webnovel

Angela the Alpha's Mate

Follow Instagram @sere_nity_lee untuk info novel terbaru Serenity Lee Juara 1 WPC 60 Indonesia #115 Female Lead-Alpha Warewolf Angela Wellington pada awal kehidupannya adalah gadis biasa yang cantik dan menyukai petualangan ke alam liar. Hampir penjuru dunia telah ia taklukan. Hingga pada satu keadaan, sesuatu memaksanya untuk masuk lebih jauh ke dalam Hutan Terlarang bersama pengawal yang selalu menemaninya. Saat itu bulan purnama. Angela Wellington mendengar raungan misterius yang menakutan sebelum sesuatu yang berwarna hitam dan sangat besar menyerang dirinya dan penjaganya. Penjaga Angela Wellington mati terbunuh, dan ketika makhluk besar hitam itu hendak menyerang Angela Wellington, sesuatu yang tidak kalah sangat besar dan cepat, datang mengalahkan makhluk besar hitam dengan satu kali serangan. Angela Wellington yang ketakutan tidak sadarkan diri dan terbangun di tangan seorang pria tampan dan rupawan yang mengatakan bahwa Angela Wellington adalah belahan jiwanya dan pria itu memiliki tugas untuk melindungi Angela Wellington. Siapakah sebenarnya pria yang telah menolong Angela Wellington? Dan makhluk apakah yang menyerang Angela Wellington dan penjaganya? Dan bagaimanakah kisah ini berakhir? Temukan jawabannya di dalam novel fantasi ini. MAMPIR JUGA KE CERITAKU YANG LAIN YA KAK: 1. Mendadak Menikah 2. ALISHA (PRETENDING) 3. Zarina the Abandoned CEO 4. Terpotek Cinta CEO Botak tapi Ganteng 5. Annethaxia Luo Putri Negeri Salju 6. Saat Kita Muda 7. Elegi Cinta Asha TERIMA KASIH

Serenity_Lee · 奇幻言情
分數不夠
10 Chs

008 Pertemuan Ke Tiga

"Carl, apa menurutmu Angie pelakunya?"

["Kalau menurutku, korban pertama mungkin saja. Karena Angie punya motif. Tapi untuk korban selanjutnya, aku rasa bukan Angie."]

Carl Wellington tidak ingin sembarang menyebut keponakannya sendiri sebagai palaku. Selama tidak ada bukti, Angela Wellington bersih.

["Awasi terus keponakan tersayangku, Di. Jangan sampai kecurigaanmu terbukti. Aku harap bukan Angie."]

Carl Wellington kemudian memutus sambungan telepon. Mengurut pelipisnya.

Carl Wellington memperhatikan buku catatan kecil yang ditinggalkan ayah Angela Wellington, sepupunya. Sepupu anehnya. Sudah sejak dahulu, Brad selalu menjadi sepupu aneh baginya. Semua keluarganya. Dan kini, kemungkinan besar, Angela Wellington akan mengikuti jejak sang ayah.

Tinggal beberapa pekan lagi Angela Wellington berulang tahun yang ke delapan belas. Bertepatan dengan Supermoon. Carl Wellington berharap tidak ada kejadian aneh saat bulan berada dalam posisi terdekatnya.

[Superbulan adalah istilah yang digunakan oleh para astrolog untuk menggambarkan keadaan bulan penuh ketika bulan berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi (apsis/perigee).]

[Istilah ini tidak diterima secara luas, terutama di kalangan ilmuwan. Secara spesifik, superbulan bisa merupakan bulan purnama atau bulan baru, yang jaraknya dengan bumi sekitar 10% atau kurang dari jarak lintasannya dengan bumi. Ketika fenomena ini terjadi, bulan tampak lebih besar dan lebih terang, meskipun perubahan jaraknya hanya beberapa kilometer. sumber: wikipedia.]

Hingga sore menjelang, Carl Wellington masih berkutat dengan buku catatan peninggalan Brad Wellington. Pasti ada pesan atau sesuatu di buku itu, dan Carl Wellington merasa berkewajiban mencari pesan yang ditinggalkan sepupu anehnya itu.

Carl Wellington merasa ada sesuatu yang terluput dari buku catatan Brad Wellington. Berulang kali meneliti tulisan tangan Brad Wellington. Tekanan saat menulis, goresan dan tarikan di beberapa titik.

Pada malam harinya, Carl Wellington mengingat sesuatu. Dahulu mereka suka bermain pesan tersembunyi. Dan untuk mengetahui pesan apa yang disembunyikan. Harus dilihat di bawah cahaya lilin.

Carl Wellington lantas mengambil sebuah lilin di laci dapurnya dan menyalakan sumbunya. Satu per satu setiap lembar halaman kertas di buku catatan itu Carl Wellington periksa di bawah cahaya lilin.

Hingga tiba di halaman yang mencantumkan tanggal lahir keponakannya. Pesan rahasia itu perlahan muncul. Bertuliskan kaligrafi dengan sangat jelas.

'Super Blood Wolf Moon'

Tangan Carl Wellington bergetar. Tidak mempercayai apa yang telah ditemukannya. Carl Wellington menjauhkan lembar halaman buku itu dari cahaya lilin. Sekejap, pesan itu kembali menghilang.

***

Universitas Victorian.

Masa orientasi mahasiswa baru, baru saja dimulai. Angela Wellington, Ivy Lane, Lilian Smith, dan Cara Jones sudah mendapatkan banyak tugas yang harus mereka kerjakan.

