webnovel

Chapter 6 : Kebenaran

Note : Maaf jika ada salah kata atau kata kata gak jelas.

***

Di pagi hari yang bahkan matahari masih belum muncul di langit, ayah ku memerintahkan karavan untuk segera pergi dari desa.

Tentu karena di malam sebelumnya aku mendapatkan sebuah kenyataan bahwa ayah ku mencuri gulungan dari desa ini.

Untuk menghindari pengrebekan, ayah ku segera pergi dari desa ini secepatnya.

Oleh karena itu, dalam pagi pagi buta, aku langsung berdandan, sebelum aku dan sia kemudian menaiki gerobak yang indah.

Sesuai rencana ayah ku, aku menaiki kereta dengan memperlihatkan diri ku ke para pengawal, itu di gunakan untuk membuat para pengawal mengira bahwa ayah ku berada di karavan ini.

"Nona saya bantu anda untuk naik."

Menerima bantuan dari Sia, aku menaiki kereta, dan saat kami naik ke kereta… Kereta berjalan dan segera keluar dari desa.

Melihat ke belakang, aku melihat dinding desa itu semakin jauh, banyak kenangan indah yang telah aku lakukan di desa ini, apalagi kakashi, seorang anak yang membuat ku senang.

Namun aku sangat sedih karena aku bahkan tidak bisa bertemu dengan nya untuk mengucapkan perpisahan.

"Nona jangan khawatir kita bisa kembali lagi di masa depan."

Saat sia melihat aku menatap desa, sia menghibur ku untuk tidak sedih.

Namun aku sedih bukan hanya karena itu saja, karena meski aku mencoba melupakan nya, tapi kata kata ayah ku semalam terus menghantui ku.

"Ya, jangan khawatir aku tidak sedih, dan kita bisa kembali ke desa."

Mencoba menstabilkan emosi ku yang bergejolak, aku memutuskan untuk melihat pepohonan di luar untuk menghilangkan pikiran negatif ku.

Sebagai orang yang di kehidupan sebelum nya hanya melihat perkotaan, tentu menjadi pemandangan yang memanjakan untuk melihat hutan yang masih asir.

Namun karena dalam 6 tahun aku selalu melihat pemandangan pepohonan yang rindang.

Itu sudah sedikit membuat ku bosan.

Oleh karena aku sudah bosa, Aku melihat ke depan ke arah sia yang duduk di depan ku, dan saat aku melihat sia membawah sebuah kotak hitam.

Itu membuat ku memiringkan kepalaku karena penasaran.

"Sia, dari tadi aku melihat kamu membawah Kotak itu, Apa isi kotak itu."

"Oh ini, tadi pagi tuan mengatakan untuk membawa kotak ini, dan segera di buka saat kami sampai nanti."

"Oh…"

Apakah itu dari ayah, jika begitu itu mungkin berisi gulungan palsu.

Karena aku menjadi umpan, tentu di butuhkan gulungan palsu untuk mengecoh Ninja pengejar dari desa Konoha.

Jika Ninja konoha yang mengejar kami bodoh dan berhasil merebut gulungan untuk di bawah kembali ke desa.

Mereka mungkin menyadari bahwa gulungan yang merek rebut adalah gulungan palsu, dengan itu saat mereka menyadari bahwa diri mereka tertipu.

Ayah ku sudah sangat jauh dari desa, dan mereka tidak akan dapat merebut gulungan itu kembali.

'Itu rencana yang licik jika di lihat, namun menjadi salah satu peserta apalagi orang yang menjadi umpan itu ternyata sangat tidak menyenangkan.'

Tapi kesampingkan hal itu, karena nasi sudah menjadi bubur dan aku dengan keinginan ku sendiri mau menjadi umpan.

Tentu aku tidak tinggal diam saja untuk menghadapi semua ini.

Semalam dengan bantuan item item dari sistem.

Aku telah menyiapkan berbagai macam hal semalam, Karena jutsu tidak bisa aku gunakan dengan segera dan aku harus melatihnya terlebih dahulu.

Aku hanya bisa mengalihkan pembelian ku ke sesuatu yang bisa aku gunakan dengan cepat.

Itu termasuk bola Pencari kebenaran lain, Sekarang aku memiliki dua bola pencari kebenaran di tangan ku, dan bola itu telah aku jadikan sebagai anting anting.

'Meski aku tidak tahu apakah ini cukup untuk menghadapi ninja konoha, tapi Dengan ini, aku setidaknya sudah siap menghadapi para Shinobi nanti yang akan mengejar.'

