"Kamu itu nakal baget sih jadi adik, udah tau Kakaknya nggak bisa diajak main lari kenapa masih ngeyel, Vanessa."
"Astaga Vanessa." pekiknya dan sambil mencubit kaki gadis kecil itu. "Dasar anak nakal!! Mending kamu pergi dari rumah ini, biar kamu nggak bisa ganggu kakak kamu."
"Vanessa…"
Ingatan empat belas tahun yang lalu masih membekas di pikiran seorang wanita yang saat ini duduk di ruang tunggu airport. Dan untuk pertama kalinya wanita itu menginjakkan kakinya di Ibukota, tempat dimana dia dilahirkan dan sebelum dia harus pindah ke rumah Oma.
Empat belas tahun sudah Vanessa hidup di London bersama dengan sang Oma. Mira menginginkan anak keduanya ini pergi dari rumah, dan memindahkan semua data dan juga apapun tentang Vanessa Summer Griffin ke negara tetangga.
Tapi saat wanita itu terlalu nyaman dengan hidupnya sekarang, Mira malah meminta wanita itu untuk pulang, dengan alasan untuk menebus kesalahan dimasa lalu. Mendengar hal itu Vanessa ingin sekali tertawa, wanita paruh baya itu yang meminta dia pergi, dan sekarang dia juga yang meminta Vanessa untuk kembali.
Dan disini lah Vanessa berada, di sebuah ruang tunggu sambil menunggu kakaknya Veronica Shannon Griffin yang katanya akan menjemputnya. Sejujurnya Vanessa sama sekali belum tau wajah Veronica secara langsung. Mereka hanya bertukar foto untuk mengetahui satu sama lain. Dan menurut Vanessa kakak itu begitu polos dan baik. Tapi entahlah…
Hampir setengah jam Vanessa menunggu dan nyatanya kakaknya itu sama sekali belum datang. Vanessa memutuskan masuk ke cafe airport ini untuk membeli satu cup coklat untuk mengusir rasa dahaganya, dan juga sambil menikmati satu batang rokok yang dia hisap sejak dia masih sekolah.
Apa yang diharapkan jika kita hidup dengan orang tua, yang bahkan mengurus dirinya saja belum bisa? Ya hidup Vanessa begitu liar di London, dia begitu bebas sehingga hal macam ini saja membuat dia terbiasa. Dia sangat mencintai kebebasan dan tidak suka dengan komitmen. Vanessa juga benci hubungan yang sangat serius, dia memang memiliki banyak kekasih. Tapi tak ada satupun yang mampu membuat Vanessa suka dan jatuh cinta.
"Kalau sampai sepuluh menit lagi nggak datang, aku tidur hotel. Atau nggak balik lagi ke London, rugi juga pulang kesini." omel Vanessa.
Sambil menunggu Vanessa mengingat apa saja yang dulu Mira lakukan padanya. Disaat Mira mengusirnya karena dia nakal dan juga demi kesembuhan Veronica. Kakaknya itu dulu penyakitan, jantungnya bocor saat itu dan membuat Veronica selalu mengunjungi rumah sakit. Secara fisik Vanessa paling kuat, dia jarang sekali sakit dan tidak seperti Veronica. Dan Vanessa berpikir penyakit Veronica saat itu tidak begitu parah. Apalagi jantung yang bocor juga tidak begitu besar dan kata Dokter bisa menutup sendiri, seiring berjalannya waktu. Dan Vanessa juga berpikir jika semua ini tidak mungkin menghabiskan waktu sampai empat belas tahun lamanya. Mungkin hanya beberapa tahun saja Veronica juga sembuh total. Nyatanya wanita itu masih hidup sampai saat ini.
Sepuluh menit sudah Vanessa menunggu, dan dia pun memutuskan untuk pergi dari cafe. Mungkin dia akan mencari hotel terdekat sebelum dia kembali lagi ke London besok. Sambil menatap taksi yang berlalu lalang membawa penumpang, Vanessa pun menatap ponselnya yang sama sekali tidak berdering, Vanessa memantapkan hatinya untuk menyetop taksi yang baru saja lewat.
Tapi saat wanita itu mengangkat kopernya dan ingin dimasukkan ke bagasi mobil, tiba-tiba saja seseorang memanggil namanya dan membuat wanita itu menoleh.
