Angkasa mengerutkan dahinya pertanda sedang berpikir keras. Sungguh, tak ada dalam rencana untuknya menemani ayah Rena bermain catur. Angkasa hanya berniat melihat permainan Reza dan ayah Rena. Tapi karena Reza berulang kali kalah, jadilah Angkasa yang di minta ayah Rena untuk menjadi lawannya.
Sulit, sangat sulit melawan orang yang lebih banyak pengalaman. Bahkan dengan kemampuan dan otak cemerlang yang dimilikinya, rasanya akan sangat sulit memenangkan permainan ini dengan cepat. Padahal Angkasa ingin segera menghampiri Lily dan memberinya kemarahan yang sudah tertahan.
"Kamu dekat ya?"
Angkasa menaikkan alisnya, tak mengerti. "Ya?"
"Kamu dekat sama anak perempuan yang satunya anakku?"
"Lily?"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者