webnovel

Bagaikan Rama & Sinta

Versi 01 : Cinta yang Hilang dan Ditemukan Novel ini menceritakan kisah cinta abadi antara Titah dan Kamil, dua sahabat masa kecil yang dipisahkan oleh waktu dan nasib selama 17 tahun. Mereka bertemu kembali dan jatuh cinta, namun sebelum mereka dapat menikah, masa lalu Titah yang kelam muncul kembali dalam bentuk Kevin, mantan kekasih yang jahat dan posesif. Kevin, meski sudah menikah, masih menginginkan Titah dan merencanakan untuk menculiknya. Dia berhasil menculik Titah dan memintanya untuk menjadi istrinya, tetapi Titah menolak dan memilih untuk setia pada Kamil. Kamil, yang mengetahui tentang penculikan ini, berusaha menyelamatkan Titah dan berhasil membunuh Kevin. Versi 02 : Perjuangan dan Pengorbanan Namun, kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Titah dituduh oleh warga desa telah berselingkuh dan diusir. Titah memilih untuk pergi dan meninggalkan Kamil, tanpa memberi tahu bahwa dia sedang mengandung anak mereka. Titah melahirkan dua anak kembar, Dzaka dan Dzaki. Sepuluh tahun kemudian, mereka mengetahui tentang ayah mereka dan berniat untuk mempersatukan kembali orang tua mereka. Namun, mereka harus menghadapi tantangan dari warga desa dan adik Kevin yang ingin membalas dendam. Dengan bantuan paman mereka, Fitra, dan sahabat ayah mereka, Rivan, Dzaka dan Dzaki berhasil meyakinkan warga desa dan menemui Kamil. Mereka menceritakan kisah mereka kepada Kamil, yang kemudian meminta mereka untuk membawanya kepada Titah. Akhirnya, Titah dan Kamil bertemu kembali dan Kamil membawa Titah pulang bersama anak-anak mereka. Mereka hidup bahagia bersama, menunjukkan bahwa cinta sejati dapat mengatasi segala rintangan. Novel ini adalah kisah cinta yang penuh dengan drama, konflik, dan emosi, yang akan membuat pembaca terpaku dari awal hingga akhir.

Daoistovzdb20 · 奇幻
分數不夠
21 Chs

Bab 09

Di Ruang Tamu Lagi..

"Loh kok gak langsung masuk kedalam untuk makan siang bersama, malah duduk disini.." kata ibu Prameswari.

"Iya bu nanti.." sambung Titah.

"Tahu tuh mah.." kata Kamil.

"Ya sudah kalau begitu mama di sini juga deh nanti saja makan siangnya."

"Ya sudah deh bu saya kedalam sekarang, Bibu.."

"Iya.."

"Nah gitu dong.."

Di Meja Makan Lagi..

"Jegud na bakal lami yeuh tra." kata pak Galih.

"Heueuh yah, beuki lami wae neda siang na manten beuteung geus keroncongan sarta leeutan na raos-raos deui,sinarieun-tumbenan pan mama masak anu raos-raos jegud kieu.." sambung Fitra.

"Yuk duduk.." kata ibu Prameswari.

"Iya bu.., maaf ya semua lama nunggunya." sambung Titah.

"Iya gak apa-apa kok.." kata teteh Indriani.

"Gak apa-apa gimana, orang yang dari tadi ngomel kamu kan tra?, au.." kaki teteh Indriani di injak oleh Fitra.

"Teh naha?" tanya Titah.

"Ieu suku teteh tah.." jawab teteh Indriani.

"Sukuna teteh naha?"

"Di dampal Fitra.."

"Eh heueuh hapunten teh, teu ngahaja hehe, Anjeun tiasa nalika sunda oge tah?" tanya Fitra.

"Heueuh a.. Anyar diajar oge da saleresna." jawab Titah.

"Oh.." seru Fitra.

"Aa kumaha da pan Titah ayeuna kantun na di bogor.." kata Kamil.

"Oh iya.." sambung Fitra.

"Lupa ya?" tanya Kamil.

"Hehe.." Fitra hanya tertawa.

"Nya atos, janten urang di meja neda eta hoyong neda atawa.." keluh pak Galih.

"Eh heueuh hilap.." sambung Fitra.

"Hehe.." Kamil hanya tertawa.

Tiga Puluh Menit Kemudian..

"Alhamdulillah."

"Terimakasih ya bu sudah mengajak atau mengijinkan makan siang bersama di rumah ibu dan keluarga." kata Titah.

