webnovel

Antara Cinta Dan Dendam

Dendam seorang Erick Brianna wisongko terhadap keluarga Bramantyo, dia lampiaskan terhadap seorang gadis keturunan keluarga Bramantyo. Zahra Adelia Putri gadis cantik keturunan satu satunya yang tersisa. dengan berpura pura mencintainya. Erick memulai aksi balas dendam nya. siapa sangka dalam aksi balas dendamnya Erick menaruh hati terhadap Zahra. mampukah Erick melanjutkan balas dendam atau mempertahankan cintanya ?? ikuti terus kisahnya

rafli123 · 现代言情
分數不夠
337 Chs

28. Fakta 2

Robin terkulai tubuhnya tak lagi memiliki kekuatan, hari ini dirinya melihat bagaimana istri dan ibunya tewas akibat bom yang Brian pasangkan pada tubuhnya. hatinya hancur melihat kondisi putrinya yang di perkosa oleh anak buah Brian.

"Brian aku bersumpah akan membunuhmu!!" teriakan Robin hanya di balas dengan senyum sinis Brian.

"Kurung dia di gudang, satukan dengan putrinya " perintah Brian pada salah satu anak buahnya.

"Ben atur ulang pertemuanku dengan Tuan S satu jam lebih cepat, aku tidak mau mendengar alasan apapun "

"Baik Tuan"

Brian menuju kamar utama dan membuka kembali kemeja yang di peluk Zahra selama hamil. ' Zahra semua yang aku lakukan adalah kesalahan terbesarku padamu, namun satu yang tidak pernah aku anggap suatu kesalahan. menikahimu adalah impian terbesarku sejak lama. Zahra apa kamu tau di sini di lubuk hati ini yang paling dalam sebuah kebahagiaan yang selama ini aku cari. namun tanpa aku sadari telah menolaknya, maafkan aku Zahra maafkan orang bodoh ini Zahra '

Di pulau terpencil seorang wanita yang tengah hamil tersedak saat sedang menikmati segelas teh. seorang pelayan dengan setia menemaninya.

"Bi sampai kapan Tuan muda mau menemuiku ?"

"Tuan muda berpesan agar non Zahra tetap menjaga kandungannya dan jangan terlalu memikirkan hal-hal yang tidak penting non " Bi Minah berusaha menghibur Zahra yang ingin sekali bertemu dengan Tuan muda namun sampai saat ini tuan muda tidak ingin menemuinya.

"Baiklah Bi. jika tuan muda pulang sampaikan terima kasihku padanya"

"Akan Bibi sampaikan non Zahra, oh iya non bukankah besok jadwal non Zahra untuk cek kehamilan?"

"Iya Bi, jangan lupa juga Bibi temani Zahra ya"

"Tentu non Zahra Bibi pasti temani" mereka menghabiskan waktu sore mereka dengan obrolan ringan. berlahan Zahra mengelus perutnya yang terlibat membuncit.

Di salah satu kamar mewah yang berada di mansion mewah itu seseorang tersenyum memandang Zahra yang terlihat bahagia, entah apa yang di bicarakan mereka sehingga Zahra terus tersenyum bahkan terkadang tertawa.

"Zahra maafkan aku, untuk saat ini aku tidak bisa menemuimu aku tidak siap melihat kemarahanmu. bahkan sampai kehilangan dirimu. aku berjanji tidak akan lama lagi aku akan menemuimu sebagai sahabatmu"

"Tuan muda, ada telpon dari kota" Tuan muda berbalik menghadap Bi Mina yang menggenggam ponsel miliknya.

"Siapa Bi?" tuan muda tidak langsung mengambil ponselnya melainkan bertanya siapa yang menghubunginya.

"Seorang gadis Tuan" dahi Tuan muda berkerut, siapa gadis yang menghubunginya. setelah mengambil ponsel dari tangan Bi Mina terdengar suara tawa yang ia kenali.

