webnovel

Arman Sang Penakluk

Bagaimana rasanya menyaksikan kematian gurumu di depan matamu? Itulah yang dirasakan Arman, seorang pemuda ras manusia yang hidup di keluarga sederhana. Suatu saat dirinya berguru pada seorang tetua, untuk menaklukan Kingdom lain dan menyatukan dunia! Namun...gurunya dibunuh? Kampung halamannya diserang? Arman yg berhasil bertahan hidup, kini hanya memiliki 1 tujuan. Membalaskan dendam gurunya! Dibantu oleh beberapa sahabatnya dari berbagai Ras serta kakaknya ridho, ia mencari kelompok badik merah yang dipimpin oleh seorang pejabat pemerintahan... Dapatkah Arman membalaskan kematian gurunya dan menjadi sang penakluk dunia penuh misteri ini? Siapakah dalang dibalik pembunuhan gurunya? Akankah Arman memilih balas dendam atau melupakannya? Petualangan penuh balas dendam, persahabatan antar Ras dan makna hidup... Baca hanya di "Arman Sang Penakluk" Saya akan selalu berusaha tiap hari untuk mengupdate ceritanya. Jangan lupa untuk selalu mendukung karya-karya lokal di webnovel. nb : mohon maaf jika dalam penulisan masih terdapat kekurangan, secara baru belajar dalam penulisan novel

Si_Koplak · 奇幻
分數不夠
402 Chs

Bab 186 - Organisasi Dunia Bawah Part 1

Sementara pemimpin pedagang budak sedang memikirkan hal ini, Ridho dan Indah menyerang terlebih dahulu dengan Tehnik Aura Atribut Api [dinding api]. Mereka yang mampu menghindari dinding api secara langsung diserang oleh panah Indah dan pedang Ridho. Bahkan Ridho dan Indah tidak butuh waktu lama, mereka hanya butuh sepuluh detik untuk membunuh semua musuh.

Pemimpin pedagang budak dan juga gadis serigala memandangi tempat itu dengan terkejut. Bahkan gadis serigala yang Ridho coba lindungi mendapat sedikit ketakutan oleh Ridho dan teman-temannya. Disisi lain, pemimpin tidak bisa memahami apa yang baru saja dia lihat, sementara dalam keadaan terkejut dia melihat Arman secara perlahan mendekatinya dengan senyum sinis di wajahnya.

Pemimpin pedagang budak ingin melarikan diri, tetapi kakinya yang gemetaran tidak mau mengikutinya untuk berlari. Dia berdiri di sana dengan gemetaran sampai akhirnya Arman bertatap muka dengannya. Arman yang tersenyum tampak sangat mengancam.