***

Setelah itu, Tidak ada yang terjadi, bahkan saat pagi sudah menjadi siang.

Apakah Ninja yang akan mengejar kami sedang menuggu malam, atau mereka masih memeriksa sekitar apakah ada jebakan.

Aku bahkan curiga bahwa Ninja yang mengejar kami tersesat, Tapi itu juga tidak mungkin.

'Jika begitu, Apakah para pengawal ini sebenarnya ninja Konoha yang saat ini sedang menyamar.'

Tapi itu juga tidak mungkin, mengapa juga mereka menunggu sampai siang untuk mengalahkan kami.

Apakah mereka tidak memiliki kegiatan lain setelah merebut kembali gulungan.

'Lalu apa penyebab mengapa Pengejar dari konoha masih tidak muncul.'

Saat aku bertanya tanya di kepalaku, tiba tiba saja kotak yang di bawah oleh Sia memasuki pandangan ku.

Melihat itu entah mengapa seperti terdapat sesuatu yang mengganjal, namun aku tidak tau apa itu.

Saat aku berpikir kemungkinan situasi apa yang aku lupakan.

"!"

Saat itu sebuah pikiran yang tidak mungkin…

Tidak… bahkan jika itu mungkin! Aku tetap tidak inggin meyakini itu, memasuki pikiran ku.

Dengan segera aku langsung mengambil dan merebut kotak itu dari tangan sia.

"No-Nona ada apa."

Sia yang mendapati sikap ku tentu terkejut, tapi karena ini mendesak! aku tidak menangapi Keterkejutan sia dan langsung membuka Kotak tersebut.

Saat aku melihat isi dari kotak yang memang adalah sebuah Gulungan, serta nama dari gulungan tersebut, itu bertuliskan 'Dewa Guntur Terbang.'

Melihat itu, aku langsung membuka isi dari gulungan tersebut, setelah membacanya beberapa saat.

"Alpha, apakah isi dari gulungan ini asli."

Menunggu jawaban untuk sesaat, sebuah layar kemudian muncul di hadapan ku.

[Ya master]

Pemikiran yang tidak inggin aku yakini akhirnya terjadi, dan meski aku inggin menyangkal nya, tapi paku sudah di tancapkan pada peti mati.

"N-Nona apa yang sebenarnya terjadi, dan siapa itu sist-"

Sebelum Sia dapat menyelesaikan perkataanya, aku langsung membuka pintu kereta dan keluar dari kereta membuat Sia terkejut, namun mengabaikan teriakan Sia.

Aku mulai melompat antara dahan dahan di pepohonan, dan menuju ke arah desa konoha.

"Alpha bisakah kau menemukan lokasi ayah ku saat ini."

[Tidak master]

"Ayolah alpha, dalam situasi ini aku sangat membutuhkan bantuan mu, tidak bisakah kau membantu ku kali ini, ku mohon."

Mendapati permintaan ku, Alpha terdiam sebentar sebelum sebuah layar kemudian muncul di depan ku.

[Baik master]

[Memproses….]

[Master jika anda meningkatkan statistik peringkat anda, maka fitur peta akan di buka, dan dengan itu anda akan bisa menemukan Ayah anda]

"Benarkah."

Mengikuti perkataan alpha, tampa banyak basa basi, aku langsung memakan pill peningkatan statistik.

Setelah itu aku dapat merasakan diriku di penuhi kekuatan, dan setelah itu sebuah layar pemberitahuan muncul di hadapan ku.

[Anda telah memasuki Rank Anbu]

[Anda telah membuka Fitur Peta]

Melihat itu aku langsung membuka fitur peta, dan benar saja, sebuah layar kemudian muncul di hadapan ku,

Dengan tata letak geografi sekitar, dan titik merah yang seharusnya menjadi Koordinat miliku dapat terlihat.

Melihat itu aku bertanya pada alpha cara untuk menggunakan nya.

"Alpha, lalau bagaimana setelah ini."

[Coba bayangkan siapa yang ada di pikiran anda, maka lokasi orang itu akan muncul di peta, harus di ingat anda harus bertemu dengan orang lain satu kali jika anda inggin mengetahui lokasi mereka]

Mengikuti kata kata alpha, aku mulai mengingat tentang ayah ku dan setelah itu, titik biru muncul di peta! yang menandakan lokasi ayah ku.

"Jadi itu berada di Barat laut yah."

