, cuman lagi bersihin kantor, di suruh pak kepala sekolah.
" Buset rajin juga yah" Saut mita ketawa, begitu pun temen kelasnya ikut ketawa.
"Yudh yuk kantin mit, mumpung masih ada waktu" Ajak rena menarik tangan mita.
"Pelang-pelan juga kali nariknya" Saut mita kesel.
Sampailah mereka berdua di kantin, lalu duduk di tempat biasa yang mereka tempatin.
Dari arah bangku pojok deket tembok, terdapat seorang galang yang sudah melihat mita dan rena yang ingin menuju ke kantin, tapi mereka belum menyadarinya kalau di kantin ada seorang galang.
Rena yang sudah mesan makanan pun dateng ke tempat duduk nya lagi.
Di tempat posisi galang berada, dia tidak mendekat ke arah kedua temenya, tapi dia memantau dan menguping apa yang sedang mereka bicarakan.
"Kocak juga yah mit, bisa-bisanya ide dimas ngeprank maung kelas kita" Ucap rena yang sedang menuangkan saos ke dalam mangkoknya.
"Iya bener, tapi gwa kasian tau sama dia" Jawab mita yang hendak memakan baksonya.
"Yudh jangan di pikirin, nanti juga mereka baikan lagi" Saut rena mempercayai mita.
"Sialan lu dim, awas aja ketemu sama gwa, gwa abisin lu" Gumam galang yang telah menguping obrolan rena dan mita.
***
Bell pulang pun tiba, saat masuk pelajaran setelah istirahat, galang masih diam, hanya pura-pura gak tau soal rencana dimas sama temen kelasnya.
Ketika semua temen kelas galang sudah pada keluar, tinggal galang dan dimas yang masih di dalam kelas, sebenarnya dimas ingin meminta maaf atas perbuatan dia sama temen kelasnya.
Namun galang yang sudah menghampiri tempat duduk dimas terlebih dahulu.
"Woy, bocah prik,bikin rencana apa lu sama temen kemasan, bisa-bisanya ide cemerlang lu berhasil" Tanya galang yang sudah berada di meja milik dimas.
"Oh itu, sorry lang, gwa cuman uji coba aja, soalnya lu orangnya dingin banget sih" Jawab dimas yang sedikit panik, kalau galang mau ngapa-ngapain dia, karna galang menatapnya begitu serius sama dimas.
"Pinter lu yah ngerjain gwa sampe ngajak temen sekelas, dalam keadaan masalah kemarin gwa gak ngomong sama lu pada, terus lu bales dendam gitu" Saut galang semakin tajam tatapan galang kepada dimas.
"Iya lang sorry"
"Untung lu temen gwa, kalau bukan abis lu ama gwa" Ucap galang menjuk jarinya ke arah dimas, lalu galang beranjak meninggalkan kelas untuk pulang ke rumah.
"Hadeh, kenapa jadi begini si anjir, chaha" Gumam dimas sedikit ketawa, karna heran akan menjadi seperti yang tidak dimas duga.
Mungkin pikiran dimas bisa semudah itu untuk minta maaf lalu berteman seperti semula lagi, tapi tidak semudah itu, galang juga masih mempermainkan dimas, sebenarnya galang sudah memaafkan dimas, tapi galang hanya ingin tahu dimas sampai dimana di bisa berjuang untuk menetralkan semuanya yang sudah terjadi.
Galang yang tidak bisa diam orangnya, jika dia di perlakukan seperti itu, dia juga akan bales, seperti halnya galang di kerjain sama temen kelasnya, galang pun bertindak lagi mengerjain kepada siapa dalang di balik rencana itu.
Menurut ku galang tipikal mengambil tindakan yang dewasa, kalau galang sudah di penuhi emosi, dia bisa melampiaskan emosinya tidak langsung menggunakan fisik, namun strategi.
"Sorry dim,gwa ngerjain lu, sebenarnya gwa gak begitu di permasalahin soal lu sama temen kelas ngerjain gwa, tapi gwa pengen aja sampe mana lu bisa berjuang menetralkan semuanya" Gumam galang yang sedang berenti di pertengahan jalan, karna macet.
Sekitar 20 menit galang sampai di rumahanya, karna perjalanan dari sekolaha menuju rumah lumayan macet jadi jadi agak lama.
Setelah galang memarkirkan motornya galang langsung masuk ke dalam rumah, namun ketika galang hendak ke kamar, galang melihat kakanya yang ingin keluar dari dapur.
"Kak, gita dah pulang" Tanya galang pada tasya.
galang yang tidak pulang bersama adiknya, bahkan saat galang hendak pulang, adiknya sudah tidak ada di tempat biasa dia nunggu.
"Loh, bukanya bareng kamu" Ucap tasya bertanya balik.
"Gak"
"Terus kemana" Tanya tasya panik.
"Kakaaa, gita pulang" Teriak gita yang tiba-tiba datang.
"Kamu dari mana aja dek" Tanya tasya cemas.
"Hehe, maaf kak, tadi aku abis di ajak jalan-jalan sama kak mita" Jawab gita nyengir.
"Ohh gitu, yudh kalian ganti baju dulu nanti makan" Perintah tasya pada kedua adiknya.
"Baik kak.... Ok" Jawab kedua adiknya.
Galang dan gita pun segera menuju kamat untuk mengganti pakaian, lalu selepas itu, mereka segera makan siang.