webnovel

Asmarandana

Malam yang beranjak pagi, meninggalkan sepi yang bergilir menjadi harapan.  Bersama Sang pagi yang kini telah merindukan malamnya. "Kau tau pagi dan malam bagaikan tembang Asmarandana, ya itu sebuah perumpamaan dimana mentari di pagi hari membara tatkala menemui bulan," kata laki-laki itu yang kini tengah berdiri di depan sang gadis. Gadis yang kini telah berumur 19 tahun itu biasa dipanggil dengan nama Anatasyia Viona Hammid. Dia kini telah berada dipinggiran sungai menikmati mentari yang tengah tenggelam bersama seorang laki-laki yaitu Anandra Jeno Ardiansyah.

Tulisan_Pyy · 科幻言情
分數不夠
56 Chs

7. Tentang Kita

"Tali sepatu dan sepatu saling berikatan, tapi aku dan kamu tidak akan pernah berikatan, kalau tidak adanya keseriusan" -Na Jaemin Mahendra

.

.

"Nad, nanti sore jadi ngerjain tugas dari bu moonbyul?" Tanya Jaemin, bu Moonbyul adalah dosen mata kuliahan Kimia Dasar untuk tingkat pertama.

Mereka kini sedang beristirahat dikantin sebelum satu jam lagi materi Fisika Dasar di ruang kelas graha lantai satu.

"He'eh lo jemput gue, sekalian gue mau ngerjain tugas jurnal resepnya bu irene," sahut Nada sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Vi kita ngerjain kapan?" Tanya Felix yang satu kelompok dengan Haechan dan Viona.

"Besok deh ngerjain dirumah gue aja," jawab Viona.

"Gue ikut," sahut Yeri diikuti anggukan Suhyun.

"Gue juga," sahut Hyunjin dan Jaemin kompak.

"Gue juga ikut," sahut Nada.

"Lah kok pada ikut-ikutan sih, kan yang mau kelompokan gue felix echan." Ucap Viona.

"Kita mah tim sukses aja lah, sekalian mau silahturahmi sama ibu lo," sahut Hyunjin.

"Tak kenal maka tak sayang atuh," timpal Haechan.

"Itu mah alasan lo pada, ya udah deh karena gue orangnya setia kawan, besok siang setelah ngampus kita kerumah barengan." Ucap Viona pada akhirnya.

"Nah gitu kan jadi bala-bala sohib echan, mantap..." Seru Haechan semangat.

"Chan ini grup kenapa nambah lagi sih," ujar Suhyun sambil menscroll layar ponselnya.

"Ya kan nambah tiga anggotanya chi," sahut Haechan.

"Ohhh yang kemarin ikut makan di warung bu retno?" Tanya Nada.

"Iya, biar nambah aliansi, tak kenal maka tak sayang."

"Gélo anjeun resep budak lalaki," ujar Suhyun.

"Duh translator mana translator, chi nggak usah pake bahasa mandarin kalo lagi ngobrol santai," sahut Jaemin.

"Iya chi, kita nggak berbakat bahasa inggris," timpal Haechan diikuti tawa Yeri dan Viona.

"Yeee terserah atuh." Ketus Suhyun.

"Balik kelas yok, kurang seperempat menit nih." Ujar Yeri lalu di anggukkan teman-temannya.

Mereka sampai di lantai satu, di kelas diploma tiga. Masih terdapat beberapa mahasiswa yang sedang berbincang bersama.

"Viona lo tadi dicariin temen lo," ucap salah satu mahasiswi yang bernama Anindya Yuqi.

"Siapa?" Tanya Viona yang baru saja sampai di kelas.

"Kalo nggak salah tadi pake baju anak fisio,"

"Yangyang, mark, lucas?" Tanya Nada yang kini sudah duduk di deretan kursi kedua bersama Yeri dan Suhyun. Jangan tanya anak laki-laki duduk dimana, karena mereka sudah duduk di kursi paling belakang sambil memiringkan ponselnya, ya biasalah mabar.

