Mungkin karena telalu lelah, Kiara langsung tertidur begitu kepalanya menyentuh bantal. Dia bahkan tidak sempat mematikan lampu, padahal biasanya Kiara tidak bisa tidur jika lampu masih menyala.
Dalam mimpinya, Kiara berada di sebuah tempat yang terang seperti siang hari. Dia melihat ada 5 bangunan di depannya. Bangunan pertama adalah rumah yang dari luar terlihat seperti rumah yang sedang dia tempati di Melbourne, tetapi ukurannya dua kali lebih besar. Bangunan kedua tampak seperti sebuah gudang. Tiga bagunan sisanya terlihat seperti kabin individual.
Gadis itu mulai mengekplorasi lingkungan di sekitarnya. Di dekat kompleks bangunan terdapat sebuah mata air, sebuah kolam dan sebuah danau. Kemudian, di sebelah danau terdapat lahan yang cukup luas. Di salah satu area lahan, Kiara menemukan berbagai pohon buah-buahan. Ada pohon apel, peach, mangga, jeruk, pear, leci, kelengkeng, pisang, cherry, jujube, dan masih banyak lagi.
Di bagian belakang kebun buah terdapat sebuah tembok. Kiara mencoba mendekati tembok itu, tetapi ada kekuatan tidak kasat mata yang menahannya. 'Baiklah, kelihatannya aku hanya bisa bergerak di area dalam tembok.' pikir Kiara dalam hati.
Gadis itu mulai memeriksa bangunan yang ada di sekitar rumah. Bangunan pertama adalah sebuah gudang. Kiara melihat berderet-deret rak besi yang berisi bahan makanan seperti beras, minyak, gula dan juga buah-buahan. Sisa rak besi yang ada di dalam ruangan masih kosong. Ruangan itu seolah tidak berujung, jadi Kiara memutuskan untuk memeriksa bangunan berikutnya.
Bangunan kedua ukurannya cukup besar. Di salah satu sisi ruangan terdapat meja, kursi, dan wastafel. Kiara melanjutkan pemeriksaannya ke bangunan terakhir. Ukuran bangunan terakhir sebesar dua kali lapangan bola basket, tetapi bangunan itu kosong.
Kemudian Kiara berjalan ke arah rumah, lalu mendorong pintu depan hingga terbuka. Saat masuk ke dalam, dekorasi interior rumah itu sama persis dengan dekorasi rumah yang sedang dia tempati. Perbedaannya adalah rumah itu lebih luas sehingga ada beberapa ruang kosong. Kiara berjalan memeriksa lantai satu sebelum akhirnya naik ke tempat tidur di lantai dua.
Saat masuk ke salah satu kamar tidur, dia melihat ada dua amplop di atas meja nakas. Kiara segera mengambil amplop dan melihat surat pertama tertulis 'Kepada orang yang ditakdirkan' sedangkan pada surat kedua tertulis 'Untuk cucu tersayang, Kiara'.
Kiara mulai penasaran, sehingga dia segera membuka amplop dan membaca surat di dalamnya. Kakek Kiara mengatakan kalung giok yang dia berikan pada Kiara sebagai hadiah ulang tahun adalah kalung Ajaib. Mereka dapat menyimpan barang-barang di dalamnya, tetapi pada waktu itu kakek Kiara tidak bisa masuk ke dalam kalung.
Dia mengetahui keajaiban batu giok tanpa sengaja dan sejak saat itu dia menyimpan perhiasan berharga, barang antik, dan emas batangan di dalam kalung. Kakek dan nenek Kiara menganggap barang-barang tersebut sebagai hadiah pernikahan untuk cucu mereka.
Kakek Kiara mengingatkan agar Kiara menyimpan rahasia ini rapat-rapat dan tidak boleh memberi tahu pihak lain, terutama ayahnya. Mereka juga mengatakan kalau mereka sangat mencintai Kiara dan berharap Kiara menjalani hidup bahagia. Mereka akan mengawasi Kiara dari surga.
Air mata membasahi wajah Kiara saat membaca surat dari kakeknya. Ternyata kakek dan nenek sangat memperhatikan dirinya. Gadis itu berjanji akan mencoba hidup bahagia untuk memenuhi keinginan kakek dan neneknya.
Surat berikutnya berisi penjelasan dari pencipta ruang ajaib ini. Dia memperkenalkan diri sebagai seorang pertapa. Suatu hari, dia merasa bosan lalu memutuskan untuk bereksperimen membuat ruang ajaib ini.
Namun, ruang ajaib ini kurang memenuhi ekspektasi pertapa itu sehingga dia memutuskan untuk membuangnya. Tetapi dia sengaja menulis surat untuk memberi penjelasan mengenai bagaimana cara menggunakan ruang ajaib ini.
