Setelah menikah dengan Anton, Mayangsari diboyong tinggal ke sebuah perumahan di pedesaan. Awalnya, ia pikir tidak terlalu sulit berpindah dari kota Jakarta ke sebuah kampung. Namun apa yang ia pikirkan tidak sepenuhnya benar. Baru satu hari pindah, ia sudah dikejutkan dengan rombongan ibu-ibu yang datang bertamu, katanya menyapa tetangga baru. "Kenapa mereka datang tidak memberi kabar lebih dulu, Mas?" tanyanya pada sang suami. Pria itu menatap Sari dengan lekat. Lalu segera berujar, "Itu hal yang wajar. Namanya juga tinggal di desa." Sari mematung. Ini hanya awalan, ia tidak bisa membayangkan hal-hal tidak terduga lainnya di sini. Benarkah ini yang dinamakan kerukunan antar tetangga?