"Nggak tau sih soalnya tadi nggak memperkenalkan diri, tapi katanya nanti lo disuruh nunggu di parkiran." Sahut Yuqi.

"Jelas ini mah yamamang, thanks yuqi." Ujar Viona, lalu menuju tempat duduk yang sudah ada ketiga sahabatnya.

"Alah palingan yangyang nebeng balik," gumam Viona.

"Lah terus gue gimana?" Tanya Nada yang tadi pagi berangkat dengan Viona.

"Bareng gue aja, sekalian mau pinjem jurnal buat fotocopy." Seru Jaemin tapi indra penglihatannya tetap fokus pada ponsel.

"Itu mata fokus ke handphone tapi telinga tetep nguping aja dah," hardik Yeri.

"Tuh bareng aa' hendra tuhhhh." Goda Viona.

"Paan dahhh," ketus Nada.

"Duh abah' jaemin perkembangannya pesat sekali." Goda Haechan.

"Perkembangan harga cabai naik iya,* sahut Jaemin masih tidak lepas dari ponselnya.

Sebelum mendapat jawaban dari Nada, dosen pun datang disertai beberapa mahasiswa di belakangnya. Mereka pun fokus pada penjelasan dosen itu, walaupun sebagian di antaranya seperti Haechan, Hyunjin, Sanha, Sunwoo dan beberapa mahasiswa lain yang kadang tidak memperhatikan penjelasan dari pak Donghae dosen Fisika Dasar. Makanya banyak mahasiswa laki-laki duduk di kursi belakang karena kadang mereka hanya ikut aktif absensi.

"Anak-anak ini kontrak perkuliahan yang akan kalian ikuti selama satu semester, untuk nilai saya akan membagi dengan absensi, tugas nanti kalian juga harus presentasi, lalu nilai uts, dan nilai uas jadi pertemuan selama satu semester sebanyak 15 kali." Jelas pak Donghae menerangkan kontrak perkuliahan.

Tidak sampai dua jam mata perkuliahan Fisika Dasar pun diakhiri oleh pak Donghae.

"Untuk saat ini responsi dan sedikit penjelasan mengenai kontrak perkuliahan, untuk pertemuan selanjutnya kita akan membahas tentang materi pertama yaitu besaran fisika dan sistem satuannya, kalau begitu saya akhiri wassalamu'alaikum." Ucap pak Donghae mengakhiri perkuliahan, segera setelah pak Donghae keluar, mahasiswa pun ikut keluar ruangan.

"Jadi nggak bareng gue?" Tanya Jaemin yang kini sudah berdiri di depan Nada.

"Ya udah deh dari pada gue jalan," jawab Nada lalu beranjak dari tempatnya duduk. Lalu mereka menuju parkiran motor.

Diparkiran sudah ada Yangyang yang duduk di jok motor Viona, karena dia sudah hafal sekali plat motor milik gadis bersurai rambut pendek.

"Vi nebeng hehe..." Ujar Yangyang tersenyum memperlihatkan giginya.

"Motor lo kemana ogeb," ujar Viona melemparkan kunci motor ke arah Yangyang.

"Lagi di servis, sekalian gue ikut kerumah sowan sama bunda,"

"Alah lu palingan juga mau ngegame bareng ahsan,"

"Itu lu tau, mumpung udah selesai kuliah,"

"Hmmm ya udah," Yangyang pun menjalankan motor Viona keluar dari area parkiran.

Sesampainya dihalaman rumah keluarga Hammid, Viona mengetok pintu dan tidak beberapa lama pintu pun terbuka menampakkan Jisung dengan seragam SMA yang belum dia lepas.

"Ganti baju dulu bocil, itu masih dipake besok kalo ketauan bunda, tau rasa lu diomelin." Gerutu Viona lalu menerobos masuk.

"Salam dulu kek kalo masuk rumah," sahut Jisung.

"Assalamu'alaikum," seru Viona, padahal dia sudah menaiki anak tangga menuju kamarnya.

