Aini diam saja melihat Mursal tertawa, tak melarang atau menegurnya. Hingga tanpa diminta, akhirnya Mursal mulai berhenti dan hanya tinggal tawa kecil dari bibirnya yang keluar.
"Kamu tahu? Dulu itu juga yang saya tanyakan padanya saat pertama kali datang akibat undangan. Sebagai calon dosen saya berhak tahu pengalaman orang yang mengajar lebih dulu di sana, bukan?" ucapnya sambil menyeka bawah mata.
Aini mengangguk pelan. "Ya, jawabannya apa?"
Mursal kembali terkekeh. "Sangat tidak sesuai dengan fakta yang ada. Karena dia mana mau menjatuhkan nama baik universitas hanya karena bicara jujur pada saya. Dia mengatakan kalau dosen lama tidak kompeten, juga tidak bisa diajak bekerja sama. Dan pertanyaan saya itu awalnya hanya formalitas, karena saya pun kurang suka mengurusi hidup orang lain."
Aini menatapnya yang sudah mengangkat bahu.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者