Mengikuti Peta aku segera ke sana, aku dapat merasakan beberapa orang saat ini mengejar ku, mungkin itu adalah pengawal yang mengawal ku sebelumnya.

Namun karena stat ku yang telah naik, aku dapat dengan mudah meninggalkan mereka di belakang, dan meski ini pertama kali nya aku melompat di atas dahan.

Namun dengan stat yang aku dapat serta tubuh kecil ku, aku dapat dengan mudah menyeimbangkan diri setiap kali aku melompati antar dahan.

"Ku harap tidak terjadi apa apa dengan mu ayah."

***

Bersamaan saat Ayumi Pergi menemui ayahnya, Di lokasi titik biru Danto berada.

Saat ini Karavan Danto di kelilingi oleh Ninja Konoha, mendapati itu! semua karavan menjadi waspada dan bingung bagaimana mereka bisa di Sergap Ninja Pengejar.

"Ba-Bagaimana, Bagaimana kita lokasi kita di temukan, Apakah ada penghianat di sini."

Kata salah satu orang di karavan, dia bingung bagaimana lokasi mereka di ketahui karena mereka sebelum nya telah menempatkan umpan.

"Menyerah lah kalian, kalian sudah tidak bisa kabur lagi."

Kata ninja yang memimpin pengejaran, dengan rambut putih dan pedang pendek di tangannya, Dia adalah sakumo sang taring putih.

"Ba-Bagaimana ini."

"Apakah kita akan menyerah."

Saat orang karavan melihat sakumo, mereka menjadi gentar apa lagi mereka yang kalah jumlah, namun Seseorang di karavan itu meneriaki teman teman mereka konsekuensi jika meraka tertangkap.

"Ja-Jangan takut, jika kita tertangkap kalian tahu bagaimana kalian akan di siksa, juga saat klien kita mengetahui bahwa kita terlambat, mereka akan datang karena gulungan yang kita jual sangat penting."

Saat mendengar itu, Semangat mereka yang sebelumnya redup langsung muncul kembali ke permukaan.

"Ya benar jika kita bertahan kita akan selamat."

Saat sakumo melihat bahwa sepertinya orang orang dari karavan tidak akan menuruti perkataan nya, dia akhirnya menyuruh teman nya untuk menyerang.

"Jika kalian memutuskan seperti itu, maka semuanya! sebisa mungkin tangkap mereka, namun jika tidak bisa, maka bunuh."

Dengan itu pertarungan antara ninja konoha dan Shinobi karavan terjadi.

Dalam pertukaran singkat saja, antara Taijutsu dan Ninjutsu, dapat di lihat bahwa Shinobi karavan terdesak, bukan saja kala jumlah, tapi pelatihan dan jutsu yang di miliki Ninja konoha lebih bagus.

Oleh karena itu, melihat mereka akan kalah, salah satu anggota karavan lalu mendatangi kereta yang lumayan bagus di tengah karavan.

Kereta itu di miliki danto, Ayah Ayumi sekaligus pemimpin karavan.

"Tuan, anda harus segera keluar dari sini, jika tidak ninja konoha itu akan menangkap kita."

"Apakah kita tidak bisa melawa mereka." Tanya Danto dengan tenang, dan di jawab dengan gelengan kepala dari bawahannya.

"Baik aku akan pergi."

Setelah itu, Danto dan beberapa orang mulai pergi menjauh dari pertempuran, namun ninja Konoha di pimpin sakumo tentu tidak bisa membiarkan mereka pergi semudah itu.

"Aku tidak bisa membiarkan kalian pergi, serahkan gulungan yang kalian curi."

Mendapati itu pertarungan kembali terjadi, dan kali ini danto ikut bertarung dengan dirinya yang melawan sakumo.

Dalam pertarungan singkat saja, dapat terlihat bahwa Danto menjadi orang yang terdesak, namun saat orang orang yang melihat itu menganggap bahwa Danto akan kalah.

Mata Danto tiba tiba saja berubah menjadi merah dan tiga pupil tomoe muncul di matanya, melihat itu tentu saja Sakumo menjadi terkejut.

Karena mata itu biasanya hanya di miliki oleh Klan Uchiha.

"Kau bagaimana kau bia mendapatkan Mata itu."

"…"

Melihat danto tidak menjawab, Sakumo kini mulai serius, saat ini dari pedang sakumo muncul Cakra berwarna putih, yang saat cakra itu berbenturan dengan senjata danto.