"Waalaikumsalam, loh bang yangyangggg....." Seru Jisung excited setelah sadar akan keberadaan Yangyang yang sedang melepas sepatunya.

"Assalamu'alaikum, bunda udah pulang san?" Tanya Yangyang sambil berjalan memasuki rumah.

"Belum bang, sebentar lagi juga pulang kok." Jawab Jisung melihat ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 02.00 p.m.

Sooyoung berkerja di rumah sakit sebagai apoteker, dia berangkat pukul 07.00 a.m dan pulang pukul 15.00 p.m, bahkan kadang Viona yang harus memasak untuk makan malam kalau bundanya kelelahan.

"Bang arsa kemana?" Tanya Yangyang setelah Jisung balik dari dapur dan membawakannya teh.

"Kayaknya sih lagi rapat soalnya tadi temen-temennya pada datang bawa laptop terus keluar lagi nggak bilang-bilang ahsan." Jawab Jisung.

"Bentar ya bang mau ganti baju dulu," lanjutnya.

"Yoi sans aja,"

Viona keluar dari kamarnya setelah mengganti pakaiannya, lalu segera menghampiri Yangyang yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Mang nanti malem jalan yuk," ucap Viona dengan panggilan nama yang sejak dulu dia berikan yaitu Yamamang, dasar penistaan saudara ini mah.

"Tumben lu ngajak gue, bakpao emang kemana?" Tanya Yangyang.

"Ngedate sama jaemin," jawab Viona asal.

"Serius udah jadian,"

"Belom," Viona menghindar saat Yangyang mulai mengangkat tangannya ingin menggeplak kepalanya.

"Ngerjain tugas kelompok kimia," lanjutnya.

"Mau kemana sih?"

"Ngemall kek atau nonton, terserah pokoknya jalan-jalan gue gabut."

"Bang yangyang ayok mabar," seru Jisung yang kini sudah menyalakan Playstation.

"Meluncurrr,"

"Mang gimana ihh..." Gerutu Viona saat Yangyang sudah berjalan menuju tempat PS.

"Iyaaa dah tapi anter gue balik kos dulu," ujar Yangyang dari tempat PS.

"Siapp mang duh baik kali ko ini, kalo udah selesai main panggil gue." Viona beranjak dari ruang keluarga dan menuju ke arah dapur.

"Hmmm," gumam Yangyang.

Kini jam telah menunjukkan pukul 16.30 p.m, bunda Sooyoung sudah sampai di rumah dan kini tengah menyiapkan makanan bersama Viona. Doyoung juga sudah pulang ke rumah dengan beberapa temannya yang sudah begitu akrab dengan keluarga Hammid, diantaranya yang jelas sekali bagai pinang dibelah dua yaitu Ren Taeyong yang kini ikut nimbrung bermain game bersama Yangyang dan Jisung.

Lalu di ruang keluarga ada Doyoung, Kun, dan Winwin yang masing-masing fokus pada laptop didepannya, mungkin mereka sedang membicarakan tentang organisasi. Memang hanya Taeyong yang hidupnya terlalu santai padahal dia wakil ketua BEM farmasi tapi malah ditinggal ngegame.

Setelah game usai Yangyang berniat untuk pamit pulang, dia pun beranjak dari tempat duduknya.

"San bang gue balik kosan dulu, kapan-kapan mabar lagi kita," ujar Yangyang.

"Yoi siap," sahut Taeyong yang masih fokus memilih game selanjutnya.

"Bang gue main ke kosan lo boleh nggak?" Tanya Jisung.

"Ya silahkan kan cuma beda gang doang, kabari aja kalo mau main, oke..." Sahut Yangyang.

"Siappp bangg,"

"Vi yok," ujar Yangyang setelah sampai di dapur.

"Mau balik yang, makan dulu gih," ujar Sooyoung.

"Sana makan dulu sekalian ngirit nanti malem nggak usah makan," ujar Viona, lalu mengambilkan piring dan sendok untuk Yangyang.