Dalam ruang ajaib ini, hari tidak akan berubah menjadi malam. Hanya ada siang hari. Area ruangan ini dibatasi oleh tembok dan semua yang ada di dalam ruangan ini dapat dikendalikan menggunakan pikiran pemilik.
Ada dua penjaga yang bentuknya dapat disesuaikan mengikuti keinginan pemilik. Satu hari di luar ruangan sama dengan satu bulan di dalam ruangan. Namun, hal ini hanya mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan binatang yang ada dan tidak akan mempengaruhi manusia.
Saat tanaman atau hewan di dalam ruangan siap untuk dipanen, pemilik dapat memindahkan hasil panen ke dalam gudang menggunakan pikiran. Di bangunan utama ada ruang bawah tanah yang dapat digunakan untuk menyimpan barang. Jika pemilik ingin memasuki ruang ajaib, dia hanya perlu berkata masuk atau keluar dalam hati.
Mata air yang ada di kolam pertama memiliki khasiat menyembuhkan penyakit, menawarkan racun, memperkuat tubuh dan membuat tanaman tumbuh lebih cepat serta tahan penyakit. Sedangkan kolam air hangat di sebelahnya dapat digunakan untuk membuat kulit awet muda dan juga menghilangkan rasa lelah.
Pertapa itu juga mengingatkan agar pemilik menjaga rahasia ini dengan baik agar tidak menimbulkan bencana. Pesan terakhir pertapa itu adalah pemilik harus menggunakan ruang ajaib ini untuk berbuat kebaikan dan membantu umat manusia.
Kiara akhirnya mengerti asal-usul ruang ajaib ini. Dia segera turun ke bawah dan memeriksa pintu masuk ke ruang bawah tanah. Ternyata pintu masuk ruang bawah tanah ada di bagian belakang rumah, di dekat tempat menjemur pakaian.
Gadis itu segera turun ke bawah. Dia menemukan berbagai perhiasan emas, berlian, batu giok, emas batangan dan juga barang antik. Dia juga melihat beberapa lukisan mahal dan patung dari batu giok yang ditinggalkan kakek dan neneknya. Jika semua barang yang ada di dalam ruangan ini ditukarkan dengan uang, maka Kiara akan menjadi wanita yang sangat kaya.
Ketika naik ke lantai atas, dia melihat ada dua ekor anjing sedang tertidur di ruang tamu. Anjing pertama merupakan anjing jenis akita, sementara anjing kedua adalah seekor german shepherd. Sebenarnya sejak kecil Kiara ingin sekali memelihara anjing, tetapi neneknya alergi bulu anjing. Jadi Kiara kecil mengurungkan niatnya karena tidak ingin neneknya jatuh sakit.
Gadis itu berusaha mencerna mimpi anehnya ini. Tiba-tiba suara alarm terdengar memekakkan telinga dan dia segera terbangun. Kiara teringat mimpinya, lalu dia memegang kalung giok di lehernya dan berkata, "Masuk."
Pemandangan di sekelilingnya segera berubah menjadi ruang ajaib di dalam mimpi sebelumnya.
"Apakah ini adalah mimpi di dalam mimpi?" kata Kiara sambil mencubit tangannya dengan sekuat tenaga.
"Aduh!" teriaknya. Ternyata, dia tidak bermimpi!
Kiara tersenyum lebar. Sewaktu membaca novel dengan tema transmigrasi, dia merasa iri pada tokoh utama dalam novel itu. Dia tidak pernah menyangka akan memiliki pengalaman yang sama. Namun, sebuah pikiran mengerikan muncul di benaknya.
'Biasanya, tidak lama setelah tokoh utama mendapat ruang ajaib seperti ini, akan terjadi bencana besar atau dia akan berntransmigrasi, bukan?' pikir Kiara dalam hati.
"Tidak, tidak. Aku harus segera membuat persiapan sebelum semuanya terlambat. Pencipta ruang ajaib ini mengatakan kalau aku harus menggunakan ruangan ini untuk berbuat kebaikan." gumam gadis itu.
Dia teringat perkataan tokoh utama pria dalam drama mandarin 'Bu Bu Jing Xin'. Drama itu menceritakan kisah seorang wanita modern yang bertransmigrasi ke zaman kerajaan Tiongkok kuno. Pangeran keempat mengatakan 'Kita harus bisa menerima kenyataan. Seseorang sebaiknya segera beradaptasi dalam menghadapi situasi yang dia alami.'
Kiara melihat jam di meja nakas dan waktu baru menunjukkan pukul empat pagi. Gadis itu segera mencuci muka, membuat secangkir teh earl grey, lalu mulai menyusun rencana.