Terjadi gelombang udara Saat mereka berdua beradu serangan, Mendapati bahwa Danto masih tidak bisa memenangkan pertempuran, Matanya tiba tiba saja mulai berubah.

Mata itu adalah Mata mangekyou saringan, membuat sakumo! menjadi terkejut kembali saat melihat itu.

"Mangekyou saringan! Siapa kau sebenarnya, Bahkan Pemimpin Klan Uchiha saat ini saja tidak memiliki mata itu."

Danto tetap tidak menjawab, dari pertarungan mereka, mereka menyadari bahwa jika mereka tidak serius maka mereka akan mati.

Oleh karena itu, saat sakumo maju dengan pedang cakranya, sedangkan Danto mulai membuat segel tangan.

"Ayah…"

Teriakan tiba tiba saja terdengar membuat danto tertegun.

"Kesempatan."

Sakumo yang melihat bahwa Danto tidak bergerak, Tidak menyia nyiakan kesempatan itu, dan dengan jurus terbaik nya, dia dapat dengan cepat sampai di dekat Danto dan menusuknya dengan pedang putihnya.

Mendapati itu, Sakumo merasa senang karena dia mengira bahwa dia telah memenangkan pertarungan.

"Ayumi."

'???'

Namun saat dia mendengar gumaman Danto, yang hampir tidak terdengar.

Sakumo menatap ke arah tatapan danto tertuju, dan dia menemukan seorang anak perempuan berambut merah dan mata biru, Dia sangat kenal anak itu, karena anak itu adalah anak yang biasanya bermain dengan Kakashi.

"Ayumi..!!!"

***

'Ku mohon, aku tidak terlambat.'

Di lihat dari titik koordinat ayah ku yang tidak bergerak, dia sepertinya dalam pertarungan, oleh karena itu aku menjadi sangat cemas, apalagi langit yang mulai mendung.

Itu membuat ku semakin cemas dan aku mulai meningkatkan kecepatan ku untuk segera datang, hingga kemudian, Saat aku sudah semakin dekat.

Trang..

Cring..

Crangg..

Karena stat ku yang meningkat, aku dapat mendengar suara pertarungan meski dari jarak jauh, mendapati itu aku pergi ke asal pertarungan, dan saat itu.

Aku dapat melihat orang orang dari karavan yang aku kenal sedang bertarung dengan ninja dengan lambang konoha di kepala mereka.

Melihat itu aku mulai memeriksa sekitar untuk menemukan ayah ku, dan saat aku melihat ayah ku sedang bertarung dengan sakumo.

Aku tersenyum karena sepertinya ayah ku masih baik baik, dan aku langsung berlari ke arah nya.

"Ayah…"

Biasanya aku tidak akan pernah mengatakan ayah pada Danto, Melainkan Tuan atau semacamnya.

Aku melakukan itu, karena aku tahu aku penyebab ibu ku meningal, namun saat ini, terlepas dari hal apapun aku meneriaki danto dengan sebutan Ayah untuk pertama kali.

Aku inggin bertanya mengapa dia menempatkan gulungan asli di kereta ku, padahal kemarin dia menjadi seseorang yang seolah tidak peduli dengan anak nya.

Dari kejadian ini, aku juga bertanya apakah dia membenci ku karena aku menjadi penyebab kematian istrinya.

Juga, Aku inggin bertanya, apakah di hati terdalam nya dia masih mencintai dan masih menganggap ku sebagai anak nya.

Aku inggin bertanya banyak hal saat ini pada Danto, namun saat kemudian… Saat aku kira aku bisa bercakap cakap Seperti ayah dan anak.

Pedang dengan Cakra putih tiba tiba saja menusuk tubuh ayah ku.

Pikiran ku sontak menjadi kosong saat itu, dan aku merasa waktu seolah berhenti berjalan beberapa detik.

"Bufffggg….. "

Lalu kemudian, Hanya saat setelah sebuah darah merah tiba tiba saja keluar dari mulut danto, waktu kembali berjalan dan pikiran ku kembali jernih.

Saat waktu kembali berjalan, aku dapat melihat ayah ku menatap dengan tatapan seolah bertanya mengapa aku ada di sini, dan berbagai pertanyaan lain dapat aku lihat dari matanya.

Namun saat aku melihat tubuh ayah ku yang sudah miring seolah dia akan segera jatuh, aku langsung berteriak padanya dan segera pergi ke arah nya.

"Ayah…!!!"