webnovel

Annasya

Nasya atau Annasya adalah seorang gadis muda yang harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. Dimulai dari kehidupan pernikahannya yang tak seindah cerita novel, berjuang untuk bangkit. Hingga bertahan dari semua kerasnya dunia. Kehidupan rumah tangga yang jauh dari kata romantis, harmonis apa lagi bahagia.

princess_LeeBin · 历史言情
分數不夠
7 Chs

5

Hari ini hari Sabtu, jadwal Nasya untuk pergi ke kampusnya, seperti hari biasanya Nasya bangun pagi-pagi dan menyiapkan segala perlengkapan dan tugasnya yang akan ia serahkan pada dosennya.

Tok..tok..tok...

" Nas...Nasya?" Ucap Bu Aisyah mengetuk pintu Nasya.

" Iya Bu, buka aja." Jawab Nasya sambil membereskan kamarnya.

Ceklek

Bu Aisyah membuka pintu kamar Nasya, " Sarapan dulu Nas?" Ucap Bu Aisyah.

" Iya Bu, sebentar lagi." Jawab Nasya ramah sambil merapihkan bantalnya.

" Ya udah, ibu tunggu ya?" Ucap Bu Aisyah lagi meninggalkan Nasya yang masih membereskan kamarnya.

Bu Aisyah kembali ke dapur dan menyiapkan makanan untuk anak dan suaminya. Pagi ini ayah Nasya sedikit santai, karena di tempat ayah bekerja setiap Sabtu dan Minggu juga libur. Jadi ayah Nasya bisa bersantai sejenak dan menikmati pagi harinya dengan di temani segelas teh hangat.

" Tumben sarapan roti?" Tanya Nasya yang melihat hanya ada roti dan selai saja di atas meja makannya.

" Iya, sekali-sekali." jawab Bu Aisyah yang ikut duduk menemani Nasya sarapan pagi ini.

" Ayah kemana Bu?" Tanya Nasya sambil mengolesi rotinya dengan selai strawberry favorit nya.

" Ayah lagi di depan sambil berjemur." Bu Aisyah dengan sabar menemani Nasya sarapan. Kegiatan yang tak pernah Bu Aisyah lewatkan sejak Nasya kecil.

Nasya mulai menikmati sarapannya pagi ini di tambah dengan segelas susu segar yang baru saja di sajikan Bu Aisyah untuknya. Setelah selesai sarapan Nasya menyusul ibu dan ayahnya yang duduk santai di halaman depan rumah mereka.

" Loh, belom berangkat Nas?" Tanya pak Rudi yang melihat Nasya masih bersantai memainkan ponselnya.

" Belom yah, nanti jam delapan baru berangkat." Jawab Nasya. pak Rudi hanya berOh saja menanggapi Nasya.

Saat sedang asik berselancar di media sosial tiba-tiba saja ada pesan masuk, Nasya pun hanya melihatnya acuh tanpa ingin melihat siapa yang mengiriminya pesan. Tak lama sebuah pesan kembali masuk kedalam ponselnya.

" Ish...ribet deh!" Gumam Nasya kesal. Nasya pun melihat pesannya terlebih dulu. Ada dua pesan yang muncul.

From: Salsa

Sya, jangan lupa kabarin gue ya nanti sore?!

Ternyata Salsa yang mengiriminya pesan. Nasya pun segera membalas pesannya.

sementara itu sebuah pesan lagi membuat Nasya hanya menatapnya saja.

From: +62

Pagi Nasya, kuliahnya yang semangat ya!!

Lagi-lagi pesan dari nomer yang sama, nomer yang tak di kenal.

Nasya diam sejenak menatap ponselnya.

Akhirnya Nasya pun menekan tombol panggilan untuk menghilangkan rasa penasarannya itu.

Tut...Tut...Tut...

Hanya suara sambungan telepon saja yang terdengar di ujung sana.

" Ishh...! Ga jelas banget!!" Gumam Nasya kesal menaruh ponselnya. Nasya pun bangkit dan masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian.

Setelah rapih dan siap berangkat ke kampus Nasya pun berpamitan pada Bu Aisyah dan pak Rudi. Setelah itu pun ia mengendarai motornya menuju kampus.

Nasya sudah sampai di parkiran kampusnya, ia berjalan menuju ruang kelasnya dengan sedikit terburu-buru.

" Nasya!!" " Pekik seseorang sambil melambaikan tangannya tersenyum ke arah Nasya. Nasya berhenti dan tersenyum pada Disha.

" Ayok, buruan masuk kelas." Ucap Disha saat sudah di samping Nasya dan mengapit lengannya. Nasya dan Disha pun masuk ke kelas bersama.

Setelah mengikuti beberapa kelas, di sini lah mereka berdua. Nasya dan Disha menghilangkan rasa lelah mereka setelah mengikuti kelas. Mereka nampak mengobrol santai sambil menikmati siomay dan es teh manis mereka. Ya, kantin kampus memang tempat mereka bersantai setelah mengikuti kelas.

" Sya, abis ini Lo mau kemana?" Tanya Disha.

" Hemm...gue mau balik aja, cape." Saut Nasya santai sambil menikmati siomaynya.