Yangyang pun menurut dan segera duduk ditempat makan yang sudah tersedia beberapa makanan seperti ayam goreng, soto, dan bakmie. Setelah itu Viona menghantarkan Yangyang balik ke kosannya, nanti malam Yangyang akan menjemputnya seperti yang diinginkan Viona untuk pergi jalan-jalan ke pusat perbelanjaan dan menonton tentunya.

Dilain tempat Jaemin dan Nada sedang bersiap untuk pergi berkelompok. Mereka berencana mengerjakan tugas di taman Sekar Taji.

"Jaem beli jus buah dulu ya di perempatan itu," ucap Nada setengah berteriak karena mereka sedang berada di jalan. Jaemin hanya mengangguk nurut dan menjalankan motornya ke tempat yang ditunjukkan Nada.

"Nad gue beli es americano dulu di stand itu ya," ucap Jaemin sambil menunjuk salah satu stand yang ada diseberang jalan.

"Oke lo tunggu disana aja nanti gue nyebrang kesana," sahut Nada. Jaemin pun menjalankan motornya ke stand kopi.

Setelah selesai dengan jus jambu ditangannya, Nada bergegas menghampiri Jaemin yang masih menunggu kopinya selesai dibuat.

"Jaem lo mau bakpao gak?" Tanya Nada setelah tau gerobak bakpao yang ada di dekat stand kopi.

"Bakpao kok makan bakpao hahaha," ucap Jaemin sambil tertawa.

"Ihhh ngeselin mau kagak, kalo kagak gue beli sendiri." Ketus Nada.

"Dih jangan ketus gitu dong kan pipi lo jadi nambah ngembang haha,"

"Tau ah mending beli sendiri," gerutu Nada lalu berjalan menghampiri gerobak bakpao.

"Iya mau," seru Jaemin sambil menahan tawanya.

"Bodo sia," Nada tidak memperdulikan ucapan Jaemin.

Jaemin masih setia menunggu Nada yang kini telah membawa jus jambu ditangan kanannya dan satu kantong plastik bakpao ditangan kirinya.

"Ya elah dasar gembul banyak maunya," gerutu Jaemin yang kini tengah menyeruput kopinya.

"Bacot dah, ayo cepet ditunggu anak-anak lain nanti," ketus Nada.

'Lah ini siapa yang nunggu, siapa yang marah-marah dasar abg,' batin Jaemin sambil memasang wajah datar.

Mereka sampai di taman Sekar Taji, dikursi dekat kolam sudah terdapat beberapa anak yang sedang menunggu mereka. Taman Sekar Taji sore itu cukup ramai, banyak muda mudi berlalu lalang bahkan ada beberapa sepasang kekasih yang bercengkrama riang.

"Lama bener lu berdua," dengus Han.

"Tuh nungguin anak orang beli bakpao," ujar Jaemin.

"Nad itu pipi udah kayak bakpao mau ditambahin lagi," ujar Yeji.

"Sama aja kek jaemin," sahut Nada sambil meletakkan kantong bakpao ditengah meja, lalu duduk disebelah Yeji.

"Mending cepet ngerjain dari pada julid," lanjutnya, yang lain hanya tertawa melihat tingkah laku dan pipi bakpao yang dikembangkan Nada karena kesal dengan ucapan teman-temannya, alhasil membuat teman-temannya merasa gemas ingin mencubit.

Jam 18.45 p.m keempat mahasiswa fakultas farmasi itu telah menyelesaikan tugasnya, mereka pun saling berpamitan untuk pulang. Nada berjalan ke tempat parkir bersama Jaemin, dia jalan sambil menunduk karena sedang fokus pada ponselnya, tanpa sengaja dia menginjak kaki seseorang di depannya.

"Ahh sorry sorry," Nada menunduk meminta maaf.

"Eh nada ya," ucap seseorang itu yang memiliki suara agak berat.

"Loh kak vernon," sahut Nada yang pandangan tak lepas dari laki-laki yang bernama Vernon itu.

"Lama nggak ketemu ya," ucap Vernon tersenyum ramah. Nada yang terkejut dengan kehadiran Vernon sedikit tersentak, Jaemin yang disebelahnya hanya menatap heran.