"Jangan begitu.. Kan kamu calon menantu ibu jadi.." sambung ibu Prameswari.

"Mama.."

"Iya mil.."

"Kamil izin ke rumah Titah ya." kata Kamil memotong perkataan ibunya.

"Iya.., oh iya Titah kapan-kapan boleh gak ibu dan keluarga main ke rumah kamu?" tanya ibu Prameswari.

"Oh boleh bu, nginep juga gak apa-apa.." jawab Titah.

"Serius?"

"Iya bu serius.."

"Mil.."

"Iya mah"

"Ngiring mama sakedap yuk.. Aya anu hoyong mama omongin sami anjeun mil.."

"Iya mah.., Bubu tunggu sebentar ya, a.."

"Naon mil?" tanya Fitra.

"Jagain kabogoh Kamil nya." jawab Kamil.

"Iya mil.." kata Fitra.

Di Ruang Tv Lagi..

"Aya naon mah?" tanya Kamil.

"Sangki-sangki ping sabaraha anu anjeun hoyong pan kanggo kerumah Titah ngabantun seserahan?" tanya ibu Prameswari juga.

"Sangki-sangki ping sabaraha nya mah?"

"Em, ieu aya ping yeuh mil.. Cobi di tingal tiheula sangki-sangki ping sabaraha anu bade anjeun pilih?"

"Sangki-sangki,nurutkeun Kamil da ping sapuluh mah.. Eh antos mah seserahan kanggo naon?"

"Kanggo lamaran mil.."

"Lamaran saha mah?"

"Lamar Titah.."

"Oh.. Naon!!!" Kamil kaget.

"Emang anjeun teu hoyong naon mil lamar Titah?"

"Ya hoyong lah mah.."

"Nya atos lamun kitu atos pas nya ping na,ping sapuluh?"

"Iya mah.."

"Nya atos yuk wangsul."

"Wangsul kamana mah?, ieu pan imah urang.."

"Astaghfirullahalazim mama lupa.., ya sudah yuk kita ke meja makan lagi.. Kamu mau ke rumah Titah kan?"

"Iya mah.."

"Ya sudah yuk.. Nanti ke malaman loh.."

"Iya mah.."

Di Meja Makan Lagi..

"A.."

"Naon mil?" tanya Fitra.

"Aa jagain Titah kan?" tanya Titah lagi.

"Iya mil.." jawab Fitra.

"Bubu.."

"Iya Bibu.."

"Hp bunyi tuh.." kata Kamil.

"Daddy.."

"Siapa tah?" tanya ibu Prameswari.

"Bapak, bu.." jawab Titah.

"Mil.."

"Naon mah?" tanya Kamil.

"Bapa na Titah lain na pak Sujatno nya mil..?"

"Iya mah.."

"Pak Sujatno lain na.." kata pak Galih.

"Heueuh bapa atos nilar.." sambung Kamil.

"Aa naha teurang?, teurang darimana?"

"Teurang ti messenger pan aa chatan sami anjeunna."

"Oh, Kapan?"

"Geus lami..,anjeunna oge carios oge naha sami aa.."

"Oh.." seru Fitroh.

**

"Yes, dad will be home soon, yes with my boyfriend.."

"OK, please wait at home."

**

"Bibu.."

"Iya Bubu.."

"Bu.."

"Iya tah.."

"Sudah di telepon ayah saya, saya pamit ya mau pulang." kata Titah pamit pulang.

"Oh.. Iya.. Mil.."

"Iya mah.."

"Antar Titah dan jaga ya." kata ibu Prameswari.

"Iya.." seru Kamil.

DI RUMAH TITAH

Di Depan Rumah..

"Assalamu'alaikum." Kamil dan Titah memberikan salam pada ibu dan ayah Titah.

Di Ruang Tv..

"Wa'alaikumussalam." ayah ibu Titah menjawab salam dari Kamil dan Titah.

"Diajeng coba lihat siapa yang datang." pinta pak Adam.

"Inggih kang mas.." kata ibu Salma patuh.

Di Depan Rumah Lagi..

"Nuwun inggih ngupadi sinten nggih, eh putra kula Titah.. punika?" tanya ibu Salma.

"Kamil, bu.." jawab Kamil.

"Oalah.. calon mantuku rawuh, hehe.." kata ibu Salma yang senang kedatangan calon menantu.

"Punapa bu?" tanya Titah.

"Mboten menapa-menapa, nggih sampun mangga serap.." jawab ibu Salma.

"Inggih bu, Bibu yuk masuk.." kata Titah.

"Yuk Bubu.." sambung Kamil.