"Bi katakan padanya jika aku tidak ada di rumah"

"Baik Tuan" Bi Mina kembali mengambil ponsel yang berada di tangan Tuan muda. Tuan muda kembali melihat Zahra yang tengah memberi makan pada ikan.

Di kediaman Brian, tubuhnya yang semakin hari semakin membuatnya lemah. 'Ada apa denganku kenapa jadi begini '

"Tuan Brian, Robin ingin bertemu dengan Tuan "

"Apa yang di inginkannya ?"

"Ayo kita lihat apa maunya ?"

"Baik Tuan " mereka menyusuri jalanan yang sepi hingga mereka telah sampai di depan bangunan yang tertutup rapat, dengan cepat Ben membukanya.

"Seret dia kemari !!!"Dua bodyguard menyeret Robin yang terlihat menyedihkan.

"Katakan apa maumu ?"

"Kamu ingin melihat makam ibumu bukan? "

"Baik Brian dengarkan apa yang aku katakan "

"Ibumu masih hidup dan dia sekarang hidup bersama pria lain dan anaknya "

" Jangan coba-coba menipuku Robin "

"Aku tidak menipumu Brian, lihatlah semua foto ibumu dan keluarga kecilnya "

"Kamu telah di buang oleh ibumu, dia memilih lelaki kaya"

"Berhenti bangsattt ibuku tidak seperti itu!!!"

"Kenapa sakit mendengar fakta yang sebenarnya Brian, dan asal kamu tau aku datang padamu hanya ingin membuat Zahra mati. tapi kamu tidak membunuhnya tapi aku puas kekasihmu yang bodoh itu membunuhnya bahkan anak yang di kandung istrimu ikut mati hahahaha.....aku puas Brian!!!!"

"Bangsatt..kamu memanfaatkan aku!!!!" Brian kembali memukul Robin dengan brutalnya

"Ben lepas ikatan di tangannya, aku ingin membunuh bajingan ini cepat Ben seret anak gadisnya kemari kita buat pertunjukan hebat kali ini akan lebih seru !!!" Brian memandang Robin dengan pandangan yang tajam.

"Katakan apa masalahmu dengan istriku bangsattt...!!??"

"Hahaaa....sekarang kamu mengakui jika Zahra istrimu?"

"Diam!!!! dan katakan apa urusanmu?"

"Karena Zahra putraku mati, dia wanita yang sudah membunuh putraku satu-satunya dan dia yang harus bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan pada putraku "

"Katakan dengan jelas Robin!!!????"

"Putraku sangat mencintai Zahra, dari kecil diam-diam putraku mengirimnya bunga tapi semenjak kedatangan teman prianya anakku di abaikan olehnya, surat yang di kirimkan putraku tidak pernah dia balas, hingg suatu hari saat Zahra menggoes sepedanya sebuah mobil ingin menabraknya namu putraku yang menolongnya dan akhirnya tubuh putraku yang menjadi korbannya, dia meninggal setelah mengalami koma " Brian hanya diam mendengarkan cerita dari Robin. dalam hati dia sangat berterima kasih pada putra Robin yang rela menyelamatkan Zahra.

"Ada satu fakta lagi dan aku nyakin kamu tidak akan ingin mendengarnya Brian "

"Katakan apa yang kamu tau, jika terbukti benar aku akan membebaskan putrimu "

"Omong kosong apa Brian, aku tidak yakin jika kamu akan membebaskan putriku "

"Ternyata kamu sangat tau aku seperti apa ???"

"Kamu sangat bodoh Brian!!!"

"katakan sekali sialan !!!"

"Ya kamu bodoh, bodoh tentang fakta siapa Zahra yang sebenarnya dan kamu hanya mendengarkan apa yang aku katakan hahahahaaaa!!!"

"Bukti yang Ben berikan padamu itu fakta sebenarnya, tapi kamu dengan bodohnya membuang bukti itu dan lebih memilih kata-kata yang aku buat untukmu " Brian mundur kebelakang mendengar fakta tentang Zahra membuat tubuhnya kembali lemah.