.

.

.

Viona sedang mempersiapkan diri untuk pergi jalan-jalan bersama Yangyang, sebentar lagi Yangyang datang menjemputnya.

Tak lama dia menunggu di ruang tamu, Yangyang datang dengan motor Ninjanya. Viona pun keluar rumah setelah pamit kepada bunda dan abangnya. Motor pun melaju meninggalkan pekarangan rumah.

Diperjalanan mereka tak banyak bicara hanya sedikit bergurau tentang kegiatan di kampus dan UKM yang mereka berdua ikuti yaitu taekwondo tentunya. Mereka pun sampai di parkiran pusat perbelanjaan.

"Mang beli tiket dulu setelah itu ke toko buku," ujar Viona, karena mereka sampai di mall pukul 19.00 p.m dan film dimulai setengah jam lagi, mereka berencana berkeliling terlebih dahulu.

Yangyang dan Viona memasuki salah satu toko buka mall itu. Viona mencari buku yang dia inginkan sedangkan Yangyang hanya membututinya sesekali bergumam.

"Vi," seru Yangyang.

"Paan?" Tanya Viona lalu beralih menatap Yangyang.

"Itu bukannya jeno ya," Viona mengikuti arah tangan sepupunya yang menunjuk dua orang laki-laki yang sedang berkeliling mencari buku di toko itu.

"Loh bentar, itu bukannya temen bang arsa?" Tanya Viona ketika tau salah satu orang yang ada disamping Jeno. Mereka berdua pun menghampiri kedua laki-laki itu yang kini tengah duduk di kursi ruang baca toko buku.

"Eh vio yangyang," ujar Jeno terkejut dengan kedatangan dua bersaudara itu. Viona hanya melambaikan tangan.

"Loh bang jaehyun," ujar Viona setelah sadar dengan seseorang yang ada disamping Jeno.

"Ana ya," ujar Jaehyun, karena sudah lama kenal dan sering datang kerumah Hammid, Jaehyun terbiasa memanggil Viona dengan nama panggilannya dirumah.

"Kok bareng jeno bang?"

"Abang gue vi hehe," ujar Jeno memperlihatkan eye smile.

"Cieee udah punya gebetan nih," goda Jaehyun yang tidak mengenal Yangyang sebelumnya.

"Siapa? Ini? Dihhh bukan bang hahaha," ucap Viona sambil tertawa.

"Sepupunya bang," sahut Jeno.

"Iya bang sepupu, mana mau gue sama anak tomboy kek dia," ledek Yangyang.

"Gimana mang?" Tanya Viona sambil menatap dengan pandangan deathglare.

"Peace, bisa-bisa tinggal nama doang gue hehe," gumam Yangyang.

"Kalian mau beli buku atau cuma keliling?" Tanya Jeno.

"Mau nonton jen, dia jomblo gabut jen makanya ngajak gue." Jawab Yangyang dan segera beralih sebelum mendapat jitakan dari Viona, karena gadis itu tengah bersiap mengangkat tangannya.

"Eh kita cabut dulu ya bentar lagi mulai, lain kali bang jaehyun ajak jeno kalo maen kerumah," ujar Viona setelah melihat smart watch-nya yang sudah menunjukkan jam 19.50 p.m dan sebentar lagi film yang mereka pesan akan dimulai.

"Oke gampang," sahut Jaehyun.

Viona sempat melirik sebuah buku yang dipegang Jeno, dan dia tersadar bahwa buku itu yang dia cari-cari sejak tadi.

"Oh jadi dia juga suka karya sastra," gumam Viona sangat pelan sampai-sampai Yangyang disebelahnya tidak mendengar.

Dua bersaudara itu sedang menonton film komedi-romance, dua jam lebih berlalu akhirnya film usai. Mereka berniat untuk mampir ke sbx katanya tenggorokannya kering, yeeee tadi ngomong mau ngirit bisa-bisanya anak manusia ini.