Keesokan Harinya..

Di Kamar Titah..

"Em wangi banget sih kakak ku yang satu ini." kata Ayu.

"Kek kuburan baru hehe.." sambung Aldy.

"A.." keluh Titah dengan tatapan sinis nya.

"Stop, gue tahu apa yang mau elu omongin." kata Aldy.

"Apaan emang?" tanya Titah.

"Au ah.." jawab Aldy.

"Ye kan mbak?" tanya Ayu.

"Sudah kenapa jangan ganggu." keluh Titah yang merasa terganggu oleh adik dan kakaknya.

Di Kamar Tamu..

"Sudah wangi dan rapih siap untuk ajak bidadariku, belahan jiwaku, hidupku jalan-jalan." kata Kamil.

"Assalamu'alaikum den mas."

"Wa'alaikumussalam."

"Sampun tinengga wonten ruang dhahar den mas, kalanipun sarapan enjing sareng." sambung Paijo.

"Mas.."

"Inggih den mas.."

"Itu artinya apa ya saya tidak mengerti?" tanya Kamil.

" Pacar nya den Titah tidak mengerti bahasa jawa aha.. Ku kerjai saja. " kata Paijo di dalam hati.

"Mas, mas.."

"Oh inggih den mas.."

"Itu artinya apa ya?"

"Itu artinya den mas di panggil den Titah, katanya den Titah nungguin di Kamar mandi, sttt padahal bohong." jawab Paijo yang sedang mengerjai Kamil.

"Nungguin di kamar mandi?" Kamil bertanya-tanya dan kebingungan.

"Oh iya den mas satu lagi.." kata Paijo yang masih mengerjai Kamil.

"Apa itu?" tanya Kamil.

"Wonten utus enggal datheng meja dhahar." jawab Paijo.

"Tunggu itu artinya apa ya?"

"Katanya den Titah kalau ke kamar mandi jangan pake baju pake celana bokser saja, Sttt bohong lagi." jawab Paijo yang masih mengerjai Kamil.

"Tunggu deh mas jo, tadi kata mas jo disuruh yayang ku ke kamar mandi, dia menyuruh saya juga untuk menggunakan celana bokser saja, ini beneran atau.." kata Kamil yang mulai curiga.

"Wah gawat pacarnya den Titah sudah mulai curiga nih, serius den mas.." kata Paijo mulai ketakutan.

"Oh gitu ya, tapi kan saya itu sudah mandi mas.."

"Ya itu sih terserah den mas saja, tapi kalau permintaan den ayu tidak di kabulkan siap-siap saja."

"Siap-siap apa?"

"Siap-siap berubah."

"Berubah menjadi?"

"Yang tadinya pacar berubah menjadi mantan pacar."

"Mantan Pacar.. Jangan.."

"Nah kalau tidak mau berubah menjadi mantan pacar, lebih baik sudah sana turuti saja."

"Ya sudah saya turuti.."

Aku pun tidak menyadari kalau aku sedang di kerjai oleh Paijo (abdi dalemnya Titah) karena aku tidak mengerti bahasa Jawa. Lalu aku pun mengikuti apa yang di bilang Paijo, ketika aku berjalan menuju ke kamar mandi menggunakan bokser saja, Titah melihat ku dan Paijo pun di beri hukuman karena telah mengerjaiku.

Di Kamar Titah Lagi..

"Sudah ya sana keluar dari kamarku.." kata Titah.

"Yaelah mbak.." keluh Ayu.

"Tahu gitu saja ngambek.." sambung Aldy.

"Hus.. Hus.." Titah mengusir Aldy dan Ayu dari kamarnya.

"Iya.." seru Ayu.

"Tapi cepat ya.." kata Aldi.

"Iya.." seru Titah.

Satu Menit Kemudian..

"Akhirnya selesai juga dandannya." kata Titah.

Di Depan Pintu Kamar Mandi..

"Ini benar tidak ya yang di maksud Paijo kamar mandi yang ini.." kata Kamil.

Di Kamar Titah Lagi..

"Saatnya ke kamar Bibu." kata Titah.

Di Depan Pintu Kamar Mandi..

"Bibu.."

"Bubu.."

"Kamu belum mandi Bibu?" tanya Titah.

"Sudah Bubu, tadi mas Paijo ke kamar katanya saya di tunggu kamu di kamar mandi dan di suruh pake celana bokser juga." jawab Kamil.

"Apa joya ngomong gitu?"

"Iya, emang benar ya Bubu?"

"Enggak kok, hmm joya.." jawab Titah.