" Yah. Masa Lo langsung balik sih, jalan yuk?" Ajak Disha. Sebenarnya malam ini Nasya sudah punya janji dengan Salsa lebih dulu, jika membatalkannya rasanya jadi tidak enak pada Salsa. " Nasya!" Ucap Disha lagi melambaikan tangannya di wajah Nasya yang sedang melamun.

" Ah-eh...iya, Hem sebenernya malem ini gue udah ada janji.." Ucap Nasya.

" Sama siapa, Cowok Lo?" Tanya Disha penuh antusias menatap Nasya.

" Bukan dodol! Sama temen kerja gue." Jawab Nasya tersenyum getir.

Pacar? Hah, rasanya Nasya saat ini sedang menikmati waktunya terlebih dulu dan belum berniat untuk mencari pacar. Apa lagi pendamping hidup. Ayolah, umurnya masih sangat muda untuk memikirkan semua itu. Otaknya saja sudah penuh dengan kantor dan kampus dan membuat Nasya tak punya banyak waktu untuk memikirkan hal itu.

" Gue kirain sama cowok Lo!!" Jawab Disha dengan wajah jahilnya.

" Terus Dis, terus aja!" Saut Nasya kesal karena Disha menggodanya. " Eh iya, gimana kalo Lo ikut aja?" Tawar Nasya.

" Hemm....gimana ya?" Disha nampak ragu menjawab permintaan Nasya.

" Udah gak apa-apa, Salsa mah orangnya baik ko. Asik lagi." Ucap Nasya meyakinkan Disha.

" Oke deh!" Akhirnya Disha mengiyakan ajakan Nasya. Nasya pun. tersenyum lega ia bisa bersama-sama dengan Salsa dan Disha sekaligus.

" Bentar ya gue kabarin Salsa dulu?" Nasya mengeluarkan ponselnya dan mencari nomer Salsa.

Klik

" Hallo Sal!"Ucap Nasya saat Salsa menjawab panggilannya.

' Kenapa? Jadi kan nanti?' Salsa nampak antusias saat Nasya menghubunginya.

" Jadi ko, abis magrib aja ya, tapi..." Nasya menggantungkan ucapannya.

' Tapi apaan lagi??'

" Hemm...temen gue pengen ikut, gak apa-apa kan?"

' Yeh, gue kirain kenapa. Ya udah gak apa-apa.'

" Oke ya udah. Dah..."

Klik

Nasya pun memutuskan sambungan teleponnya dan menatap Disha yang terlihat antusias menunggu jawabannya.

" Gimana?" Tanya Disha tak sabar.

" Oke!" Nasya mengedipkan matanya.

" Ya udah nanti kita ketemuan aja langsung di sana ya?" Ucap Disha lagi.

Nasya hanya mengangguk sambil menguap siomay terakhirnya dan menyesap es teh manisnya untuk melancarkan tenggorokannya.

Setelah dari kantin kampus, Nasya dan Disha pun berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing dan bersiap untuk acara mereka nanti malam.

Nasya berjalan ke parkiran untuk menjemput motornya. " Akhirnya selesai juga!" Gumamnya memakai jaket.

Triiingg...

From: +62

Siang Nasya...jangan lupa makan ya:-)

Pesan tak di kenal lagi-lagi masuk dalam ponselnya, Nasya hanya diam acuh tak menggubris pesan itu. Nasya pun kembali bersiap untuk pulang. Setelah siap ia melajukan motornya keluar kampus menuju rumah.

Siang ini matahari bersinar dengan terik, membuat semua orang yang berada di jalan menjadi ingin beradu untuk mencari tempat teduh. Meski siang ini lalu lintas tak seramai biasanya, namun karena kampus Nasya dan rumahnya ada di kota, jadi tetap saja lalu lintas ramai.

Setelah berpanas-panasan akhirnya Nasya tiba di rumah dan langsung memarkirkan motornya.

" Assalamualaikum..." Ucap Nasya tak lupa saat masuk kedalam rumahnya. Rumahnya nampak sepi, mungkin karena ini sudah jam istirahat siang dan mungkin saja kedua orang tuanya sedang beristirahat.

" Kok sepi, pada kemana ya?" Gumam Nasya masuk kedalam dapur menuju kamar mandi. Nasya membersihkan tubuhnya terlebih dulu baru lah ia masuk kamar.

Nasya merebahkan tubuhnya di kasurnya yang terasa sangat nyaman sekali siang ini, setelah tadi berpanas-panasan di luar membuatnya sedikit lelah dan mengantuk.

Nasya mengeluarkan ponselnya, ia kembali menatap pesan yang sudah beberapa hari ini selalu hadir di ponselnya, mulai dari pagi hari hingga malam hari, mulai dari ucapan semangat hingga ucapan yang menurut Nasya biasa saja. Nasya nampak berpikir sebentar untuk memutuskan apa yang akan dia lakukan?

" Hem...siapa sih ini, sok misterius banget? Tapi...gue penasaran jadinya?!" Gumam Nasya. " Coba deh gue bales aja." Tandasnya lagi.

Akhirnya Nasya pun memilih untuk membalas pesan tak jelas itu.

To: +62

Siang juga, Dan terimakasih untuk ucapan semangatnya.

Balas Nasya akhirnya. Ya, setidaknya ia mengucapkan terimakasih untuk semua ucapan yang selalu di kirimkan untuknya.

.

.

.