"Vanessa…" panggilnya lagi.
"Siapa?" tanya Vanessa saat wanita itu di depannya.
"Ini Kakak Nessa, ya kali kau lupa sama Kakak."
Alis Vanessa mengerti dia pun menatap wanita di depannya dengan heran. Tapi yang lebih heran lagi adalah pria bertato di sampingnya dengan penampilan terlihat badboy.
"Veronica?"
-BadxBad:MyDearVanessa-
Vanessa menatap pintu rumahnya dengan mata memicing, empat belas tahun sudah dia meninggalkan rumah ini dan sekarang dia kembali lagi. Veronica dan juga kekasihnya sudah turun lebih dulu, sedangkan Vanessa tidak memiliki niatan untuk turun.
Ah ya, pria itu memiliki nama Regan Xander dia adalh kekasih Veronica saat ini. Bisa dibilang kekasih saat mereka masih sekolah dan awet sampai saat ini. Astaga dilihat dari penampilannya saja Vanessa ragu jika mereka menjalin hubungan. Ini bukan cerita novel romansa atau mungkin film pendek yang mengisahkan tentang badboy dan juga good girl bersatu. Ini kehidupan, dimana Vanessa pernah menjalin hubungan dengan good boy, yang ada Vanessa di bye duluan dengan dia. Masa iya Veronica memiliki kekasih macam Regan?
"Mau sampai kapan kamu di dalam mobil? Nggak pengen ketemu sama Mamai apa?" ucap Veronica dan menyadarkan Vanessa dari lamunannya.
Wanita itu pun memilih turun dan menatap kopernya yang ternyata sudah dibawa oleh Regan. Bukan, bukan melihat itu koper, bahkan koper itu juga tidak ada yang bagus dan unik kecuali warna abu-abu, warna kesukaan Vanessa selama ini. Tapi Vanessa lebih tertarik dan juga bingung dengan egan. Sungguh Vanessa belum percaya sepenuhnya dengan apa yang dia lihat.
Melihat ekspresi Vanessa yang melihat Regan seperti itu membuat Veronica tersenyum. Dia tahu adiknya ini masih belum percaya sepenuhnya dengan apa yang dia lihat. Apalagi sejak dulu Veronica terkenal wanita baik-baik, tapi memiliki kekasih seperti preman macam Regan.
"Kamu kenapa liatin Regan kayak gitu?" kekeh nya.
"Nggak percaya aja, masa iya dia kekasih Kakak?"
"Berapa kali Kakak harus jelasin ke kamu, kalau Regan ini pacar Kakak."
"Tapi ini bukan jamannya bad boy tobat abis dapetin cewek good girl Kak."
Entah kenapa Vanessa ingin sekali protes saat melihat pacar kakaknya macam preman. Sedangkan Veronica dia pun mengajak Vanessa untuk masuk dan bertemu Mira dan juga Arya. Mereka pasti senang saat melihat Vanessa sudah pulang. Apalagi saat Veronica bilang jika Vanessa tidak jadi pulang hari ini, dan berkata jika Vanessa pulang besok.
Tapi apa yang terjadi? Vanessa sama sekali tidak tersenyum bahagia saat Mira dan juga Arya menyambutnya dan memeluknya dengan begitu hangat. Dulu, harusnya mereka seperti ini tapi nyatanya mereka lebih memilih menjaga dan memberi kasih sayang penuh pada Vanessa, dan melupakan jika mereka juga memiliki satu anak yang membutuhkan mereka. Dan sekarang Vanessa merasakan sebuah pelukan setelah empat belas tahun di usir.
"Mami senang kamu kembali, istirahatlah Mami akan masak makanan kesukaan kamu Nessa." ucap Mira mengusap pipi Vanessa lembut.
Masakan kesukaan? Memangnya Mira tahu masakan kesukaan Vanessa apa?
Bahkan Vanessa berani bertaruh kalau sampai Mira tahu, itu semua ulah Oma yang memberitahu makanan kesukaan Vanessa. Dan itu semua bukan karena Mira tahu apa yang menjadi kesukaan Vanessa.
"Dunia itu panggung sandiwara, sedangkan manusia sebagai tokoh utamanya. Drama queen." ucap Vanessa tersenyum sinis.
-BadxBad:MyDearVanessa-