"Pah, kenapa maksa banget sih?" tanya Vero dalam sambungan telepon itu.
"Vero, nurut aja dong sama Papah. Jangan begitu!" pinta Siva. Vero malah menutup sambungan telepon. Ia mengabaikan perintah dari sang ayah. Vero lebih memilih untuk tetap tidur di rumah temannya. Ayah Vero hampir menangis melihat Vero yang tak mau menurutinya. Sedangkan Siva, masih dengan setia dengan ayahnya. Siva tidak mematikan teleponnya.
"Adik kamu itu, kenapa sih, gak bisa nurut begitu?" tanya ayah Vero. Siva berkata, "Siva juga gak tau Pah. Oh iya, Siva ngantuk Pah. Udah malem juga. Siva tidur dulu ya."
Tak punya cara lain untuk membujuk Vero datang ke rumah Kania, Ayah Vero mengirim sebuah pesan kepada Vero, "Gak mau kan, liat ayah sedih, kamu harus pulang ke rumah Mamah kamu! Ayah bakalan nangis nih, kalau kamu enggak pulang ke rumah Mamah kamu."
Vero membalas, "Iya Pah, Vero pulang nih. Papah bahagia?"
"Iya, Papah bahagia kok," jawab Ayah Vero.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者