Meski tidak satu kelompok, mereka berempat tetap mengerjakannya bersama-sama. Begitu terus selanjutnya hingga masa orientasi mahasiswa baru berakhir, mereka kerap selalu bersama, sama seperti terdahulu, sejak mereka masih di pendidikan menengah pertama. Awal persahabatan di antara mereka dimulai.

Hari itu hari Rabu, mata kuliah pertama yang harus mereka hadiri baru saja berakhir. Seperti biasa, mereka akan berkumpul bersama di antara jeda mata kuliah berikutnya di sebuah taman di tengah-tengah universitas, tempat para mahasiswa biasa hang out.

Sekelompok pria tampan lewat di depan mereka dan salah satu dari mereka menyapa Angela Wellington. Angela Wellington tentu saja membalas sapaan pria itu.

Ketiga temannya, terutama Lilian Smith tidak melewatkan kesempatan itu. Bertanya banyak hal, siapa pria yang menyapanya, dan bagaimana Angela Wellington bisa berkenalan dengan pria tampan itu, dan pertanyaan yang tidak akan terlewatkan dari Lilian Smith–terkait pria tampan, bisakah Angela Wellington mengenalkan Lilian Smith kepada pada pria-pria tampan itu.

Pertanyaan terakhir membuat Cara Jones memutar matanya. Sementara Ivy Lane dan Lilian Smith menunggu jawaban Angela Wellington.

Distrik 8 termasuk kota kecil, hanya sekitar sepuluh ribu jiwa, sebesar enam persen dari seluruh penduduk Australia. Melihat wajah-wajah yang asing, tentu saja menjelaskan mereka bukan asli penduduk dari Distrik 8. Atau bahkan mereka bukan asli dari Australia. Perawakan Angela Wellington sendiri tidak seperti penduduk asli Distrik 8, meski ia lahir dan besar di Australia. Leluhurnya berasal dari Eropa dan Asia.

"Kau masih kuliah?" Pertanyaan yang pertama kali terlontar dari bibir Angela Wellington setelah membalas sapaan pria tampan di hadapannya. Alisnya terlihat terangkat.

Angela Wellington mengira pria tampan di hadapannya itu setidaknya berusia dua puluh lima tahun. Atau mungkin mereka sudah lulus kuliah, dan mengajar di Universitas Victorian?

Pria tampan yang menyapa Angela Wellington tersenyum. "Ya, tentu saja. Kami mahasiswa baru, sama seperti kalian."

"Dan, siapakah nama kalian?" Lilian Smith bersuara, tidak sabar menanti perkenalan di antara basa-basi Angela Wellington dengan pria tampan itu.

Tidak tahukah, naluri primal Lilian Smith meronta-ronta?

Pria tampan mengalihkan pandangannya dari Angela Wellington sesaat–melirik Lilian Smith, sebelum akhirnya kembali menatap Angela Wellington kembali, memperkenalkan diri dan teman-temannya.

Pria tampan yang mengenal Angela Wellington menyebut namanya Alarick Muller. Perawakan tinggi besar, tingginya sekitar seratus delapan puluh lima atau lebih. Berambut hitam pendek.

Fillan Sachsen, yang bertubuh paling kecil di antara yang lain, meski tingginya sekitar seratus enam puluh lima sentimeter. Rambut cokelat, cepak.

Lupin Loan, perawakan serupa Alarick Muller, hanya saja rambutnya berwarna cokelat dan ikal. Tinggi seratus tujuh puluh lima sentimeter.

Tama Ookami, satu-satunya pria tampan dari Asia. Tinggi seratus tujuh puluh sentimeter. Rambut hitam pendek.

Raff Woulfe, satu-satunya pria yang berambut merah. Tinggi seratus tujuh puluh lima sentimeter.

Bergantian, Angela Wellington mengenalkan diri dan teman-temannya, Ivy Lane, Lilian Smith, dan Cara Jones.

Lilian Smith yang paling terdepan untuk menjabat tangan semua pria-pria tampan itu, dengan mengerling genit.

"Ah, kalian di sini rupanya." Suara seorang wanita membuat acara perkenalan teralihkan. Semua pasang mata menatap ke arah sumber suara.

Wanita muda, seumuran Angela Wellington, wajah tipe Asia tampak berlari kecil, mendekat.

Alarick Muller memperkenalkan wanita muda itu sebagai adik kembar Tama Ookami, Tami Ookami. Mereka terlahir kembar berpasangan dengan garis wajah yang serupa, kecuali rahang dan dagu.

Rahang milik Tama Ookami tempak lebih tegas, dan dagu Tami Ookami lebih lancip dibanding kembarannya. Namun, potongan rambut yang sama model, ditambah postur dan tinggi badan yang sama. Cara berpakaian yang serupa–jaket dan celana kulit hitam, sekilas bisa mengecoh orang lain, bahwa mereka seperti kembar identik.

"Kalian berdua kembar?" Lilian Smith tampak terperangah, tidak mempercayai penglihatannya. Bahwa Tama Ookami yang tampan–versi pria Asia, memiliki kembaran wanita cantik yang mirip.

"Kau seperti Tama Ookami versi wanita, kau tahu?" Lilian Smith menatap bergantian dari Tami Ookami ke Tama Ookami, tanpa berkedip. Membuat dua marga Ookami tertawa mendengar ucapan Lilian Smith yang seperti lelucon itu.